Chereads / "Jejak langkah sang musafir" / Chapter 2 - Asmaraloka

Chapter 2 - Asmaraloka

Perjalanan karir ku akan segera dimulai. Aku akan segera berangkat ke Indonesia. Sebelum berangkat, Ayah dan ibuku berpesan "Nak, engkau tahu bahwa berat rasanya bagi kami membiarkanmu pergi jauh sendiri. Ayah dan ibu tidak punya pilihan lain selain melihatmu meraih kesuksesan. Ingatlah nak bahwa doa ayah dan ibu selalu menyertaimu bagaimana pun keadaannya. Ingatlah tiga prinsip hidup nak, jika engkau melakukannya niscaya engkau akan baik-baik saja. Pertama, jangan pernah melupakan darimana engkau berasal, apapun yang terjadi engkau tetaplah anak ayah dan ibu, engkau tetaplah bagian dari keluarga ini. Kedua, jangan pernah meninggalkan tuhan, sebab, dimana pun engkau berada, satu-satunya yang mampu untuk menolong mu adalah tuhan. Ketiga, jangan pernah merendahkan orang lain, engkau akan menyakiti hati orang tersebut. Keempat, jangan menjadi orang yang menjatuhkan orang lain karena itu akan menimbulkan permusuhan dan akan membuat orang lain terbebani. Kemudian yang paling terakhir dan yang paling penting, percayalah bahwa kamu bisa, yakinlah terhadap dirimu sendiri, ketahuilah nak, kekuatan terbesar bukan berasal dari luar, melainkan berasal dari diri sendiri."

Malam itu rasanya sangat hangat, untuk pertama kalinya lg sejak aku kecil, aku merasa menjadi seorang anak yang sangat di manja dan di sayang, kasih sayang orang tua ku tak pernah luntur. Bahkan ketika aku sedang bandel, aku masih tetap menerima kasi sayang itu. Sungguh, betapa bahagianya aku.

Malam hari sebelum berangkat, aku begadang hingga pukul tiga pagi. Bukan tanpa melakukan apa-apa. Malam itu ku habiskan waktuku menatap wajah ayah dan ibuku yang sedang tertidur, dalam hatiku muncul tekad untuk menjadi anak yang berguna sembari berdoa agar ayah dan ibuku tetap sehat agar melihat anak tertuanya ini meraih kesuksesan dan membahagiakannya.

Kini tibalah saatnya untuk pergi. Aku tak mampu berkata dan hanya berjalan sambil sesekali berbalik kearah mereka hanya untuk memberi senyuman, dalam hatiku menangis. Rasanya berat untuk meninggalkan mereka yang aku cintai.

Aku tahu kesedihan yang kami rasakan sama. Aku tahu berat bagiku begitu pula dengan mereka, bahkan adik-adik ku yang dari kejauhan ku lihat meneteskan air mata. Kakak hanya pergi sebentar dek, tenang saja, kakak mampu menjaga diri, jagalah ayah dan ibu agar tetap sehat, yakinkan bahwa kakakmu ini tidak akan mengecewakan kalian.