Chereads / Jodoh Pilihan Mama / Chapter 3 - Anak Majikan

Chapter 3 - Anak Majikan

"Biiikk!!! tolong ambilkan ponsel saya di nakas donk!! tadi saya lupa bawa turun." titah Aditya kepada bik Asri. Bik Asri yang sedang sibuk pun meminta tolong kepada Hana untuk mengambilkan ponsel Aditya di kamarnya. Dengan segera Hana menuju kamar Aditya dan mengambil ponselnya.

"Ini mas ponselnya." ucap Hana seraya mengulurkan ponsel ke tangan Aditya.

Aditya mengambil ponsel itu tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya. Kemudia dia mengibaskan tangan agar Hana menjauh darinya.

"Uuuhhg!! sombongnya kog gak ketulungan. Masa bilang makasih aja gak bisa. Nyebelin banget, sih." gerutu Hana melihat sifat angkuh anak majikannya itu.

Lalu Hana kembali kedapur menghampiri bik Asri dengan menyebikkan bibirnya. Masih kesal atas tingkah laku Aditya yang sombong.

"Kenapa itu mulut manyun lagi 5 meter?" bik Asri terkekeh melihat Hana yang sedang cemberut.

"Emang orang kaya gitu semua ya bik? sombong banget!" Hana menghentakan kakinya jengkel bila mengingat sikap Adit yang menyebalkan.

"Lah!!!kenapa?" bik Asri bingung apa yang di maksud Hana. Lalu Hana pun menceritakan perlakuan Adit yang menurutnya sangat sombong tersebut.

"Oouw!! mas Adit memang begitu kalau gak kenal sama orang. Tapi kalau sudah kenal mah, dia baik banget Han. Kamu pasti kaget kalau dia berubah jadi baik." Hana hanya mencebikkan bibir tak percaya. Orang kayak Aditya nggak akan bisa baik sama orang, pikirnya dalam hati.

Ia pun kembali bekerja setelah menyantap sarapan, bareng bersama teman kerjanya yang berjumlah 7 orang tersebut. Wajar pekerjanya banyak, lha wong rumahnya juga gedongan dan las seperti lapangan sepak bola.

Kebetulan Hana kebagian membersihkan kamar Aditya dan Nyonya Rani. Semua pekerjaan di bagi dengan rata agar tak ada yang iri satu sama lain dam lebih teratur.

Setelah Aditya berangkat kekantor, Hana segera merapikan tempat tidur Aditya dan membersihkan kamar mandi. Setiap sisi kamar ia bersihkan, agar Adit tak sampai marah kalau pekerjaannya kurang sempurna seperti kemarin.

Setelah selesai di kamar Aditya, Hana berganti kekamar Nyonya Rani.

Tok..tok..tok..

"Masuk!" suara nyonya Rani menyaut dari dalam. Hana membuka pintunya perlahan, laku dia menganggukan kepalanya hormat saat melihat nyonya Rani yang duduk di sofa kamarnya.

"Maaf, nyonya. Saya mau membersihkan kamar nyonya!" ucap Hana dengan sopan.

Nyonya Rani segera mengalihkan pandangan ke arah Hana. "Iya Han. tapi___??" nyonya Rani menggantung ucapannya, yang membuat Hana was-was tak karuan.

Ia takut membuat kesalahan di hari keduanya bekerja. Ia menunduk dan memilin waslap yang berada di tangannya.

"Mulai hari ini, kamu yang mengurus semua keperluan Aditya. Dari bersihin kamarnya, nyiapin baju kantornya dan menyiapkan makan untuknya."

"Hah!!" spontan Hana langsung mengangkat kepalanya tak percaya. Ia tak yakin bisa melayani anak majikannya itu dengan baik. Bisa-bisa kena semprot tiap hari, pikirnya.

Hana begidik ngeri mengingat ia kena semprot hanya karena kopi rasa kolak buatannya. Belum lagi sifat angkuhnya yang menyebalkan bikin emosi. Bisa mati berdiri kalau melayani si anak majikan tak berhati.

Hana hanya mematung, ia bingung mau bagaimana. Mau protes pun takut nyonyanya tersinggung. Menerimanya pun seperti bunuh diri.

"Ya Allah..tolonglah Hamba-Mu ini!!" batin Hana menjerit.

"Kamu mau kan Han melayani kebutuhan Aditya? dulu bik Asri yang mondar-mandir dari kamar Aditya ke dapur karena Aditya gak cocok sama yang lain dan cuman mau sama bik Asri saja. Sekarang kamu di sini, jadi saya harap kamu bisa melayaninya dengan baik. Kasihan juga bik Asri Han! Saya lihat juga bik Asri sering nyuruh kamu kalau Adit butuh sesuatu." terang Nyonya Rani panjang lebar. Hana hanya menelan ludah kasar saat mendengar titah majikan yang menurutnya sangat merugikan.

"Mati aku!!!" lirih Hana menunduk pasrah.

***

Hana menahan rasa kantuknya, saat melihat jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 10 malam.

