"Bertahanlah, aku yakin kita akan segera menemukan pemukiman." Seredon memegangi tubuh Wedden yang masih lemah.
Suara lngkingan makhluk sihir tidak lagi terdengar, namun gerimis mulai membasahi wilayah yang hendak mereka tuju.
"Jika alam berpihak pada kita, kurasa kita akan tiba di perbatasan Barat dan Utara," imbuhnya lagi.
Nampak seperti pria dewasa, bocah itu sama sekali tidak lagi memikirkan rasa takutnya. Dia menunggangi kuda sambil memegangi tubuh Wedden dengan pandangan fokus ke depan.
"Hey, bisakah kau berhenti sebentar!" erang Wedden yang merasa sakit dengan posisi tubuhnya yang tengkurap.
Ser terkejut dengan suara itu, segera saja dia menghentikan kuda dan menepi ke tempat yang sedikit lindung.
"Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja?" Seredon sangat antusias. Dia membantu Wedden untuk membenarkan duduknya.
"Kurasa aku tertidur," sahut Wedden. Dia menarik napas panjang, lalu memperhatikan sekitar.