Tiga bulan kemudian.
Yerin di pertemukan dengan Bobby tanpa sengaja. Kali ini Bobby mengisi sebuah acara talk show sendiri tanpa member lain.
Tapi kini berbeda, Yerin sudah tidak memiliki hubungan dengan Joon. Bahkan ia mulai melupakan Joon. Walaupun ia masih menjadi fans mereka. Yerin menjadi sadar diri dan tidak ingin berharap lebih dari kedekatannya dengan idola mereka.
"Hi Rin," panggil orang yang tiba-tiba muncul di belakang Yerin.
"Eh, hai." Yerin terkejut tiba-tiba ada bobby di belakangnya.
Yerin yang awalnya sangat ingin bertemu dengan personil BBS kini merasa sangat kecewa dengan perlakuan Joon.
"Rin," panggil Bobby yang melihat Yerin seakan menghindar.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Yerin yang bersikap profesional.
"Tidak, aku hanya ingin ngobrol sebentar denganmu," jawab Bobby yang duduk di samping Yerin.
"Maaf, saya sedang sibuk. Bukankah kamu tahu sebentar lagi shooting akan mulai!" Yerin melanjutkan tugasnya dengan merapikan beberapa peralatan yang akan di pergunakan shooting.
"Oke, aku tidak mau shooting jika kamu tidak mau menemaniku berbicara." Bobby melipat tangannya seakan mengancam.
"Tolong lah," ucap Yerin dengan tatapan kesal.
"Tolong lah." Bobby mengikuti cara bicara yerin.
Yerin yang melihat tingkah bobby hanya tertawa malu.
Bobby tahu hubungan antara Joon dan yerin tidak baik. ia pun mencoba menggantikan posisi Joon pada hati Joon, bahkan Bobby tau bahwa ein menganggap Joon lebih dari idola.
Dari sisa waktu sebelum acara shooting di mulai Bobby meminta nomor erin. walaupun ia sebenarnya sudah memiliki nomor Yerin, hanya saja Bobby mengangap tidak sempurna jika tidak mendapatkan nomor yerin tidak dari yerin sendiri.
"Terima kasih," ucap Bobby sebelum meninggalkan Yerin sendiri dan kembali ke ruangannya sendiri.
***
Setelah pulang dari studio, Yerin menerima panggilan masuk. Ia tidak segera menjawab panggilan tersebut.
"Trrrt..... Trrrtt" Yerin yang sedang mandi mendengar suara getaran dari ponselnya yang berada di atas meja. Saat ia membasuh mukanya ia teringat akan pertama kali Joon menelponnya.
"Aku yakin orang yang tidak punya pekerjaan," batin Yerin.
Hingga Yerin selesai mandi dan ganti baju ponsel Yerin kembali berdering.
"Astaga," keluh Yerin dengan kesal mengambil ponselnya dan menjawab panggilan tersebut.
"Hallo," ucap Yerin dengan kesal. namun tida mendapat jawaban dari sang penelepon.
"kau kurang kerjaan atau bagaimana?" tanya Yerin dengan karena tak mendengar jawaban dari sang penelepon hanya mendengar suara nafas saja.
segera Yerin menekan tombol merah pada layar ponselnya dan meletakkan kembali di meja kecil itu. sambil ngedumel lirih kembali mengeringkan rambutnya.
"Kenapa aku di pertemukan dengan orang-orang yang tidak jelas daam hidup ini!"
Belum Yerin duduk ponselnya kembali bergetar, kali ini Yerin membiarkan ponselnya berdering hingga selesai. dam kembali berdering untuk yang kedua kalinya. dan Yerin sudah kesal dengan suara ponselnya ia berdiri segera menolak panggilan tersebut namun baru saja berbaik badan ponselnya kembali bergetar.
"Hallo, jika anda tida punya pekerjaan tolong jangan ganggu saya. ini sudah malam waktunya saya istirahat," ucap yerin dengan nada tinggi.
"Hallo" sahut seseorang dari ujung telepon dengan suara berat dan khas.
"Ya, anda siapa?" tanya Yerin.
"Apa kau benar-benar tidak kenal dengan suara ku?" tanya baik penelepon itu.
"Apa anda begitu penting sehingga saya harus menghafalkan suara anda?"
