Chereads / Snow Heart / Chapter 2 - Curahan Hati Dae

Chapter 2 - Curahan Hati Dae

Matahari di musim dingin jadi sesuatu yang menarik bagiku,aku malas bangkit dari fuutonku Sudah lebih dari 5 th aku menetap di negeri serba cepat ini tapi sifat pemalasku tak kunjung berkurang,aku menggeliat perlahan sambil menarik nafas dalam,bersamaan dengan oksigen yg kuhirup aroma kare terhirup memenuhi penciumanku

"hmmm...wangi ini,astagaaa"

aku bergegas bangkit dr balik selimutku,menyerbu kearah dapur mataku membulat sempurna menatap punggung seorang pria yg berdiri dengan apron tengah mengaduk aduk sesuatu diatas kompor dihadapannya

"kau sudah bangun"

tanpa mengalihkan pandangan dari masakannya dan jangan lupakan meski dia fasih berbahasa indonesia dialeknya tetap tidak natural,dia tetep bukan orang indonesia.

"y..yaa,what are you doing"

"Kamu bisa melihatnya dengan jelas nona,bicaralah dengan bahasmu aku mengerti"

"Kauuu....lancang sekali memasak di dapurku,dari mana kau mengambil bahan makanan itu "

"Aku mengambilnya di lemari es,kau benar benar cerewet,aku hanya sedikit membalas budi padamu,aku berniat membeli sesuatu untukmu pagi ini tapi kurasa salju di luar tidak mengijinkanku kemanapun "

"baik,bereskan setelahnya aku tak suka dapurku berantakan" cerocosku ketus sambil berlalu pergi

"Wakatta"

kurasa bahasa jepang lebih cocok dengan dialeknya.

Aku kembali ke kamarku,melipat fuutonku dengan sigap dan mengintip keluar jendela secara tidak sadar aku memikirkan kata katanya

"Ternyata benar salju turun dengan lebat pagi ini"

otakku mencerna dialog ku bersamanya barusan.

"heeee...knapa dia membaik secepat itu,kukira dia hampir mati semalam,tapi pagi ini dia memasak,bahkan dia bicara santai denganku tanpa rasa sungkan,ini rumahku,kenapa aku tidak mengusirnya saja"

Aku kembali berlari kearah dapur,dan dia masih berdiri disana membereskan perabotan yg mungkin sudah dia gunakan dia menoleh kearahku,rumahku berlantai kayu jadi sangat jelas terdengar jika ada yg melangkah apalagi aku memang setengah berlari.

"apa ada masalah lagi,?kenapa wajahmu sepanik itu Hazel san"

Aku mematung seketika,wajah yang tampak heran itu tidak biasa saja,maksudku dia tampan.

" Kau tahu namaku...?? darimana kau mengetahuinya"

"Aku melihat namamu di depan pintu apa itu bukan namamu"

aku berbalik dengan cepat memunggunginya

"i...iya itu memang namaku,kau kenapa masih disini,kenapa tidak pergi setelah kondisimu membaik"

"Apa aku tampak seperti orang tak beretika,kau menolongku semalam,apa salahnya aku berterimakasih padamu,aku pasti akan pergi setelah salju mereda,oh ya namaku Min Young Dae,aku pendatang dari seoul korea selatan,panggil saja aku Dae,ngomong ngomong sarapan sudah siap apa kau mau memakannya sekarang"

Aku ingat semalam setibanya dirumah,kami tak bicara banyak,aku hanya terfokus pada bagaimana aku segera memulihkannya,aku menyeret fuuton berat itu dengan susah payah ke ruang tv tempat ia berada untuk senentara dia kubiarkan disana aku memang punya beberapa kamar lain tapi itu di lantai atas,aku memakaikannya beberapa mantel milikku,menghidupkan penghangat dan membuatkan coklat panas untuknya,kami tak bersuara kurasa mengobrol dengan orang yg hampir membeku bukan hal yang bagus setelah semua yang kulakukan aku bergegas meninggalkannya untuk beristirahat.

"tidurlah disini,kuharap kau segera membaik"

Dan pagi ini kami sudah duduk bersama menikmati sarapan dengan canggung

"ittadakimasu"

tak ada obrolan diantara kami selama sarapan berlangsungng.

"apa setelah ini kau akan pulang Dae San"

"Kurasa begitu,hanya saja aku tak tahu apakah tempat itu masih baik untukku atau tidak "

"apa terjadi sesuatu yang buruk"

tanyaku tanpa basa basi,entah bagaimana dia seperti sudah mengenalku lama,mungkin karena sikap santainya dan dia tampak tidak berbahaya.

