Chereads / ISTRI TUAN MUDA NIELS / Chapter 4 - BAB 4

Chapter 4 - BAB 4

ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 4.

Setelah sampai di kastil, Calista langsung mencari keberadaan suaminya itu.

Kini Calista melangkah menuju ruang kerja Keandre menurut arahan dari salah satu pelayan kastil ini.

Tok tok…

"Keandre, apa kau ada di dalam?"

Dengan sedikit ketukan pintu, Calista juga berteriak memanggil-manggil nama suaminya itu.

Kriet….

Pintu terbuka dari dalam. Leon si asisten pribadi Keandre Niels yang membukakan pintu itu.

"Nona, silahkan masuk. Tuan muda ada di dalam," ujar Leon sambil mempersilahkan Calista untuk masuk ke ruang kerja bosnya itu.

Calista langsung melangkah dan memasuki ruang kerja Keandre yang ada di dalam kastil.

"Keandre, aku ingin meminta bantuanmu tentang sesuatu," kata Calista setelah melihat suaminya yang sedang duduk menatap ke arah luar.

Keandre Niels memang tengah berada di depan jendela kaca besar yang ada di dalam ruang kerjanya itu.

Dengan duduk di kursi roda, pria beraura dingin itu sedang melihat pemandangan luar.

"Bantuan?"

"Iya." Calista berjalan mendekat ke tempat Keandre berada.

Wanita yang sudah resmi menjadi nyonya muda Niels ini langsung merendahkan tubuhnya menyerupai Keandre yang duduk di kursi roda.

"Keandre, bisakah kau mencari seorang Dokter untuk menyembuhkan Ayahku," ungkap Calista di hadapan Keandre.

Dia menatap kedua mata Keandre dengan penuh harap besar.

"Aku tidak ingin kehilangan Ayahku di kehidupan kali ini. Aku hanya bisa meminta bantuan dari Keandre untuk mencari dokter terbaik untuk Ayah," batin Calista.

"Apa kau bisa menolongku?" mohon Calista.

Eh…

Tangan kanan Calista di tarik keras oleh Keandre hingga berdiri dan dituntun duduk di pangkuan suaminya itu.

"Itu mudah. Tapi aku punya syarat untuk itu," kata Keandre dengan nada sinis.

"Katakan apa syaratnya?" tanya Calista.

'Demi Ayah, aku harus menyetujui apapun syarat dari Keandre. Lagi pula dia suamiku, aku tetap harus percaya dengan pria ini,' dalam hati Calista.

"Mulai sekarang, setiap malam kau harus tidur bersamaku di kamar yang sama," ujar Keandre langsung di depan telinga Calista.

"Aa…"

Pipi Calista memerah setelah mendengarnya. Dia tidak bisa berkata apapun.

"Apa kau bersedia?" Keandre menanyakan pendapat Calista tentang syaratnya itu.

"Ekhem… hanya tidur saja, kan? Itu, itu tidak masalah."

Calista memalingkan wajahnya. Dia tidak berani menatap wajah Keandre secara dekat sekarang.

"Baik. Malam ini mulailah pergi ke kamarku untuk tidur," ujar Keandre dengan nada menggoda.

Tangan pria itu juga bergerak di area pinggang ramping istrinya.

"Kenapa aku merasakan hal aneh karena sentuhan tangan Keandre?" tanya Calista di dalam benaknya.

"Calista, tatap mataku." Keandre menarik dagu Calista agar melihat ke arahnya.

"A-ada apa?" tanya gugup Calista.

"Kau sudah setuju dengan syarat ku, kini biarkan kita melakukan latihan sedikit untuk malam ini," kata Keandre di depan bibir merah Calista.

Tangan Calista juga dituntun menuju bahu pria yang resmi jadi suaminya itu. Ini membuat Keandre dan Calista semakin dekat saja.

"La-latihan apa?"

Calista merasa gugup tiba-tiba saja. Entah karena apa ini, pikirannya juga ikut entah kemana.

Hmm…

Sebuah sentuhan manis mendarat tepat di bibir Calista. Wanita itu membulatkan matanya terkejut.

"Ini aneh. Kenapa tubuhku bereaksi seperti ini? Kenapa aku tergoda oleh Keandre?" batin Calista.

Sebuah gerakan lembut mulai dirasa Calista di bibirnya. Keandre melakukannya dengan perlahan dan sangat lembut.

