Waktu sore menunjukkan pukul empat. Reiva sangat khawatir dengan keadaan Adik nya, dia menyesal tidak menemaninya.
"Bik! kok Iza belum pulang?" resah Bibiknya lagi membereskan sisa makanan diatas meja makan, sedang kan Reiva lagi mencuci piring. Bibiknya pun menyahut, "Jangan-jangan yang menculik Iza, orang tua nya Frendi, atau mungkin dia disakiti lagi agar tidak membuat keonaran."
"Bukan Bik, Reiva tahu penculiknya bukan orang tua nya Frendi. Tapi semoga dia tidak membuat masalah, aku takutnya dia menangis terus menerus di sana," tebak Reiva yang tahu sifat Adik nya.
"Coba telpon dia!" suruh Nabila.
"Ponsel dia gak di bawah, biasa Iza kalau lagi dandan lama pasti ponsel nya tertinggal di tempat meja riasnya," grundel Reiva, setiap dia merias wajah nya Iza melupakan segala nya. Hanya penampilan yang ia ingat, kepribadian nya kebalikan dari Kakak nya.
