Saat dia memuji putranya, itu sama saja dengan memuji diri sendiri.
Ye Qingge mengangkat kepalanya dan matanya membelalak saat memandang Dong Wenqian.
Bibinya memang masih sangat cantik, tapi wanita ini telah merebut ayahnya dari ibunya, menempati rumahnya, dan ….
Semua penghinaan yang dialaminya di masa lalu dan kematian ibunya membuat Ye Qingge tiba-tiba tersenyum.
Dong Wenqian adalah seorang wanita yang arogan dan kejam. Saat ini dia sangat panik, sekaligus sangat berhati-hati.
Ye Qingge tahu bahwa keluarga Li sangat kaya dan terhormat. Dia tidak mau terkontaminasi.
Namun, dia sangat suka melihat Wen Dongqian menerima bualan dan tidak bisa memuntahkannya.
Ye Qingge sama sekali bukan orang yang munafik.
"Aku berjanji!"
Kata-kata yang dilontarkan Ye Qingge ini memberikan Li Ximing jawaban yang paling langsung. Ye Qingge menyetujui permintaannya.
"Li Lao, gadis liar ini … sebenarnya, telah menabrak …. " Dong Wenqing bicara terbata-bata setelah mendengar jawaban Ye Qingge.
Namun, Ye Wenwen menarik lengan Ye Qingge hingga ke sisinya. Dia mengguncangkan tubuhnya dan menggelengkan kepalanya, memberi isyarat kepadanya agar tidak berkata apa-apa.
Dong Wenqing mana tahu hasil sikap yang seperti itu.
Putrinya, Ye Wenwen, yang menabrak mobil Li Nancheng.
Dengan buru-buru, dia hendak mengancam Ye Qingge yang baru saja turun dari pesawat, untuk melakukan kejahatan pada putrinya.
Berapa banyak wanita yang ingin menikah dengan Li Nancheng dan rela melakukan segalanya? Meskipun Li Nancheng saat ini berbaring tak berdaya di ruang operasi, situasinya masih belum diketahui.
Berapa banyak wanita yang rela dan bersedia menjadi menantu keluarga Li, meskipun yang akan dinikahinya adalah orang yang mati otak, lumpuh, atau lainnya.
Keluarga Li adalah keluarga terkaya di Yuncheng saat ini. Penyesalannya saat ini adalah ….
Gadis liar itu, Ye Qingge, sangatlah murahan. Bagaimana mungkin dia akan menelan kata-katanya sendiri.
Namun, pada situasi saat ini, dia tidak bisa lagi mengatakan bahwa putrinya, Ye Wenwen yang menabrak ….
Dong Wenqing menatap Ye Qingwen dengan amarah yang meluap-luap.
Yang tua sudah mati, tapi yang muda malah kembali. Hal ini benar-benar tidak bisa membuatnya santai, meskipun hanya sejenak.
Ye Qingge tersenyum saat melihat kebencian di mata Dong Wenqing.
Siapa yang harus membenci siapa? Di saat seperti ini, Ye Qingge terpikirkan cerita tentang "Petani dan Ular [1].
Suara langkah kaki yang teratur menarik perhatian semua orang.
Terlihat sesosok pria yang terlihat mendominasi dan jahat. Dia dikelilingi oleh para pengawal dan berjalan dengan langkah mantap.
Saat ini, kata 'brilian' terlintas di benak Ye Qingge.
Jas berwarna biru laut membungkus tubuhnya yang tegap.
Seluruh tubuh pria itu memancarkan aura mendominasi. Dia menatap semua orang yang hadir, tapi sinar matanya terlihat hangat dan dalam seperti batu giok.
Hanya pria bernama Li Beichen ini yang bisa menjadi orang yang tepat, yang bisa diinterpretasikan sebagai seorang pria yang mendominasi.
"Ayah!" Nada suara pria itu sangat tenang dan kuat.
Entah mengapa, saat mendengar suara pria itu, rasa familiar muncul di hati semua orang yang mendengarnya.
"Di sinI! Dia sudah masuk selama dua jam!"
Li Ximing mengangguk kepada putranya yang masih muda.
"Dia juga berdiri selama dua jam?" Li Beichen bertanya sambil mengernyitkan alis, menatap pengurus rumah tangga yang sedang menunggu dengan sikap hormat.
"Benar, Tuan!" Pengurus rumah tangga itu menjawab dengan suara lemah. Amarah lelaki tua itu memuncak.
Meskipun sudah bersamanya selama lebih dari 30 tahun, berbicara juga sama sekali tak ada gunanya.
"Apa kau membenciku karena aku sudah tua? Jangankan dua jam! Kalaupun aku berdiri selama seharian juga bisa!" Li Ximing memukul Li Beichen dengan tongkatnya.
"Mana aku berani! Ayah memukulku dengan tongkat, aku tak bisa menahannya!" Seperti biasanya, nada suara Li Beichen terkesan dingin.
Namun, matanya memancarkan kesedihan.
"Aku sangat senang. Oh, ya, ini cucuku. Kau harus memanggilnya paman setelah menikah dengan Nancheng!"
Li Ximing berkata kepada Ye Qingge sambil menepuk bahu gadis itu dengan tongkatnya.
Dia sama sekali tidak menyuruh Ye Qingge bangun karena melihat pot keramik di tangannya. Orang tua itu tahu persis apa yang ada di dalamnya.
Catatan Kaki:
[1] Cerita "Petani dan Ular" berasal dari "Aesop's Fables", yang konon merupakan kumpulan fabel yang ditulis oleh budak Yunani kuno Aesop, yang dirilis pada abad keenam SM. Inti ceritanya adalah, sebagai pribadi, kita harus membedakan antara yang baik dan yang buruk, serta kita hanya bisa mengulurkan tangan untuk membantu orang-orang baik. Bahkan jika kita memperlakukan orang-orang jahat itu dengan penuh kebaikan, sifat mereka tidak akan berubah.