Mendengar ucapan Rendra, Alicya menatap Agam dengan tatapan aneh dan heran. Ia tidak pernah mendengar nama sepelik itu. Ia hanya tahu, kalau ayam adalah nama hewan, bukan seorang laki-laki tampan yang sedang duduk di depannya.
Agam menyadari tatapan aneh yang dilayangkan Alicya kepadanya. "Aku Agam," Ia segera membenarkan perkataan Rendra agar tak terjadi kesalahpahaman. "Nggak usah dengerin kata dia! Rendra itu SESAT!" lanjutnya menekankan suara pada kata sesat. Tangan Agam pun juga ikut protes, ia menjitak kepala Rendra dengan tenaga yang sedang. Tidak terlalu keras, dan tidak terlalu pelan.
"Aduh!" ringis Rendra kesakitan. Spontan, ia mengelus-elus bagian belakang kepalanya dengan lembut.
"Santai kali, Yam! Nggak usah pake acara jitak-jitak segala!" protes Rendra yang masih mengelus-elus kepala.