"Kamu itu wanita pembawa sial, gara-gara Kamu kini hidup ku hancur,"
"Agh sakit mas," rintih Ibuku kesakitan karena di cambuk oleh Ayah ku.
"Biar Kamu sakit, sekalian Kamu mati pun Kau gak peduli," jawab Ayah dengan kejam nya, ibu yang terus merintih kesakitan namun tak berani untuk melawan atupun melaporkan ke siapapun termasuk kepadaku.
Ucapan kasar itu selalu terngiang-ngiang dalam ingatan ku.
Setiap di hadapan ku Ibu tetap saja selalu menunjukkan senyum nya itu, ia seperti nya tak ingin jika Aku mengetahui kondisi nya yang sangat menderita, ia selalu ingin melihatku tersenyum bahagia, namun tanpa ibu cerita pun kini Au sudah bisa melihat dari tatapan matanya yang hampir setiap hari mengeluarkan air mata.
Hampir setiap hari Ayah mengucapkan kata-kata kasar itu kepada ibu ku, namun ibu hanya diam dan menangis karena ibu tak berani melawan nya.