Keesokan harinya, karena berita yang begitu besar kemarin membuat Yerin mendapatkan kabar di liburkan sementara waktu, hal itu di ketahui oleh Joon. Joon segera datang kerumah Yerin tanpa sepengetahuan Yerin.
Tok... Tok.... Tok....
"Ya..." Sahut Yerin dari dalam rumah yang masih menggunakan piyama karena dia tidak berangkat bekerja.
JEGLEK....
Yerin membuka pintu dan melihat Joon berdiri dengan pakaian rapi di depan pintu.
"A-ada apa?" tanya Yerin yang gugup karena Joon datang tiba-tiba dan dia dalam keadaan masih berantakan.
"Bersiaplah," jawab Joon dengan singkat tanpa menjelaskan apapun.
"Mau kemana?" tanya Yerin yang masih tidak mengerti maksut Joon.
"Surprise!"
Yerin tersipu malu, pipinya merah. Dan dia meminta Joon menunggu di ruang tamu.
"baiklah, tunggulah sebentar."
Yerin dengan salah tingkah, hingga kebingungan memilih baju yang tepat untuknya bahkan dia sempat berganti baju beberapa kali. Bercermin kesana kemari, berputar di depan cermin. Menata rambutnya sedemikian rupa. namun dia lepas lagi dan memilih di gerai. Sesaat kemudian dia tidak percaya diri dan memilih menguncir rambutnya. Begitu seterusnya hingga memakan waktu tiga puluh menit.
"Yerin, kamu jangan terlalu senang. Nanti kalau tidak sesuai ekspektasi mu kamu sakit hati," gumam lirih Yerin pada dirinya sendiri.
Yerin mulai menemui Joon yang telah menunggunya.
"Sudah?" tanya Joon saat melihat Yerin turun dari tangga. Bahkan dia mencoba menguasai dirinya agar tidak terlihat menatap Yerin berlebihan. Joon takut akan tersinggung jika dirinya menatap tajam ke arah Yerin.
"Iya," jawab Yerin yang masih tertunduk.
"Yuk," ajak Joon dengan menarik tangan Yerin.
"Joon, bisa katakan dulu kita mau kemana?" Yerin menahan langkah kakinya dan ingin memastikan kepergian mereka.
"Tenang saja, ini akan membuatmu bahagia." Joon mengusap poni milik Yerin. Dan itu membuat Yerin tersipu untuk memilih diam.
Joon mulai menginjak pedal gas dan menuju Sky entertainment. selama perjalanan yerin menanyakan keadaan ketiga member lain.
"Aku yakin kalian kuat menghadapi kesulitan-kesulitan ini," ucap Yerin dengan menepuk bahu Joon. Dan dengan sigap Joon meraih tangan Yerin dan menggenggamnya selama perjalanan.
Dan tak butuh waktu lama mereka berdua sampai di kantor management BS group.
"Kenapa kita kesini?" tanya Yerin.
"Ikut saja," jawab Joon dengan menarik Yerin.
Joon mengajak Yerin memasuki sebuah ruangan dan terlihat beberapa orang sudah menunggunya.
"Kalian sudah sampai," ucap salah satu pria yang masih Yerin ingat.
"itu manager BS," batin Yerin.
"Duduklah," bisik Joon pada Yerin setelah menarik kursi untuk Yerin.
"Terima kasih," ucap Yerin.
"Bagaimana dengan Yang saya bicarakan kemarin?" tanya Joon.
"Apa hak itu tidak membuat Yerin merasa kesusahan jika mengahadapi pada fans di luar sana, karena sebelumnya sudah ada berita tentang kalian." tiba-tiba manager itu menanyakan hal serius dan Yerin mulai gemetar.
"Aku akan menjamin gosip itu akan segera tergeser dengan berita lain. Lagian karena kesalahanku dia harus kehilangan pekerjaannya."
"Hemm, baiklah. Kita lihat kedepannya jika membuat dampak buruk akan kita berhentikan."
"Maaf, ini yang di bahas apa?" tanya Yerin dengan menyela di antara pembicaraan mereka.
"Kamu di rekomendasikan untuk bekerja di sini," ucap manager itu.
"Ha?" Yerin terkejut dan menoleh ke arah Joon. Dan Joon hanya menarik kedua alisnya.
"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Yerin.
"Nanti akan kami beritahukan," salah satu pria menjawab pertanyaan Yerin.