Hmmm…

Calista sepertinya ikut terbuai. Dia merasa sangat menikmati sentuhan lembut di bibirnya itu.

"Apa wanita ini menggodaku?" dalam hati Keandre.

Calista tak tahan. Dia menutup kedua matanya dan ikut membalas ciuman manis dari suaminya tersebut. Kedua tangannya juga ikut merangkul di bahu Keandre sekarang.

Keandre terkejut dengan balasan manis yang ia dapatkan. Ini pertama kali baginya.

Ha…

Akhirnya mereka melepaskan bibir masing-masing karena sudah kehabisan pasokan oksigen.

"Biarkan aku merasakannya lebih lama Calista…"

Keandre menarik leher jenjang Calista. Dia langsung menciumnya lagi.

"Hmm…"

Calista juga sepertinya tak menolak. Dia juga ikut tenggelam dalam permainan ini.

'Manis sekali. Aku tidak ingin ini berhenti.'

"Ha… Keandre…" Calista berusaha untuk menjauhkan dan menghentikan Keandre sekarang. Napasnya sudah menderu tak karuan.

"Keandre… aku kehabisan napas hmm…" mulut Calista langsung di hubungkan kembali. Keandre tidak membiarkannya menjauh untuk sedikit saja.

'Di kehidupan ini, aku tidak akan melepaskanmu Calista. Tidak akan pernah,' batin Keandre.

Sepasang suami istri ini terlihat sangat serasi dan romantis jika seperti ini. Wanita cantik dan pria tampan, benar-benar membuat iri orang lain saja.

***

Tanpa terasa hari sudah memasuki malam. Sinar matahari kini diganti dengan terang bulan dan jutaan bintang-bintang di langit.

Di dalam kamar Keandre Niels.

"Sudah sampai?"

Keandre yang tengah duduk bersandar di atas tempat tidur melihat istrinya yang perlahan masuk ke dalam kamarnya itu.

"Aku tidak tahu kalau istriku ini begitu berani memasuki kamarku," ujar Keandre.

Calista yang mengenakan sepasang piyama berjalan mendekat ke arah tempat tidur yang separuh sudah ditempati oleh suaminya itu.

"Kau yang memintaku tidur di sini. Kenapa aku harus takut?" nada kesal Calista.

"Oh iya, aku hanya akan tidur, kau dilarang berhubungan denganku. Itu juga syarat dariku," ungkap Calista saat sudah ada di sisi lain tempat tidur.

"Aku tidak bisa berjanji dengan itu. Biar bagaimanapun kau itu istriku, aku punya hak untuk melakukan itu padamu," kata Keandre.

Biarpun Keandre tidak bisa bergerak leluasa karena cidera kakinya, tapi dia tetap pria normal yang memiliki hasrat kepada wanita.

Apalagi jika melakukan hubungan dengan Calista, itu wajar karena wanita itu adalah istri sahnya.

"Tidak ada hubungan intim di antara kita!"

Calista langsung berbaring ke tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Dia membelakangi suaminya yang masih duduk di sebelahnya.

"Aku mengantuk," kata Calista.

Keandre tersenyum setelah melihat tingkah istrinya itu.

'Dia sangat menggemaskan saat kesal seperti itu. Membuatku tidak tahan saja,' batin Keandre.

Greb…

Eh…

Keandre menyelundup masuk ke dalam selimut. Pria ini langsung memeluk istrinya itu dari belakang.

Pipi Calista memerah karena pelukan itu.

"Keandre! Hey lepaskan tanganmu," kesal Calista. Dia berusaha melepaskan dekapan tangan Keandre yang melingkar di perutnya.

"Kau hanya melarangku untuk berhubungan intim. Kau tidak mengatakan aku tidak boleh memelukmu dalam tidurku," ujar Keandre dengan nada menggoda.

"Kau!" Calisa tidak bisa berkata apapun.

"Tidurlah. Ini sudah malam," kata Keandre dengan lembut.

"Pria ini…"

Akhirnya Calista tak dapat berkutik. Dia berusaha menutup kedua matanya dan tidur.

"Calista, aku akan mendekapmu seperti ini seumur hidupku. Tidak akan aku lepaskan sampai kapanpun."

Dalam kehidupan ini, tidak ingin ada jarak lagi antara aku dan Keandre. berharap, semoga hal buruk masa lalu tidak pernah terjadi di kehidupanku yang sekarang.

Penasaran kelanjutannya?

Baca juga bab selanjutnya ya.