"Nggak sengaja yang gue maksud itu bunyinya doang, Ege!"
Bima terus menghadang Andra yang ingin merebut ponselnya. Sebelah tangan Bima juga terus aktif menekan-nekan layar ponselnya.
"Ya kalo emang bukan motret sembarangan, harusnya lo kasih aja hape lo ke gue." Andra masih tak mau kalah.
Bima mendesis kesal dan langsung mendorong kuat kepala Andra, hingga sang adik terhempas kembali ke sofa.
"Nih!" Bima melempar ponselnya pada Andra.
Tanpa berujar apa pun dan hanya menatap tajam sang kakak, Andra membuka ponsel tersebut. Rupanya benar apa yang dikatakan Bima, ia hanya mengirim gambar ke Angga kalau Bima berada di rumah. Itu pun hanya setengah dari gambar sofa rumah dan juga meja kecil di depannya.
Laras yang masih sedikit tertegun itu pun hanya bisa diam, melihat setiap apa yang dilakukan oleh dua bersaudara tersebut.