"Sebenarnya ini cukup konyol,aku tinggal bersama kekasihku selama ini,aku pikir semua berjalan sesuai dengan apa yg selalu kami rencanakan,tapi yang terjadi justru sebaliknya,hubungan kami tak mendapat restu dari orangtuanya dan di malam sebelum aku terkapar di bangku taman itu kekasihku menikah dengan pria pilihan keluarganya" terangnya.

Aku tak bisa berkomentar,bagiku yang tak pernah menjalin hubungan percintaan dengan pria manapun merasa bahwa aku tak layak untuk mengomentari kisah cinta orang lain.

"lalu kenapa kau ada di bangku taman malam itu"

hanya itu pertanyaan yang masih kuanggap sesuai dengan posisiku

"Mungkin sebagian orang akan menganggapku lemah jika mendengar ini termasuk Hazel san pasti juga akan menertawakanku jika mendengar alasannya" ujarnya ragu

"Aku cukup bersimpati dengan apa yang menimpamu Dae san untuk apa aku tertawa"

"yaa kuharap demikian,sejak lama aku memiliki banyak rencana indah bersama kekasihku,kami bahagia dengan hubungan dan hidup kami,meski memang sempat terjadi beberapa hal buruk yang tak kami inginkan jadi saat hal itu terjadi lagi,waktu terasa terhenti bagiku,banyak rencana rencana kami yang menjadi sia sia,bisa di bilang itulah patah hati terberatku,banyak kenangan dirumah bersamanya aku meninggalkan rumah sejak 3 hari sebelum kau menolongku,saat itu aku merasakan seluruh tubuhku membeku di fikiranku hanya satu mungkin mati lebih baik saat itu,tapi di saat terakhir aku mengingat ibuku,sudah lama aku tak menemuinya,mungkin jika aku pulang padanya di saat terburukku itu bisa sedikit menenangkan hatiku,tapi aku sadar itu sudah terlambat hanya senyum ibu yang kuingat ketika nafasku mulai sesak dan dingin,kemudian kau datang entah darimana jadi kupikir mungkin tuhan masih memberiku kesempatan bertemu ibuku"

Terangnya panjang lebar aku hanya diam mendengarkan kisahnya yg terdengar pilu.

"Kalau begitu mungkin sebaiknya kau pulang menemui ibumu Dae san,itu akan membuatmu merasa lebih baik "

"yaa...kurasa kau benar tapi bisakah aku meminta tolong padamu"

Firasatku tak begitu baik saat mendengar permintaan tolongnya.

"Aku akan melakukannya jika aku bisa"

"Kau benar benar orang yg baik Hazel San,ijinkan aku tinggal dirumahmu untuk beberapa hari karna aku masih belum sanggup kembali kerumahku saat ini,apa kau akan mengijinkannya,jika tidak aku akan mencari penginapan saja"

Dia tampak berharap,andai aku sangat gila uang akan ku pastikan dia tidur di penginapanku saja setidaknya aku mendapat uang selama dia menginap,tapi kurasa itu akan berbeda dengan ekspetasi seorang pria seperti dia dan bisa jadi dia bahkan tak memiliki uang saat ini,ya...yaa...kurasa aku memang harus bermurah hati pdahal aku bisa saja memberinya diskon.

"hmmm..jika dengan bgtu aku bisa menolongmu...kau bisa tinggal disini untuk bbrapa hari Dae san asal kau tetap bisa menjaga etikamu"

"Apa aku tampak mencurigakan Hazel san aku takkan menyakiti penolongku"

" hahahha...panggil aku hazel saja,baiklah aku percaya padamu"

baiklah uangku melayang

"terimakasih banyak Hazel,kalau bgtu panggil juga aku Dae saja,aku takkan melupakan banyak hal baik yg kau lakukan hari ini"

"Hai..hai..aku akan bekerja, jika kau lapar makan saja apa yang sudah tersedia,kau bisa gunakan beberapa fasilitas dirumahku,aku akan pulang sore nanti"

Aku beringsut bangkit dari duduk nyamanku dan bergegas pergi ke kamarku untuk bersiap siap ke penginapan.

"Aku berangkat"

"Berhati hatilah di jalan"

Aku berjalan sambil merasakan sesuatu yang tak biasa dalam diriku entahlah,hari ini aku agak terkejut dengan banyak hal yang tiba tiba,kehadiran Dae dirumahku,kisah pilu yg dengan mudah kudengar dari mulut pria yang baru kukenal apakah itu sungguh kisahnya atau dia hanya mengarang cerita tapi sudahlah selama Dae tidak berbuat buruk padaku,aku juga takkan mengusirnya paling tidak kewaspadaanku tetap ada.

Ada sesuatu yang sulit ku pahami saat ini.