Siapa lagi yang di tunggu kalau bukan Aditya, sang penguasa kesombongan.

"Kalau bukan Nyonya Rani yang menyuruh, aku mah ogah nglayanin dia. Siapa dia? yang bayar aku juga bukan dia!" dumel Hana sambil melangkah menuju dapur mengambil air minum.

Tenggorokannya terasa kering karena kelamaan ngedumel karena Aditya. Lagi enaknya minum, tiba-tiba. "Heh! ngapin lu di sini?"

Puuufftt!!

Tanpa sengaja Hana menyemburkan airnya karena kaget. Matanya melebar sempurna saat melihat siapa yang di semburnya tersebut.

Seseorang yang menjulang tinggi, yang sedang mengusap wajahnya yang basah. Lalu menatap ke arahnya dengan penuh amarah.

"Kurang ajar lo yah? berani lo nyembur gwe pake air! emang lo pikir mbah dukun?!" bentaknya keras. Hingga Hanna menjengkit terkejut.

"Habisnya mas Adit ngagetin sih. Kalau aku gak kaget juga gak akan nyembur." sewot Hana.

"Udah tau salah malah nyolot, heran!! kog ada manusia modelan sepertimu hidup di dunia ini." Sarkas Aditya tak mau kalah.

"Buktinya ada kan!" ucap Hana tanpa merasa bersalah.

Aditya mengepalkan tangannya geram, mengacak rambutnya frustasi. Niat hati ingin pergi kedapur, mengambil air minum. Karena Capek badan dan pikiran, tapi malah di sambut dengan semburan. Sungguh sangat menyebalkan.

Aditya melangkan menuju kamar dengan menghentakkan kakinya kesal. Rasa haus yang bersarang di tenggorokan sudah menghilang, tergantikan rasa sebal kepada sang pembantu kurang ajar.

Kruuukk

Suara perutnya merongrong, saat Adit mulai merebahkan tubuhnya di pulau kapuk yang empuk.

Ia enggan bila harus membangunkan Bik Asri, yang mungkin sudah lelap dalam tidurnya. Beberapa saat kemudian, senyum jahilnya terbit dibibirnya.

Aditya bergegas ke kamar Hana yang ada di rumah dibelakang.

Tok..tok..tok..

Adit mengetuk pintu dengan keras. Beberapa saat kemudian pintunya pun terbuka.

Mulut Aditya mengagah, saat melihat seorang gadis bersandar di depan pintu. Kaos hitam dan celana kolor panjang dan tanpa kerudung. Matanya terpejam, seperti ia belum sadar kalau yang datang adalah dirinya.

Ekheeemm..

Deheman Adit mampu membuat Hana seketika membuka matanya. Ia terkejut saat melihat Aditya sudah berada di depan kamarnya.

Duuggg

"Aduh!!!" rintih Hana, yang tanpa sengaja menabrak pintunya. Ia tergesa mencari selimut untuk menutupi auratnya, yang menjelajah kemana-kemana.

Aditya tergelak kencang melihatnya. Baru kali ini ia terhibur dengan tingkah konyol dari pembantunya. Dan ia berhenti tertawa, saat melihat Hana keluar dengan memakai selimut menutupi kepalanya.

"Kenapa mas Adit ketuk pintu malam-malam?" tanya Hana dengan kesal. Karena merasa istirahatnya terganggu.

"Aku mau makan. Tadi rasa laparku hilang karena kena semburanmu. Aku tunggu kamu di dapur sekarang juga." ucapnya kemudian berlalu melangkah menuju ke dapur.

Hana bergegas menyusulnya kedapur, yang sebelumnya ia telah memakai kerudung.

"Mas Adit mau makan apa?"

"Tadi bibik masak apa?"

"Banyak! ada gurame asam pedas manis, ayam goreng, sayur asem dan cah kangkung."

Kening Aditya berkerut, saat mendengar cah kangkung di sebut. Pasalnya bik Asri tau ia tak suka cah kangkung, kenapa ia harus memasaknya?!.

"Kenapa mas, kog bengong?!"

"Kenapa ada cah kangkung?"

"Oouw!! tadi aku yang masak. Soalnya pengen kan, terus Nyonya Rani minta. Ya udah lho, sekalian!" Aditya hanya mengangguk pelan. Mempertimbangkan sesuatu di pikirannya.

"Aku pengen nyoba cah kangkungnya aja!" Hana pun bergegas menuju kulkas mengambilnya. Tapi oh tapi..

"Cah kangkungnya habis mas. Gimana donk? yang lain mau??" tanya Hana dengan raut wajah menyesal. Adit pun merasakan hal sama. Entah kenapa ia penasaran dengan cah kangkungnya.

"Ya udah, besok tolong masakin untuk makan siang. Aku akan pulang!"

"Hah!!" ia terbengong sesaat.

"Kenapa malah bengong? ya udah makan seadanya saja. Tolong ambilkan?!" titah Aditya cepat.

Hana dengan cekatan melayani majikannya tersebut. Sesuai titah sang nyonya besar.