Reiva sungguh kaget badan agak tersontak karena kaget dengan kedatangan nya Vino.
"Apa ! Pak Vino ingin berteman dengan saya?" ujar Reiva sambil berdiri dengan tegak.
"Cukup dengan berteman saja saya sangat bahagia," kata Vino sambil memegang tangan
mulus Reiva.
"Maaf, Pak Vin ! ini kantor. Jika Anda bicara pribadi, jangan di kantor!" Reiva yang muak
dengan tingkahnya, melerai tangan Vino agar tak memegangnya. Reiva ingin keluar dari ruangan nya sendiri, tetapi Vino memohon dengan penuh ketulusan.
"Ku mohon ! Apapun syarat yang kamu berikan akan aku jalani, semua kekasih ku akan aku putusin, demi kamu ! Saya ingin berteman dengan kamu, Reiva !" mohon Vino dengan memelas yang terlihat sangat sedih.
"Oke ! Baiklah syaratnya bukan itu. tetapi jika Anda bisa tinggalkan harta, kemewahan, penampilan yang mewah, saya mau menjadi teman Anda, gimana? Tetapi jika Anda tidak mau, jangan bicara soal ini!" tegas Reiva membalas perkataan nya.