"Tapi saya hanya berhenti sementara dari pekerjaan saya sebelumnya. Jadi jika memang saya tidak layak saya tidak apa-apa kok harus istirahat Bekerja untuk sementara waktu sembari menunggu panggilan dari tempat kerja lama saya." Yerin merasa tidak enak jika mereka menerimanya karena kasihan atau karena Joon.
"Tidak apa-apa. Jika memang kamu tidak layak atau tetap memilih bekerja di tempat lama kita akan berhentikan saat itu juga." Manager itu menjelaskan dengan nada tenang.
"Baiklah," yerin mengalah saat melihat kode dari mata Joon.
"Kalau begitu kami pamit, besok Yerin akan segera mulai bekerja." Joon mengandeng tangan Yerin.
Sesampainya di mobil Yerin melepaskan gandengan tangan Joon. "Kenapa kamu tidak bilang dulu?"
"Apa?"
"Masalah ini!" Yerin melipat kedua tangannya.
"Aku membuat mu lebih dekat denganku. Dan aku tahu kamu tidak ingin melewati hari mu tanpa bekerja."
"Sok tahu," pangkas Yerin.
"Sudahlah, nikmati saja waktunya kita akan sering bertemu."
Yerin menutupi senyumnya. Di lain sisi dia sangat senang.
Trrrt... Trrrtt ....
Ponsel Yerin bergetar dan tertulis nama Shima di layar ponselnya.
"Aku angkat telepon dulu," pamit Yerin.
"He.em" Joon mengangguk.
"Hallo," ucap Yerin pada Shima.
"Yerin, kenapa kamu tidak di rumah, bukannya kamu hari ini tidak Bekerja?" tanya Shima dengan lantang.
"Iya, aku lagi di luar. Kamu dimana?"
"Aku di rumahmu. Kamu di mana dengan siapa? Tidak biasanya kamu keluar?" Shima mencecar yerin dengan berbagai pertanyaan.
"Aku pulang, tunggulah."
"Hem," dan Yerin mengakhiri panggilan tersebut.
"Bisakah antarkan aku pulang?" tanya Yerin.
"Hemm.." lagi-lagi Joon hanya mengangguk.
Sepanjang perjalanan Joon mencuri pandangan ke arah Yerin. Dan Yerinpun merasakan hal itu. Dia memilih memalingkan wajahnya ke arah jalan raya karena dia tidak bisa menyembunyikan rasa malunya. Saat mulai memasuki area perumahannya Yerin meminta Joon berhenti agak jauh dari rumahnya.
"Jangan berhenti di depan rumah, aku tidak tahu harus bilang apa pada temanku jika dia melihat mu."
"Bilang saja pulang bersama dengan pacar mu."
Yerin tersipu malu. "Terima kasih untuk hari ini," Yerin berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Aku tidak di tawarin mampir?" goda Joon.
"Lain kali ya, maaf banget."
"Aku hanya becanda," kata Joon.
Mobil berhenti beberapa meter dari gerbang rumah Yerin. Dan saat Yerin hendak keluar tangannya di tarik oleh Joon.
"Rin," panggil Joon
"Ya," sahut Yerin dan menoleh ke arah Joon.
"Kamu hari ini terlihat cantik," ucap Joon. Dan Yerin lagi-lagi tersipu dengan pipi memerah dia melepaskan tangan Joon dan keluar dari mobil Joon.
"Hati-hati," ucap Yerin pada Joon dan melambaikan tangannya kepada Joon.
Setelah memastikan Joon benar-benar pergi Yerin mulai berjalan ke arah rumahnya. Dan Shima yang melihat hal itu terkejut kenapa Yerin berjalan kaki.
"Rin, Lo kenapa jalan kaki?" tanya Shima.
"Ya nggak apa-apa, tadi di antar sampai sana." Jawab Yerin dengan membuka kunci pintu rumahnya.
"Siapa? Laki-laki atau perempuan? Nggak tanggung jawab tuh." Shima masih mengoceh sampai ke kamar Yerin.
"Diamlah, aku yang meminta dia berhenti agak jauh karena tadi ada anak kecil bermain di depan," ucap Yerin untuk menutupi Joon.
"Oh iya, kamu kenapa bisa masuk berita sih, Rin?" Shima beralih ke topik yang menjadi alasannya datang kerumah Yerin.
"Nggak sengaja itu," jawab Yerin dengan santai.
"Aku curiga sesuatu." Shima menatap aneh ke arah Yerin.
"Pasti ada rahasia!" Shima meraih ponsel Yerin dan membuat Yerin seketika panik.
"Jangaaan....." teriak Yerin.