Sekian lama menunggu Nada namun Ibunya mertuanya tidak bisa lebih lama lagi. Beliau pulang. Rahman masuk mengecup kening Nada lalu berbaring di sofa.
Dan di malam yang dingin saat menggigil menyerang tubuh, membekukan badan menyerikan tulang-tulang. Malam ini sangat sahdu, rasa dingin membuat dua insan ini tak bisa tidur.
Rahman dan Farhan dengan suara berisiknya keduanya mengigil.
"Hiks, Ini sangat dingin ..." Keluh Rahman menggeget gigi, walau sudah memakai selimut tebal ia masih merasa dingin ya mungkin karna hati yang merana.
"Katanya akan turun hujan angin Mas." ujar Farhan, tetap santai. Farhan duduk melihat kaki Rahman yang memerah seperti merah jambu.
"A ..." tahan Rahman.
Farhan menarik kaki Rahman dengan pelan, menumpangkan di pahanya, Rahman melihat Farhan, ia memijat kaki Rahman, jari-jarinya sangat lihai dengan pelan Farhan memijit kaki Rahman.
"Sudah dik, kamu membuatku canggung." tolak Rahman, Rahman berdiri dan membenarkan selimut Nada.