Sudah beberapa hari berlalu sejak Kazuma pergi ke belgia, Maeda masih belum sepenuhnya bisa menjalani hati harinya dengan normal.
Meski Kazuma terbilang intens menghubunginya tapi, Maeda tetap merasa ada yang hilang dari dirinya saat ia harus berjauhan dengan Kazuma.
Wanita itu baru saja turun dari mobilnya seusai kembali dari penginapan sekaligus membeli beberapa bahan makanan di minimarket, ia melangkah malas sembari menenteng sebuah bungkusan besar berisi barang belanjaannya.
"Tadaima" Ucapnya lirih sembari mendorong pintu rumahnya.
Maeda menyeret langkahnya menuju ke dapur untuk meletakkan bungkusan di tangannya.
Rumah itu terasa semakin sunyi saat ia hanya tinggal seorang diri.
Suasana yang membosankan dan dingin, Maeda meraih sekaleng kopi instant yang di belinya kemudian memilih untuk berdiri termangu di tepian jendela dapurnya.
