Chereads / Calon Menantu Kesayangan / Chapter 5 - Dia Memanggil Pamannya

Chapter 5 - Dia Memanggil Pamannya

"Halo, Paman!"

Ye Qingge menyapa dengan nada genit.

Hanya saja, dalam hati, dia merasa tidak nyaman memanggilnya begitu, mengingat usia Li Beichen masih sangat muda. Usia mereka berdua tidak terpaut jauh, tapi Ye Qingge harus memanggilnya paman … .

Jangankan memanggilnya paman. Saat ini, meskipun Ye Qingge harus memanggilnya kakek, dia tetap harus memanggilnya begitu.

Namun, di bawah siluet yang dingin dan tegas, pria ini terlihat sangat tampan.

Dengan sepasang matanya yang dalam dan kabur, hidung lurus dan mancung, serta bibir tipisnya, semua ini benar-benar sempurna! Seolah Tuhan sangat mencintainya.

Li Beichen sama sekali tidak menanggapi sapaan Ye Qingge, melainkan hanya menatapnya dengan dingin. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan pandangan matanya menjadi lebih gelap!

Ye Qingge sama sekali tidak mempedulikan Li Beichen yang mengabaikannya. Ini sama sekali bukan masalah besar baginya.

Li Beichen menatap Li Ximing. Dia jelas-jelas tidak suka dengan panggilan paman yang dilontarkan Ye Qingge.

"Dia menantu perempuan keluarga kami. Aku baru saja memutuskannya!"

Li Ximing menganggukkan kepalanya, sementara Ye Qingge masih menegakkan punggungnya.

"Lagi-lagi berubah. Lebih baik diskusikan hal ini dengan Nancheng!"

Dia tahu jelas seperti apa karakter Li Nancheng. Dia juga tahu apa yang terbaik.

Itu sebabnya dia membuat persiapan yang cukup sebelum pulang ke negaranya.

"Aku sudah mendiskusikan hal-hal ini kepadanya!" Seberkas cahaya gelap seolah melintas di mata Li Ximing.

Akhir-akhir ini, cucunya itu telah membuat banyak sekali masalah. Dia sudah cukup lama menderita insomnia dan ini bukanlah hal yang baik.

Seulas senyuman tipis terukir di sudut bibir Ye Qingge, bahkan dia sendiri pun tak menyadarinya.

Aura apa ini? Tak lain ini adalah aura kerabat mereka yang sedang berbaring di ruang operasi. Mereka tak yakin apakah orang yang ada di dalam sana akan hidup atau mati, karena mereka saling mengobrol satu sama lain tanpa rasa panik sedikit pun.

Situasi ini mungkin cocok untuk mengatur strategi.

"Tuan Li … Ye Qingge yang menabrak Tuan Muda Kelima … "

Dong Wenqian sama sekali tak menduga bahwa dia akan bertemu dengan Li Beichen, pemimpin keluarga Li yang dikenal sangat legendaris. Jika keluarga Ye bisa berhubungan dengannya, maka … 

Kabarnya, senyuman Li Beichen adalah senjata pembunuh yang paling lembut di dunia.

Wanita yang melihat senyumannya akan langsung jatuh cinta kepadanya, seolah-olah telah diracuni olehnya. Sementara itu, pria yang melihat senyuman lembutnya pasti akan langsung mati ….

Namun, tak banyak orang yang melihatnya tersenyum.

Li Lao pasti sudah gila karena sudah meminta orang yang menabrak putranya untuk menikah dengan putranya.

Namun, bagaimana mungkin karakter seganas dan sekuat Li Beichen menyelamatkan Ye Qingge.

Saat mendengar kata-kata Dong Wenqing, Li Beichen menatap Ye Qingge yang sedang berlutut.

Dia kebetulan melihat senyuman tipis yang terukir di bibir Ye Qingge.

Di antara tatapan mata yang cerah dan deretan gigi yang putih dan rapi, senyum yang tipis itu tampaknya penuh makna. Senyuman itu seolah-olah sulit diprediksi, tapi tetap akan terukir di dalam hati seperti sebuah merek.

Tatapan matanya yang dominan dan dalam seolah terpaku di tubuh Ye Qingge.

Li Beichen seolah ingin melihat Ye Qingge. Tatapan matanya masih dalam.

Dari samping, Ye Qingge bisa merasakan tatapan mata pria itu yang mengawasinya.

Ye Qingge tetap diam. Pandangan matanya beralih kepada Ye Wenwen.

Delapan tahun sudah berlalu dan semuanya sudah berubah. Jika ada seseorang di keluarga Ye yang tidak dibencinya, orang itu adalah Ye Wenwen.

Saat pertama kali mereka tidur bersama, tapi … sudahlah.

Tepat pada saat itu, tatapan mata Ye Qingge tertuju pada Ye Wenwen.

Dia mengangkat rahang Ye Qingge dengan paksa. Kekuatannya begitu dominan.

"Hhh … " Gerakan yang mendadak itu membuatnya menghela napas kesakitan.

Matanya yang jernih terlihat berkilat-kilat.

Sekilas, Ye Qingge melihat bahwa yang mencengkeram rahangnya adalah Li Beichen.

Kemarahannya langsung menghilang. Tatapan matanya kembali dingin.

Li Beichen menyipitkan matanya. Meskipun matanya hanya berubah sekejap saja, dia tetap bisa menangkap Ye Qingge!

Bola matanya yang hitam menatap bibir Ye Qingge yang merah merona. Ye Qingge meremas ibu jari Li Beichen dengan kuat.

Hanya saja, tindakan Li Beichen hanya bisa dirasakan Ye Qingge. Apa yang dilakukan Li Beichen tidak bisa dilihat dari sudut pandang orang lain.

Beberapa kenangan muncul di benak Ye Qingge. Dia mendadak menutup matanya, lalu membukanya lagi.