Chereads / AFFAIR WITH INFIDELITY / Chapter 21 - PRESS CONFERENCE

Chapter 21 - PRESS CONFERENCE

Sonia tidak mau kehilangan bayi itu, tak perduli bayi siapa. Namun ia juga ingin memastikan masa depan untuk mental anaknya kelak, walau soal harta tak patut di pertanyakan lagi karena ia juga lahir dengan sendok perak.

Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kekayaan, terutama warisan kekayaan. Sebagai contoh, seseorang dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya dikatakan "telah dilahirkan dengan sendok perak di mulutnya".

Edward benar-benar terlihat sangat bahagia. "Sayang ayo kita ke Dokter, untuk lebih memastikan bayi kita baik-baik saja!" ajak Edward.

Sonia menggeleng, "Kita sudah mengetahuinya tadi, aku juga ingin semuanya baik-baik saja Dokter sudah bilang tadi, aku sangat lelah sekarang dan sangat mual," Sonia membuat alasan agar Edward tak mengajaknya ke rumah sakit.

Edward berpikir ada benar nya juga! Ia ingin istrinya dalam keadaan nyaman saja. Dan kemudian menyuruh semua pelayan agar lebih berhati-hati terutama ketika membersihkan lantai agar menjaga Sonia dari kelicinan.

Satu Minggu berlalu Sonia menyirih Edward merahasiakan kehamilannya walau sang suami ingin sekali membagi kebahagiaan nya dengan banyak orang. Namun ia menuruti sang istri.

Hari ini adalah kepulangan Steve dari Belanda, ia pulang ke rumah orangtuanya langsung setelah sekian lama. Ia pulang bersama Carine yang baru saja datang dari Australia.

"Sayang besok akan ada pertemuan kamu harus menyiapkan baju tetapi jangan terlalu ketat kasian bayi kita" ucap Edward sembari mencium perut istrinya.

Sonia hanya mengangguk. Keesokan harinya mereka berangkat untuk mendatangi acara yang Edward sebutkan, Sonia tak menyangka bahwa itu adalah Press conference.

Konferensi pers atau jumpa pers adalah acara khusus yang dibuat sebagai sarana untuk mengumumkan, menjelaskan, mempertahankan atau mempromosikan kebijaksanaan dengan maksud untuk mengukuhkan pengertian dan penerimaan publik pada pihak pemrakarsa acara.

Ya tajuk utama dalam konferensi pers hari ini adalah tentang informasi pernikahan Steve dan Katrine. Sonia tak mengetahui kedatangan mereka, ia sedikit terkena serangan panik dan memegang tangan Edward erat-erat.

Edward menghampiri Kakaknya yang akan segera menikah itu, ia menyapa begitupun Sonia yang hanya kaki terdiam. Ia menyalami Katrine yang tak lama akan menjadi menantu Leonardo juga.

Katrine menyapa gadis itu. "Hai Sonia, nice to meet you!" ucapnya sembari mengulurkan tangan.

"Hi, Sonia!"

"Aku tahu, kamu sangat terkenal di sosial media," jelas Katrine.

Bagi Sonia ucapan gadis itu terlalu berlebih-lebihan, mengingat ia lah tajuk utama hari ini dan itu adalah pekerjaan nya sebagai publik figur. Sonia hanya tersenyum ramah.

Steve melihat Sonia tak banyak bicara, bahkan ketika ia menyapanya.

Konferensi pers pun di mulai, Steve mulai berbicara tentang penjelasan nya yang akan menikahi Katrine, sepertinya Katrine yang lebih menghandle di depan kamera karena ia sudah terbiasa dengan profesi nya.

Ketika pertanyaan-pertanyaan mulai bergemuruh dari awal media, Sonia merasa kepalanya pusing dan dia ambruk begitu saja, hal itu membuat awak media lebih memperhatikan Sonia dan mengambil fotonya. Edward segera menggendong sang istri ke ruangan di mana ia bisa di baringkan, dan pihak keamanan perusahaan menenangkan para awak media dan menyuruhnya fokus pada konferensi Steve dan Katrine.

Edward kembali untuk meminta maaf. "Maaf sebelumnya karena terjadi sedikit tragedi, istri saya mudah lelah akhir-akhir ini!" jelas Edward.

"Apakah Sonia sakit?" tanya reporter.

