Kissmark
Pasti tadi malam aku tidur dengan Marcus, tapi mengapa ya aku tak bisa mengingatnya. Ah sudahlah, lagipula ini bukan yang pertama aku melayaninya. Tapi aku sedikit bingung dengan diriku sendiri, baru kali ini aku tak ingat adegan bercinta dengan Marcus.
Kulangkahkan kakiku pelan-pelan menuju cermin besar, kupandangi diriku yang terbalut piyama handuk. Aku tercengang, mataku melotot besar. Padahal aku ingin sekedar lewat untuk membilas diri, tapi ketika mengamati bayang diriku dari pantulan kaca, aku terkejut.
"What? Apa ini?" Teriakku sembari memegangi beberapa bercak merah yang berserakan di sekitar leher.
"Astaga, sebringas itu kah Pak Marcus? Sampai dia harus membuat begitu banyak kissmark di daerah ini, bagaimana jika terlihat dengan orang-orang apalagi ibu?"
Dan kenapa aku tak mengingat apapun tentang kejadian semalam? Seliar apakah percumbuan itu? Seliar apakah perbuatan dia padaku?
