Chereads / Affair With Brother in Law / Chapter 5 - Rahasia Aku dan Dia

Chapter 5 - Rahasia Aku dan Dia

menyentuh tubuhku perlahan-lahan, mencium hangat sekujur tubuhku.

Menghembuskan nafas beratnya pada sebelah kupingku, karena memang aku biasa tidur dalam keadaan miring. Ia sentuh tubuhku dengan selembut mungkin menggunakan ujung jarinya, membuat aku yang memang sudah menantikan sentuhan itu merinding senang.

"Sayang, kau begitu cantik," bisik tuan Alzafa pada kupingku, membuat jantungku berdetak kencang. Seolah aliran darahku terhenti seketika.

Tuan Alzafa begitu berhasrat, ia mencium dan menggigit sebelah kupingku dengan gerakan lincah, membuat ku hanya bisa menggelinjang kegelian dan nikmat. Indra perasannya dengan lincah membasahi sekujur tubuhku, dari leherku yang jenjang dan berhenti pada kedua buah persik ku yang ranum.

Ia melumat habis kedua buah ranumku yang warnanya tentu masih pink suci, menghujamnya dengan kecupan-kecupan kecil sampai akhirnya ia melumat habis kedua buah ranumku sampai memerah sempurna.

Meninggalkan tato alami yang menandakan cinta, tak berhenti disitu saja, laki-laki pandai dan juga sempurna itu memainkan lidahnya di area pusar ku, ia membuat ku geli dan kembali menggelinjang nikmat. Lidahnya bergoyang lincah dan menimbulkan sensasi luar biasa. Membuat aku seketika mendesah.

Itu kali pertamanya aku mendesah, dan benar-benar kali pertama aku bermesraan dengan pria. Mas Alzafa melanjutkan kembali Indra perasa nya, sampai pada titik surga nikmat itu, Ia tersenyum penuh bahagia. Tatapannya begitu membuat aku candu. Membuat aku selalu ingin disentuh olehnya.

Dan malam itu darah kental itu keluar, memberikan rasa sakit yang berbeda, dan rasa nikmat tiada Tara. Kami menghabiskan waktu sampai pagi menjelang.

Melupakan segala beban, pelukan suamiku menghangatkan tubuhku yang tak berbalut busana sedikitpun.

Flashback Selesai

____________

Klekkkk,

Jari lentik Zava menekan stop kontak untuk mematikan lampu, yah… Zava tampak baru saja membilas dirinya, tubuh gadis itu hanya terbalut handuk putih yang berukuran kecil sehingga hampir seluruh bagian tubuhnya terlihat, memperjelas keindahan dan keseksian tubuhnya.

Zava sangat menyukai suasana lampu kamarnya yang remang-remang, ia juga punya kebiasaan tidur tanpa mengenakan pakaian dalam.

Kali ini ia memilih mengenakan kaos putih polos oversize untuk menemani tidurnya malam ini, kaos putih itu sangat tipis sehingga dua gundukan indah milik Zava tercetak jelas. tubuhnya terasa letih sekali setelah seharian penuh menemani Nyonya Ros berkeliling taman dan ia harus mendorong kursi roda itu tanpa henti.

Rasanya tulang-tulang nya terasa remuk dan butuh direbahkan, atau mungkin ia perlu dimanjakan dengan pijatan halus di sekujur tubuhnya.

Brukkk….

Suara keras menghantam pintu kamar Zava, membuat gadis itu tersentak, memaksa ia beranjak dan membuka selimut tebalnya. Ia bangkit segera mengenakan sandal tidur berbulu halus dengan motif panda.

Jemarinya tanpa ragu membuka handle pintu itu perlahan, dan betapa kagetnya Zava mendapati Reino di depan pintunya dalam kondisi mabuk.

"Sayang…. Sayang…." ucap Reino yang nampak kehilangan kesadaran.

Reino yang sempoyongan berusaha berdiri, namun ia terkulai dan menimpa tubuh mungil Zava yang hanya mengenakan kaos tipis, membuat gadis itu tersenyum penuh maksud.

'Ini kesempatan' gumam Zava sambil menuntun langkah Reino ke atas ranjang luasnya. Membaringkan tubuh lelaki tampan yang sedang dibawah pengaruh alkohol itu.

Zava mengunci pintu kamarnya dengan hati-hati, dan ia mulai membuka satu persatu alas kaki Reino, diselingi dengan memandangi wajah tampan bak dewa Yunani yang kini terbaring tak berdaya di ranjang kamarnya.

