Tubuh Feng Yan memang benar-benar sempurna. Dia sama sekali tidak memiliki bekas selulit, tapi masih ada beberapa bekas luka di tubuhnya.
Kelihatannya tubuhnya tidak menyeramkan ataupun menakutkan, tapi mengungkapkan perasaan liar.
Kalung Ye Qingge masih melekat di leher Feng Yan ….
"Kembalikan kalungnya padaku!"
"Aku tak pernah punya kebiasaan untuk mengembalikan barang apa pun yang kuterima."
Feng Yan menyipitkan mata dan menatap Ye Qingge, seolah memintanya pergi.
Tatapan mata Ye Qingge sama sekali tak berubah. "Kalau begitu, aku …. "
Ye Qingge ingin mengatakan bahwa, 'Aku ingin mengembalikan kalungku padamu, tapi Feng Yan langsung menyela kata-katanya.
"Aku juga tak punya kebiasaan untuk menerima barang yang sudah kuberikan."
"Selain itu, kau tak kuizinkan melepas kalung itu. Selama kalung itu kau pakai, Li Beichen tak akan menyentuhmu."
Omong-omong, Feng Yan membicarakan Li Beichen lagi.
"Kau tak perlu berulang kali merasa stres denganku. Aku sudah katakan bahwa aku tak ada hubungannya dengan dia.
Daripada kau repot-repot memperingatkanku seperti ini, lebih baik kau bicara langsung dengan Li Beichen dan memintanya menjauh dariku."
Setelah Ye Qingge selesai bicara, dia membalikkan badan dan berjalan keluar.
Dia tak ingin membuat masalah. Karena dia masih punya urusan yang harus diselesaikan, jadi dia tak ingin menempatkan dirinya berada di dalam bahaya.
Namun, dia bukan seperti buah kesemek yang lembut, melainkan harus dicubit beberapa kali.
Waktu sudah menunjukkan lewat dari pukul empat sore saat Ye Qingge kembali ke kota.
Dia tak ingin diantar oleh anak buah Feng Yan, karena dia tak ingin berhadapan dengan Li Beichen.
Jangan sampai ada salah paham lagi antara dia dan Feng Yan.
Ye Qingge benar-benar muak dengan dua orang ini, yang memperlakukannya sebagai musuh imajiner.
Namun, saat Ye Qingge kembali ke rumah keluarga Li, dia justru melihat mobil Li Beichen diparkir di sana.
Ini masih perkelahian biasa, karena Li Beichen masih dikawal para pengawal, baik di depan maupun di belakangnya.
Ye Qingge pura-pura tak melihatnya dan terus berjalan.
"Nona Ye, Tuan mempersilakan Anda masuk!"
Entah sejak kapan seorang pria mendadak muncul di sampingnya. Gerakannya lembut seperti hantu dan membuat Ye Qingge terkejut dan takut.
Ye Qingge mana tahu bahwa pria ini adalah pengawal pribadi Li Beichen yang gerak-geriknya seperti bayangan.
Li Beichen juga punya seorang adik laki-laki yang bernama Han Bing, yang juga merupakan pengawal pribadi Feng Yan.
Dengan postur tubuh seperti itu, Ye Qingge tak bisa menolak saat dia harus masuk ke dalam mobil.
Saat Ye Qingge masuk ke dalam mobil, Li Beichen sedang berbicara di telepon. Wajahnya terlihat sedih dan muram.
Seperti lautan yang dihantam badai, ombaknya bergelombang.
"Dia sudah kucium, kusentuh, dan aku hampir tidur dengannya!"
Tatapan mata seperti pisau yang dingin itu menatap Ye Qingge. Apa yang dikatakannya hampir membuat Ye Qingge marah.
Jantung Ye Qingge berdetak semakin cepat saat mendengar kata-kata Li Beichen. Dia merasakan firasat buruk.
Bukankah Li Beichen sedang bicara dengan Feng Yan di telepon?
Mereka berdua berada dalam situasi canggung. Lalu, mengapa Li Beichen membawanya kemari?
Aku juga tidak ingin kau cium! Aku juga melakukannya karena terpaksa!
"Feng Yan, kalau begitu, cobalah …."
Mendengar nama Feng Yan, Ye Qingge langsung menyambar ponsel di tangan Li Beichen.
Feng Yan benar-benar akan menyerangnya. Sedangkan Ye Qingge sama sekali tak mau menghilang atau mati, bagaimanapun caranya.
"Feng Yan, apa yang dikatakan Li Beichen itu salah! Aku dipaksa! Lagipula, saat itu aku tak tahu hubunganmu dengannya! Aku janji, kelak aku tidak akan …."
Ye Qingge mencoba yang terbaik untuk membersihkan hubungannya dengan Li Beichen. Dia benar-benar muak dengan dua orang ini.
"Kau sekarang bersamanya?" Suara Feng Yan yang feminin terdengar di telepon. Terdengar rendah, tapi berat.
Otak Ye Qingge rasanya hampir meledak. Apakah ini artinya dia menyerahkan dirinya pada pria ini?
Ia tak buru-buru bicara. Li Beichen merebut ponselnya kembali dan melemparkannya ke kursi dan masih berbicara.
"Ye Qingge, kau berani mengatakan bahwa aku menciummu! Apa kau tidak merasakannya?"
Li Beichen mendadak menarik tangan Ye Qingge dan mendudukkannya di atas pangkuannya.