Alicya menghela nafas berat. "Yaudah deh, Rhe. Aku pergi dulu ya... Kamu cepet sembuh, biar bisa kerja bareng aku lagi."
Baru setengah perjalanan menuju motornya yang terparkir di tepi jalan, Alicya malah membalikkan badan dan kembali menghampiri Rhea. Sudah pasti Rhea kebingungan melihat pergerakan temannya itu. Padahal tidak ada apapun yang tertinggal, apalagi dia tak sampai melepaskan ataupun meletakkan barang disini. Langkah kaki Alicya agak cepat dari sebelumnya.
Rhea mengedikkan kepalanya bingung. Setelah berjarak dua langkah dari tempat Rhea berdiri, Alicya membentuk tangannya seperti telfon dengan menekuk jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis ke dalam. Sedangkan ibu jari dan jari kelingking tetap dibiarkan lurus. Ia mendekatkan tangan itu di dekat telinga. "Kalau ada apa-apa, jangan lupa telfon aku ya..." pesan Alicya cepat, lalu pergi ke arah motornya lagi.
Ucapan Alicya membuat Rhea tersenyum geli. "Aku tahu itu..." kata Rhea sambil tertawa kecil.