"Mau kemana Kamu Put?" tanya Ayah nya yang tetap berada di ruang tamu.
Putri tidak menjawab nya, ia sama sekali tidak mau melihat Ayahnya.
"Nak ... jangan pergi ya, ini sudah malam, maafkan Ayah karena telah melakukan kesalahan besar, Ayah khilaf Put, please maafkan Ayah ya," ujar nya sambil menahan tangan Putri.
"Lepaskan tangan Putri Yah, Putri butuh waktu untuk sendiri," jawab Putri dengan sinis.
Ayahnya pun lalu melepaskan nya, dengan penuh merasa bersalah di muka Ayah nya namun semua itu kini tidak bisa lagi membuat Putri merasa iba, kalau melihat muka nya Putri merasa sakit hati dan jijik terhadap Ayahnya.
Putri mengambil motor nya lalu pergi dengan sangat laju mengendarai nya.
Air mata nya terus mengalir di sepanjang jalan, hingga akhirnya Putri memutuskan untuk berhenti sejenak di taman kota yang berada di depan nya saat ini.