"Jalan yuk!" ucap Rendra sambil berjalan kearah Agam yang masih terdiam setelah perdebatan itu. Dia memainkan kunci motor dijari telunjuknya. Tidak ada sedikitpun rasa sedih di wajahnya. Berbanding 180° dari raut wajah Agam yang terlihat sangat sedih dan bingung. Itulah Rendra, dia selalu saja bisa ceria disaat-saat yang tak sewajarnya. Walaupun terkadang waktunya tidak tepat.
Agam tak menghiraukan perkataan Rendra sama sekali. Ia malah berjalan menuju rumahnya. Tetapi, Rendra tidak akan menyerah dengan begitu cepat. Ia ikut berjalan menyesuaikan langkah Agam dengan badan terbalik menghadap temannya itu.
"Yam!! Yam!! Yam!!" Rendra terus saja membujuknya.
"Jalan yuk"
"Nggak ah!" sahut Agam kesal dan semakin mempercepat langkahnya.