Luo Tiantian mengedipkan sepasang mata persiknya. Dia tak menyangka, untuk hal seperti ini bisa begitu liar dan blak-blakan. Mereka meresapi detakan di dada yang semakin tak karuan. Penantian ini… memantik gugup yang kentara. Saat Xue Feimo menjulang di atasnya, mereka saling memandang dan percikan api itu memantul di sorot mata keduanya. Nafas panas pria itu menyengat di telinga. Membuatnya geli dan mati rasa. Tangan besarnya bergerak perlahan. Menghantarkan listrik di sekujur badan. Luo Tiantian dipenuhi letupan kebahagiaan. Kedua tangannya mengait manja di leher Xue Feimo. Dia bisa melihat alis Xue Feimo dari dekat. Wajahnya ini sangat halus, tanpa cacat. Tampaknya wajah ini adalah karya paling sempurna yang pernah dibuat oleh Tuhan.
"Paman, kamu terlihat sangat tampan." ujarnya dengan tatapan memuja.
"Haha." Pria itu terkekeh, menundukkan kepala, dan mencium sudut bibirnya.
"Kamu menyukainya?"
"Ya, ya, suka."
"Seberapa suka?"