Chereads / Calon Menantu Kesayangan / Chapter 37 - Pria yang Tak Bisa Berkomunikasi

Chapter 37 - Pria yang Tak Bisa Berkomunikasi

Melihat Ye Qingge yang malu-malu, Li Beichen memakinya dengan suara rendah, "Kau memang pantas mati!"

Semua keinginannya menghilang dalam sekejap.

Li Beichen menarik tangannya dan melihat bekas darah berwarna merah …. 

Ye Qingge menutup matanya. Wajah kecilnya yang cantik berkerut dan sungguh memalukan.

"Sakitkah?"

Li Beichen mengira Ye Qingge kesakitan.

"Bangun!" Seru Ye Qingge tanpa memandang Li Beichen.

Hatinya bergetar saat mendengar kalimat Li Beichen yang menanyakan apakah dia merasa sakit atau tidak. 

Li Beichen berdiri dan Ye Qingge merapikan celananya.

Saat tangannya membuka pintu mobil, Ye Qingge merasa dia perlu membeli pembalut.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Li Beichen bertanya sambil mencengkeram tangan Ye Qingge.

"Aku ingin membeli sesuatu. Lepaskan! Biarkan aku pergi!"

Warna kemerahan yang ada di wajah Ye Qingge seolah tak pernah pudar. Apa yang dikatakannya sangatlah sederhana, tingkahnya seperti anak kecil.

"Tetaplah di situ dan jangan bergerak! Aku akan menyuruh orang membelinya!"

Wajah Li Beichen sepertinya sangat tidak sabar. Namun, ekspresi wajahnya tidak memudar.

Sebelum Ye Qingge sempat berbicara, Li Beichen sudah menekan jendela mobil.

Huo Yan segera menunduk memberi hormat, seolah sedang menunggu perintah.

"Suruh seseorang membeli …. "

Li Beichen tak tahu bagaimana harus mengatakan bahwa Ye Qingge ingin membeli pembalut.

"Merek apa yang biasa kau gunakan?" Li Beichen menoleh dan bertanya kepada Ye Qingge.

"Biar aku yang membelinya sendiri!"

Ye Qingge merasa kesal. Bagaimana mungkin Li Beichen menyuruh anak buahnya untuk membelikan pembalut untuknya?

"Merek apa?" Li Beichen bertanya lagi dengan raut wajah dingin. Nada suaranya menjadi semakin meninggi.

"Terserah saja!"

Ye Qingge, jangan bertindak terlalu jauh.

"Belilah barang yang dipakai wanita untuk menstruasi dari berbagai merek! Kemudian siapkan pakaian untuknya, baik pakaian dalam maupun pakaian luar!"

"Kembali ke vilaku!"

Li Beichen memerintahkan kepada Huo Yan saat menutup jendela mobil. 

Mata Huo Yan membelalak lebar mendengar perintah Li Beichen. Pembalut?

Namun, yang lebih mengejutkannya adalah tuannya sebenarnya ingin membawa Ye Qingge kembali ke vila.

Tuan yang di sana tak pernah mengizinkan orang luar pergi ke …. 

Mobil pun berhenti. Ye Qingge dimarahi habis-habisan oleh Li Beichen dan dia dibawa paksa ke vilanya.

"Li Beichen, aku harus pulang dan memasak untuk Nancheng!"

Kekuatan Li Beichen benar-benar membuatnya merasa sangat lemah.

Li Beichen adalah tipe pria yang sama sekali tak bisa diajak berkomunikasi.

Pria ini baru saja melakukan hal seperti itu padanya. Jika bukan karena pembalut, ia tak berani memikirkan apa yang terjadi berikutnya.

Mungkin saja dia dibuat Li Beichen …. 

"Meski kau tidak datang, Nancheng tidak akan mati kelaparan!'

Li Beichen menyebut nama Nancheng dengan begitu akrab.

"Kakek juga ingin makan. Aku sudah berjanji kepadanya."

Karena dipeluk erat seperti ini oleh Li Beichen, mau tak mau Ye Qingge harus melingkarkan tangannya di leher pria itu agar dia tidak jatuh.

"Kakek juga tidak akan mati kelaparan."

"...…"

Ye Qingge tak tahu harus berkata apa lagi.

Ye Qingge ingin bicara dengan Li Beichen baik-baik. Dia memohon agar pria itu mau melepaskannya.

Namun, saat ini dia tak bisa berkata apa-apa kepada pria ini, ia harus membereskan masalahnya sendiri lebih dulu.

Jadwal menstruasinya selalu tidak tepat waktu dan itu membuatnya serasa ingin mati.

Ini karena sepanjang tahun ia harus merawat ibunya, sehingga hidupnya sendiri tidak teratur. Ye Qingge sering mengalami masuk angin, sehingga dia mengalami kram perut sangat parah saat menstruasi.

Saat ini pula perut bagian bawahnya sangat sakit. Pinggangnya juga seakan mati rasa.

Li Beichen terus memeluknya di kamar.

Melihat gaya dekorasinya, Ye Qingge tahu bahwa tempat ini seharusnya adalah kamar Li Beichen.

Kekasih Li Beichen adalah Feng Yan, tapi pria ini hampir melakukan sesuatu kepadanya di dalam mobil tadi.

Tak heran jika berulang kali Feng Yan selalu memperingatkannya bahwa sikap Li Beichen selalu dengan mudah menjatuhkan wanita. Tak heran pula jika Feng Yan selalu merasa khawatir, cemas, dan gugup.

"Mandilah dan bersihkan dirimu!" Li Beichen langsung membawanya masuk ke dalam kamar mandi.