Syallief sedikit gugup saat melihat Ayahnya, Zey yang menyadari itu mencoba menenangkan Syallief dengan cara mengusap punggung Syallief.
"Apa kabar Mas?" tanya Raf sambil tersenyum kepada Daiflan.
"Baik. Silakan masuk," suruh Daiflan. Mereka pun masuk ke dalam. Syallief duduk di tengah-tengah Om dan Tantenya. Ia belum berani bicara kepala Ayahnya, padahal ia ingin sekali menanyakan keberadaan Bundanya. Kenapa dari tadi Bundanya tidak kelihatan? Apa Bunda serta Adiknya lagi pergi?
"Mas, kedatangan kita kemari buat nganter Syallief. Syallief pengin banget ketemu sama Mba Amara, tolong Mas jangan larang Syallief buat ketemu Mba Amara," jelas Raf.
"Amara lagi sakit, dia ada di kamarnya. Kalo mau ketemu ke kamarnya aja," ucap Daiflan. Daiflan tentu saja mengizinkan, karena istrinya sering sakit akibat kepergian Syallief. Istrinya pasti sangat merindukan putranya ini, tidak bisa dipungkiri ia juga rindu dengan putranya ini. Sudah sangat lama ia dan putranya seperti orang asing.