BAB 145. MEMINTA BAYARAN.
"Eh, Larissa, kenapa menangis? Apa tidak suka hadiah dariku?"
Calista jadi panik ketika melihat bulir-bulir air mata yang tampak siap menetes di pipi Larissa. Mendekat dan memegang kedu bahu anak perempuan itu.
"Apa aku membuatmu tidak senang? Kalau kau tidak suka aku akan mengganti semua barang-barang itu," ucap Calista yang meminta penjelasan.
Sungguh tak tega melihat calon menantunya ini menangis. Calista jadi menyalahkan dirinya sendiri.
"Tidak, Bi."
Greb…
Larissa langsung memeluk erat Nyonya Niels dan meneteskan air matanya di pundak Calista.
"Hiks … terima kasih. Bibi membuatku merasakan memiliki seorang Ibu di sisiku," ujar Larissa sambil terisak-isak.
Calista jadi merasa terharu. Dia pun membalas pelukan Larissa dan menepuk-nepuk punggung wanita pilihan putranya itu.
Dirasa sudah cukup tenang, akhirnya dilepaskan. Calista menyeka air mata yang membasahi pipi Larissa. Wanita cantik tidak seharusnya menangis.