"Aku kira semua fans kami akan kenal suara kami," ucap penelepon itu
Mendengar perkataan dari orang penelepon seketika diam tanpa berkata sepatah kata pun. Yang terlintas pada pikiran yang pertama kali adalah Joon. Namun dia setelah sadar bahwa tidak mungkin Joon menghubungi lagi.
"Apakah kamu mengira aku adalah Joon?" tanya Bobby yang mengerti arti diamnya seorang Yerin.
"Em.. tidak," jawab Yerin dengan cepat untuk menutupi kebenarannya.
"Lalu?"
"Apa?"
"Aku siapa?" Tanya babi untuk mengetes apakah Yerin sudah mengetahui dirinya atau belum.
"Bobby," jawab Yerin dengan perlahan.
"Ah.... Ternyata kamu sudah tahu." Bobby sangat bahagia ketika Yerin tahu bahwa dirinya yang menelepon.
"Iya," sahut singkat Yerin.
"Dari mana kamu tahu?" tanya Bobby.
"Aku teringat kalau kamu minta nomor hpkuu tadi siang," jawab Yerin.
Di sisi lain Bobby sangat bahagia karena Yerin tidak menutup teleponnya setelah tahu bahwa dirinya yang menelepon. Malam itu Bobby tidak menyebut tentang joon sama sekali karena ia tidak ingin usaha pertamanya untuk dekat dengan Yerin hancur karena yerin akan sedih jika membahas tentang Joon.
Begitu pula dengan yerin, ia tidak sama sekali menanyakan tentang kabar Joon. Karena ia tidak ingin bayang-bayang masa lalu atau harapannya yang terlalu tinggi membuatnya sedih kembali. Yerin menganggap Bobby seperti ideologi yang saya tidak berharap lebih lagi. Karena ia tidak ingin seperti kejadian saat bersama Joon terulang lagi.
Tiga jam berlalu, Yerin dan Bobby mereka menghabiskan waktu 3 jam untuk berbincang-bincang melalui telepon.
"Apakah kamu sudah mengantuk?" tanya Bobby yang melihat jam di dindingnya menunjukkan pukul satu malam.
"Belum," jawab yerin seakan enggan untuk mengakhiri percakapan malam itu.
"Bagaimana denganmu?" tanya Yerin kepada Bobby.
"Aku sudah terbiasa dengan dunia malam," jawab Bobby dengan bangga.
"Ah, aku lupa kalau kalian artis." Yerin mulai tanpa canggung membalas guyonan Bobby.
Bobby menaruh hati ketika Joon membawa Yerin ke rumah mereka. Namun ia menghargai Joon sebagai rekan kerja. Dan sudah di anggap seperti saudara sendiri. Namun karena mengerti hubungan antara yerin dan Joon, Bobby mencoba mendekati Yerin untuk mengisi kekosongan arti Yerin. Sudah bersama joon bertahun-tahun mengerti akan karakter Joon dalam percintaannya.
Ketika Bobby mengetahui akan kerenggangan hubungan antara Joon dan Yerin, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Begitu pula dengan yerin ia memang kecewa dengan sikap Joon. Dan dia tidak menolak kehadiran bobby.
Jam menunjukkan pukul 2:00 dini hari. Dan Yerin sudah beberapa kali menguap. Bobby yang mendengar itu meminta Yerin untuk tidur. Yerin pun mengakhiri panggilan malam itu, karena memang matanya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
'tut .. ' suara dari ponsel Bobby, yang menandakan bahwa panggilan mereka telah berakhir. Bobby segera masuk ke dalam kamar dan tidur.
Ia sudah menahan ngantuk sejak tadi, namun ia enggan mengakhiri panggilan dengan Yerin. Sebelum Bobby memejam kan matanya, ia mengusap sebuah foto yang ia ambil secara diam-diam tadi siang. Ya. Itu adalah foto Yerin.
"Good night," ucap Bobby pada foto Yerin. Ia segera meletakan ponsel nya dan mulai tertidur.
*Hai hai. Terima kasih yang sudah berkenan membaca buku ini, em.... Author mau bagi-bagi hadiah nih. Kira-kira mau hadiah pulsa atau uang tunai ( nggak banyak loh ya.) Kasih saran kalian di kolom komentar ya.
Happy reading all. Sayang kalian banyak-banyak.