ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 3
"Aku ingin memperbaiki kesalahanku di masa lalu. Ayah, maaf. Dulu aku lebih memilih perasaan bodohku dibanding dirimu."
Perusahaan Kay Group.
Keluarga Kay, adalah salah satu keluarga pebisnis terkenal di kota Zeno. Ini sudah berlangsung selama beberapa generasi.
Sebelumnya, kakek dari Calista Kay memiliki perjanjian pernikahan dengan keluarga kerajaan Niels. Itu sebabnya, Calista Kay dan Keandre Niels sudah ditunangkan sedari mereka kecil.
Karena sejak kecil Calista selalu keras kepala, wanita ini selalu saja marah jika membicarakan pertunangannya bersama Keandre Niels.
Terlalu banyak kesalahan Calista di masa lalu. Kini ia berharap bisa memperbaikinya satu persatu.
Di gedung besar perusahaan Kay Group.
Calista Kay akhirnya sampai di kantor tempat Ayahnya bekerja. Ayahnya adalah presdir utama dari Kay Group saat ini, John Kay.
Dengan ditemani oleh Gino, pengawal yang diberi perintah oleh Keandre mengawasi Calista, mereka mulai menyusuri gedung Kay Group dan menuju ruang kerja John Kay.
"Selamat siang nona Kay."
"Selamat datang nona Kay."
Sambutan dari para pegawai yang mengenali Calista sebagai anak dari pemilik perusahaan, satu persatu mereka membungkuk hormat.
Di ruang kerja John Kay.
Tok tok….
"Presdir, maaf. Ada nona Kay, dia ingin menemui anda," ujar sekretaris John Kay.
"Calista?"
Pria yang duduk di kursi kerja kebesarannya itu, menghentikan aktivitasnya yang sedang fokus di depan layar laptopnya.
"Biarkan dia masuk," perintah John Kay kepada sekretarisnya.
"Baik presdir."
Sekretaris dari presdir Kay Group itu berjalan keluar untuk mempersilahkan tamu untuk masuk ruangan.
"Kenapa Calista datang ke sini? Apa dia mencoba untuk kabur setelah pernikahannya?" rasa curiga dalam diri John Kay pada putrinya sendiri.
"Hai Ayah!" Calista langsung menyapa Ayahnya saat tiba di ruang kerjanya.
"Kenapa kau datang ke sini? Jangan katakan padaku, kau ingin berusaha untuk pisah dari tuan muda Niels setelah kalian menikah kemarin!" ujar Ayahnya Calista.
John Kay menatap curiga karena kedatangan putrinya itu. Ia tidak ingin mendengar lagi keluhan tentang perjodohan Calista dengan Keandre Niels.
"Tidak! Tentu saja tidak!" Calista langsung membantah kecurigaan Ayahnya itu.
"Aku datang hanya ingin bertemu denganmu. Dan juga sekaligus membicarakan hal lain," kata Calista.
Wanita berambut hitam itu berdiri di seberang tempat duduk John Kay. Meja kerja menjadi penghalang jarak mereka berdua.
"Lalu, apa tujuanmu datang ke sini?" tanya John.
"Aku, sebenarnya aku ingin meminta maaf padamu. Walaupun ini terlambat, tapi lebih baik daripada tidak sama sekali," ungkap Calista sambil menunduk.
"Maaf. Aku selalu bersikap keras kepala dan selalu marah padamu Ayah. Sikapku selama ini tidak baik padamu, kau pasti selalu merasa jengkel menghadapiku."
Tanpa terasa, mata Calista mulai berkaca-kaca. Air mata sebentar lagi akan jatuh mendarat di pipi mulusnya itu.
"Aku, aku selalu tidak pernah mendengarkan nasihat dan perkataanmu. Bisakah kau memaafkanku Ayah? Hiks…"
Akhirnya beberapa tetes air mata jatuh di pipi. Ini menjadi tanda ketulusan dalam lubuk hati Calista dalam permintaan maafnya itu.
"Dulu karena pria itu, aku selalu menjauh darimu. Aku tidak ingin kesalahan itu terulang kembali." Calista mengingat kembali masa lalu bodohnya.
Hiks…
Wanita berwajah sangat ayu itu menyeka air mata yang ternyata terus mengalir dari matanya. Kesalahan yang terlalu banyak ia lakukan dulu, berharap ada kesempatan untuk diperbaiki sekarang.
"Calista…"
John langsung berdiri dan berjalan mendekat pada putrinya yang sedang menangis itu.
