Syallief sudah sampai di depan kelasnya, ia berjalan menuju tempat duduk. Lalu menaruh tasnya, matanya menatap sekitar. Banyak yang sedang mengerjakan tugas. Untung saja ia sudah mengerjakan tugas tersebut.
"Syal, lo pasti tugasnya udah kan? Nyontek boleh gak? Dari tadi kita ngerjain gak balance terus," ucap salah satu teman sekelasnya yang bernama Diara.
"Bentar, nunggu Zidan dulu. Terus lo izin sama Zidan, soalnya gue juga ngerjain sama Zidan."
"Ya elah Syal, nunggu Zidan ntar keburu Pak Met dateng. Gue baru ngerjain dikit, masih kurang tiga lembaran ini, ayo lah jangan pelit." Diara terus saja membujuk Syallief, tetapi Syallief seakan tidak perduli. Ia bahkan memainkan telinganya, seolah ucapan Diara adalah angin lewat.
"Syal, ya Allah. Ntar gue traktir Bakso yang dua ribuan deh," ucap teman sebangku Diara yang bernama Anara.
Syallief menghela nafasnya, merasa jengah dengan kedua gadis di belakangnya ini.
"Bentar lagi Zidan dateng, sabar dulu."