"Jangan izinin Syal pergi Bun," sahut Syaila sambil berjalan menghampiri Syallief dan juga Amara.
"Katanya kamu kecapean, bukannya istirahat kenapa malah mau pergi?" lanjutnya.
"Bener apa kata Kakak kamu Syal, kamu istirahat dulu, jangan banyak aktifitas. Nanti kamu sakit lagi," ucap Amara.
"Bunda kalo mau pergi, pergi aja. Pasti Ayah udah nungguin Bunda, biar Syal aku yang urus," suruh Syaila yang diangguki oleh Amara.
"Bunda sama Kaila pergi dulu ya, kalo ada apa-apa kamu telepon Bunda."
"Iya, Bun. Hati-hati di jalan." Amara pun pergi meninggalkan putra-putrinya. Setelah Amara pergi Syallief memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Mau kemana kamu? Aku mau tanya dulu sama kamu," cegah Syaila sambil memegang tangan Syallief.
Syallief menyingkirkan tangan Kakaknya secara perlahan. "Mau nanya apa? Kak."
"Kamu mau pergi kemana? Udah tau masih sakit juga."
"Syal ada urusan," jawab Syallief.
"Urusan apa sih? Lebih penting urusan mu dari pada kesehatan mu Syal?"