"Calista, ada apa denganmu sayang? Jangan menangis seperti ini, oke?"
Pria yang sudah mulai lanjut usia itu begitu mencemaskan keadaan putrinya yang menangis meminta maaf padanya.
"Ayah hiks, aku minta maaf. Bisakah Ayah memaafkanku atas kesalahan yang telah kulakukan selama ini? Hiks," ujar Calista sambil terisak.
"Tentu saja putriku, aku memaafkanmu. Jangan menangis lagi, oke?" John menyentuh pipi Calista dan menyeka air mata yang mengalir di pipinya putrinya itu.
"Ada apa dengannya? Apa dia sedang diancam? Atau memang terjadi sesuatu pada putriku ini?" dalam benak John.
Hiks…
"Sudah ya sayang, berhenti menangis seperti ini. Kecantikan putriku ini akan hilang jika menangis," kata John.
Pria itu berusaha untuk menghentikan tangisan dari putrinya tersebut.
Sambil memeluk, John juga menepuk-nepuk pelan bahu putrinya. John Kay berusaha membuat putrinya itu untuk tenang.
"Ayah…"
Calista melepaskan pelukannya.
"Mulai sekarang, aku ingin hidup bahagia bersama Keandre. Aku berjanji tidak akan menyulitkanmu lagi di masa depan," ungkap Calista.
"Benarkah? Itu bagus sayangku. Ayah harap kau bisa memenuhi tanggung jawabmu sebagai nyonya Niels di masa depan," kata John.
Walau tak percaya ada perubahan apa pada putrinya itu, John berusaha untuk yakin dengan perkataan Calista.
"Iya Ayah. Aku ingin menjadi istri yang baik untuk Keandre." Calista tersenyum manis pada Ayahnya.
"Oh iya, aku ingin menanyakan sesuatu padamu Ayah." Calista akhirnya mengingat tujuan utama menemui Ayahnya itu.
"Katakan padaku Ayah, Ayah menyembunyikan penyakit Ayah dariku, kan?" tanya Calista.
"Tunggu? Dari mana kau bisa tahu kalau tentang penyakitku?"
John begitu terkejut. Selama ini dia selalu berusaha menutupi penyakitnya kepada putrinya sendiri.
Pria ini tidak ingin membuat putrinya mencemaskan tentang penyakit yang dialaminya selama ini.
"Kau tidak bisa menutupi itu selamanya dariku, Ayah!" terdengar sedikit nada kesal dari Calista.
"Di kehidupanku sebelumnya, aku tidak tahu kalau Ayah selama ini mengidap Hipertiroidisme. Karena menjalani pengobatan terlambat, Ayah meninggal beberapa bulan setelah aku resmi menikah dengan Keandre," dalam pikiran Calista.
"Aku ingin Ayah menemaniku lebih lama. Aku tidak akan melihat kau meninggal di depan mataku lagi," harapan besar dalam hati Calista.
"Ayah, kau harus menjalani pengobatan untuk Hipertiroidisme yang kau derita sekarang. Aku akan mencari dokter terbaik untuk mengobatimu," ujar Calista sambil menggenggam erat tangan Ayahnya.
"Calista, apa kau takut setelah tahu tentang penyakitku? Tenanglah sayang." John membelai rambut Calista.
Sebenarnya dalam diri Calista memang takut akan kehilangan sosok Ayah dalam hidupnya. Tapi ini adalah kesempatan kedua dalam hidupnya. Wanita ini ingin memperbaiki kesalahannya di kehidupan lalu.
"Ayah, aku akan mencarikan dokter terbaik untukmu. Tolong izinkan aku, ya?" mohon Calista.
John begitu tersentuh dengan permohonan putrinya itu. Calista terlihat sangat terlihat peduli padanya. Ini jarang terjadi sebenarnya.
"Ha… baiklah sayang. Jika itu membuatmu tenang, maka terserah kau saja," kata John.
Dia menyetujui permohonan Calista untuk mencarikan dokter terbaik bagi penyakitnya itu.
***
Di dalam kastil Keandre Niels.
"Apa Keandre ada di sini?"
Calista bertanya kepada salah satu pelayan mengenai keberadaan suaminya itu.
"Iya nona. Tuan muda ada di ruang kerjanya," jawab pelayan itu.
"Baik, terima kasih."
Calista yang baru saja sampai di dalam kastil, setelah mengetahui apa yang ingin dicari, wanita itu langsung bergegas pergi menuju tempat tujuan.
Penasaran kelanjutannya?
Bca juga bab selanjutnya ya.