"Memamgnya kamu tidak bangga dicintai Pak Rangga yang tajir melintir itu?" Ule balik bertanya pada Kiki.
Kiki terdiam dan kembali fokus pada rencanamya yang akan pulang dan berakting suami istri di rumahnya bersama Ule.
"Semoga ada petunjuk lain yang lebih cepat supaya kamu bisa lebih menikmati hidup tanpa beban pura-pura bahagia hidup dengan aku!"
Pernyataan Kiki membuat Ule cukup tenang bahkan sangat bahagia. Karena sesungguhnya hanya Maryam lah perempuan yang mampu membuat hatinya tenang dan nyaman.
"Oke, sekarang sudah sampai. Ingatkan aku jika ada yang salah dan kurang!" pesan Ule di depan pintu gerbang rumah Kunti dan Kiki.
Mereka pun turun dari mobil taksi lalu membuka pintu gerbang sambil bergandengan tangan. Sesuai kesepakatan Ule dan Kiki harus perfecsionis di depan Mama Kiki.
"Hai sayang, kalian sudah pulang?" sambut Lunti di depan pintu rumahnya.
Ule dan Kiki memeluk serta menciumi punggung tangan Kunti lalu mereka berdua pamit untuk masuk ke kamar.