"Tidak, ini hanya bawaan ibu hamil. Sonia sedang mengandung!"

Seketika semua reporter mengambil foto sangat banyak untuk mengabadikan senyum kebahagiaan Edward, mendengar itu Steve hanya kaku terdiam.

Namun Katrine, ia sedikit kesal karena Edward malah menjadi pusat perhatian.

Carine yang ada di sana langsung menemani kakak iparnya yang pingsan sementara Edward pergi ke press conference lagi untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan Sonia.

Ia juga kaget akan mendengar kabar bahagia setelah apa yang di lewati Kakaknya itu di Australia. "Perjuangannya tidak sia-sia!" lirih Carine.

Steve mematung ia masih tak percaya, dua bulan lalu Steve meminjam mobil Edward untuk pergi, ia menemukan obat yang sama dengan yang ia lihat di rumah sakit saat pertama kali datang ke New York.

Ya, Edward mengidap Azoospermia seperti dugaannya, setelah melihat obat itu selalu ada di tasnya. Namun ia tak mengira Sonia akan hamil. Perasaan sekaligus penasaran itu membuat Steve kalang kabut.

Sonia terbangun akhirnya, Carine segera memberikan air putih padanya. "Sayang, sudah baikan?" tanya Edward.

Sonia mengangguk, "Aku ingin pulang, mual sekali berada di keramaian benar-benar ingin di rumah" lirih Sonia.

Edward mengangguk. "Ayo kita pulang,"

Namun Edward tidak mengizinkan kaki Sonia turun dari kursi dan langsung mengangkatnya, ia menggendong istrinya itu melewati lobby dan memasukannya ke mobil. Tentu saja hal itu menjadi pusat pandangan semua orang, "Aku malu semua orang pasti melihat," Sonia memukul pelan dada suaminya.

"Bahkan mereka memotret mu sayangku" jawab Edward sembari memasang kan seatbelt di tubuh istrinya.

Para reporter juga mendapat kan foto bonus tentu saja untuk berita dan majalah mereka. Katrine lebih mempermasalahkan popularitas nya yang sedikit tersaingi oleh Edward dan Sonia. Sementara Steve memperhatikan pasangan itu dengan mata yang tak berkedip dan terus berpikir.

Hari-hari berlalu, keluarga Leonardo mempersiapkan pernikahan untuk Steve dan Katrine. Karena Sonia benar-benar mengalami mual hebat, hanya Carine yang menemani Katrine memilik semua keperluan termasuk gaun pengantin. ""Kat, kemana Steve pergi? bukankah seharusnya dia menemui mu di sini?" tanya Carine, ia tak menemukan calon mempelai pria, yang tidak lain adalah Kakaknya.

"Ah, dia bilang ada keperluan karena itulah dia tidak kesini," jawab Katrine sembari tangannya menyentuh gaun mewah yang ad di sana memilih untuk menjatuhkan pilihannya pada yang mana.

"Apa orang tua mu datang kesini?" lanjut Carine.

Katrine sedikit terdiam. "Ah, orang tua ku ada di Swiss mereka sedang sibuk, lagi pula ada kamu di sini designer hebat dunia jadi akan sangat lebih membantu!" jawab nya kemudian.

"Pernikahan sekali untuk seumur hidup, aku rasa orang tua harus mensuport semua keperluan yang harus di siapkan,"

"Mereka akan datang namun pekerjaan nya benar-benar tidak bisa di tinggalkan" ucap katrine.

Carine hanya mengangguk dan ia berjalan melihat model baju pengantin di sana, busana yang tertata dan banyak berwarna putih itu memang benar-benar terlihat sangat sakral.

Sonia terdiam di ujung ranjang, ia memanggil suaminya. "Sayang, aku ingin sekali mangga muda yang langsung di petik dari pohonnya!" lirih Sonia, dengan wajah lesu sembari memegang perutnya.

Edward mengancingkan kemeja yang ia kenakan. "Sayangku, hari ini aku harus meeting jadi aku akan mencari nya besok atau setelah aku selesai bekerja, ok?"

"Tapi aku mau sekarang!" Sonia merengek.

"Maaf sayang, aku janji akan mencarikan nya untukmu!" ujar Edward kemudian mengecup kening istrinya, dan ia pergi berlalu keluar dari kamar.