Melamun, itu hal yang dapat dilakukan Hazelica saat ini. Ia tidak mau ke kantin, bahkan hanya mengantar Marissa ke perpustakaan pun tak mau.
"Ayo lah Hazel, kita ke kantin. Laper gue," ajak Marissa, bukan mengajak sih, lebih tepatnya memaksa.
"Gak mau ih, aku ga nafsu makan," tolak Hazelica mentah-mentah.
"Kalo lo sakit jangan ngadu loh ya," ucap Laffinda kesal.
"Ya udah, kita ke kantin ya," pamit Marissa, dan Laffinda secara bersamaan.
Hazelica hanya menganggukkan kepalanya, menanggapi ucapan Laffinda, dan Marissa.
Kini, Hazelica sendirian di kelas. Ia tidak percaya dengan Alferd, mengapa ia membuat Hazelica sakit hati? Jika begini jadinya, Hazelica lebih memilih bersahabat dengan Alferd.
Sedang asyik-asyiknya melamun, tiba-tiba Alferd datang. Membuat lamunan Hazelica seketika buyar.
"Lic? Lo udah bisa liat?" tanya Alferd, seraya duduk di depan Hazelica.
Hazelica menatap Alferd, tak menjawab pertanyaan Alferd. Cairan bening, kembali membasahi pipinya.