Hidung ramping dan mancung itu serta bibir yang sensual sangatlah mempesona, mendorong jemari Zava membelai lembut inci demi inci wajah Reino, menyentuh penuh perasaan pada helaian rambut, wajah dan bibirnya.

Tak cukup sampai disana kini dada bidang yang berotot dengan guratan-guratan nyata itu, sangat memancing hasrat Zava yang segera membuka perlahan kancing baju Reino satu persatu, dan… bulu-bulu halus di dada Reino terlihat sempurna. Entah kenapa Zava sangat bergairah melihat tumpukan rapi di dada bidang Reino.

Zava tak tahan lagi, ia sudah terlalu sabar menunggu hasratnya terpenuhi, dengan garang Zava mengecup bibir sensual Reino dan juga menciumi leher jenjang Reino.

"Hgmm.." geram Reino, ia tampak sedikit sadar, membuat Zava tak membiarkannya membuka mata dengan sempurna. Zava terus menyerang melumat bibir Reino dengan garang, memberikan kecupan dahsyat dan gigitan manja di bibir Reino.

Membuat lelaki setengah mabuk itu mendesah, "Ah… sayang, kau… bergairah sekali!" suara Reino terdengar sayup-sayup.

Ucapan Reino semakin menaikkan hasrat bercinta Zava, kini Zava menelusuri setiap lekukan telinga Reino dan membiarkan lidahnya menari-nari lincah disana. Reino mulai merespon aksi Zava, tampak kini tangan Reino tengah melingkar manis di pinggang Zava sambil membelai belai punggung Zava di balik kaos tipis itu.

Zava masih memegang kendali ia berada diatas tubuh gagah Reino, dengan sigap tangannya membuka celana dan gesper Reino, kini tampaklah Reino hanya menggunakan boxer putih pendek. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Zava pun melepaskan boxer dan celana dalam Reino. Dan kini terlihat jelas 'milik' Reino yang ukurannya sangat ideal dan mempesona.

Zava langsung membuka kedua kakinya dan memposisikan 'miliknya' tepat didepan junior Reino. Karena Zava memang tak memakai pakaian dalam jadi dengan mudah ia membiarkan milik Reno memasuki kewanitaannya tanpa kendala apapun.

Aksi Zava membuat laki-laki itu tak berdaya akibat serangan dahsyatnya, menggoyangkan pinggul berisinya dengan lincah dan tak membiarkan tangannya diam, Zava membelai halus rambut-rambut yang ada di dada Reino dan bahkan sesekali mengecup dada bidangnya, juga menggigit manja rambut itu.

"Agh…. Sayang, kau nakal…." desah Reino.

Reino menarik kasar rambut Zava seakan ia sudah sangat bernafsu, menggigit sebelah kuping Zava dan berbisik, "You are so hot baby!"

Mendengar pujian itu membuat Zava semakin bersemangat, ia seakan puas bisa membuat desahan sempurna seorang Reino.

"Kenapa tak dari kemarin-kemarin kau seperti ini sayang? Aku benar-benar puas," ucap Reino dengan membalikkan tubuh sexy Zava.

Reino tampak menarik kasar kaos Zava, membuat wanita dihadapannya itu kini tampil polos, menunjukkan keindahan buah dadanya yang kenyal dan padat juga perut ramping dan pinggul yang berisi.

Kali ini Reino yang tak tahan lagi, laki-laki itu tampak tertantang menunjukkan keperkasaannya, ia menindih tubuh Zava dengan lekat, membalas kecupan dan gigitan kecil itu dengan garang.

Membuat ronde keduanya panas, "agh…. Mas," desah Zava dengan manja.

Desahan Zava itu membuat Reino semakin menggila, ia kembali menjajal tubuh polos Zava, kedua buah persik yang ranum itu ia remas dengan sempurna, membuat suara desahan Zava kian tak berirama.

"Agh…. Mas, Agh…" mata Zava kini hanya mampu terpejam, dan tubuhnya hanya pasrah sesekali menggelinjang menikmati serangan Reino.

Sampai juga pada liang kenikmatan itu, Reino bersiap meluncurkan serangannya, rudal itu seolah sudah semakin tegang, dan tak butuh waktu lama, rudal itu tepat sasaran. Membuat keduanya mendesah keras.

Suara desahan yang penuh nikmat,