Kondisi Rui masih sama setiap pagi wanita itu masih berlarian menuju ke wastafel untuk memenuhi rasa mualnya, ia akan menunduk ber menit menit hanya karena dorongan rasa mualnya yang hebat.
Perut nya yang rata membuatnya tak terlihat seperti seorang wanita hamil.
Akira sudah menyusulnya dengan mata kantuknya.
Pria itu memijit perlahan tengkuk sang istri, sembari mengucek matanya, ia selalu bisa melawan apapun demi Rui., pria berparas tampan itu sudah mulai terbiasa dengan rutinitas barunya.
"Akira kun, kenapa kau bangun? "Tanya Rui saat ia sudah merasa lebih baik dan keinginan muntahnya mereda.
"Nandemonai... Aku hanya tak bisa melihatmu tersiksa seorang diri, jadi seorang wanita hamil itu benar benar melelahkan ya"ujar Akira sembari menyeka sisa air di mulut istrinya.
" Ini akan menjadi hal yang sangat kita rindukan setelah bayi ini lahir" Terang Rui sembari tersenyum hangat.
Wajah wanita itu tampak lelah karena waktu tidurnya selalu terganggu.
