"Zit, aku mau bicara serius sama kamu."
Zita berdehem, kemudian menatap mata Syallief. Ngomong-ngomong soal serius, ia jadi agak merinding.
"Kamu mau ngomong apa? Jangan-jangan kamu mau ngelamar aku ya? Aduh jangan dulu deh, mentang-mentang kamu udah mau lulus, udah main yang serius-serius aja. Aku kan belum lulus, karir aku juga baru sepuncuk jagung."
"Aku juga belum ada niatan buat ngelamar kamu, belum juga sukses."
"Oh, salah ya. Duh malunya, terus apa dong?" tanya Zita.
"Aku udah putusin buat tetep kuliah di LA dan aku mohon banget sama kamu Zit, kamu izinin aku ya." Mendengar ucapan Syallief membuat Zita langsung emosi.
"Kamu kok bahas ini lagi? Kamu udah janji, katanya gak kuliah di LA. Gak jadi Pilot, tapi kok malah ingkar sih. Kamu udah gak tahan pacaran sama aku, makannya mau putus?"
"Aku gak mau putus sama kamu Zita, aku cuman minta dukungan kamu aja."