"Agha gak mau keluar? Keluar yuk, kita makan bareng." Abel mengajak Agha keluar dari kamar.
Agha menggelengkan kepalanya. Dia malas keluar, lagian gak ada Auriga juga. Dia butuh Auriga sekarang bukan yang lain. Dua minggu tanpa Auriga gak semudah yang dia pikirkan. Padahal sebelum ketemu dengan Auriga, dia memang bisa percaya diri untuk berdiri di dunia ini. Hanya saja setelah bertemu dengan Auriga, semuanya terasa lebih menyenangkan. Semuanya terasa lebih mudah jika ada Auriga.
"Makan dulu yuk, kamu dari pagi belum makan."
"Auriga dimana bang?" tanya Agha pelan.
"Agha pengen ketemu sama Auriga... Auriga apa kabar ya bang?" tanya Agha sedih.
"Auriga pasti sekarang juga kangen sama Agha, dia pasti baik-baik aja. Kita tunggu dia siap untuk balik lagi ke sini ya? Kalau dia udah balik, kita sambut dia. Kita kasih pelukan yang erat biar Auriga gak pergi lagi, Agha mau kan?"
Agha mengangguk.