Chereads / Gadis Malang dan Calon Pewaris / Chapter 30 - Keisha Menghindar

Chapter 30 - Keisha Menghindar

'apakah mungkin Aska jatuh cinta kepadaku?' batin Kesya bertanya kepada dirinya sendiri. Tetapi kemudian ia menyangkal pemikirannya sendiri. Tidak mungkin seorang pangeran tampan seperti Aska bisa jatuh cinta dengan seorang wanita sederhana seperti dirinya.

Gadis berkulit hitam itu tidak bisa percaya bahwa pemuda tampan seperti Aska bisa jatuh cinta kepada dirinya. Tetapi dia juga terus bertanya-tanya, apa alasan Aska melakukan semua itu kepada dirinya. Apa alasan Aska berusaha menjaga dan melindunginya. Semua pertanyaan itu terus menyesakkan dada Keisha. Tetapi, dia tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri.

Keesokan harinya, Kesya berangkat ke sekolah lebih cepat dari biasa. Dia tidak ingin berpapasan dengan tuan muda rumah besar itu. Dia sudah bertekad untuk menghindari Aska semampunya. Hari masih sedikit gelap tetapi Keisha sudah melangkahkan kakinya pergi ke sekolah. Bi Siti dan Pak Burhan pun merasa heran, saat kedua orang tua itu bertanya kepada Keisha. Gadis tersebut hanya membalasnya dengan senyuman kemudian melambaikan tangannya.

"Apakah Keisha sudah pergi ke sekolah pak?" Aska bertanya kepada Pak Burhan saat mereka sedang berada dalam perjalanan menuju sekolah.

"sudah tuan muda!" jawab Pak Burhan tanpa menoleh. Dia tetap fokus kepada kemudinya. Selanjutnya perjalanan mereka hanya ditemani dengan diam. Aska hanya berfikir tentang Keisha dan dirinya segera ingin bertemu dengan gadis itu.

Ketika tiba di sekolah Aska segera turun dari dalam mobil kemudian melangkahkan kakinya masuk menuju lingkungan sekolah mereka. Tetapi pemuda tampan itu tetap tidak menemukan Keisha. Aska berjalan cepat menuju ruang kelasnya. Dia berharap Keisha ada di sana. Tetapi dia tetap tidak menemukan gadis itu.

"Apakah kalian sudah melihat Keisha?" Aska bertanya kepada Vina. Salah seorang sahabat baik dari Keisha.

"Sepertinya Keisha belum datang! Mungkin hari ini dia juga akan terlambat!" jawab Vina. Aska tidak percaya dengan jawaban yang diutarakan oleh gadis itu. Dia berlari menuju taman belakang tempat di mana Keisha sering bersembunyi dan menumpahkan semua perasaannya. Tetapi ternyata pemuda tampan itu juga tidak menemukan Keisha disana. Azka terus berupaya mencari teman sebangkunya. Dia mencari ke setiap sudut sekolah, tetapi hasilnya masih sama. Gadis berkulit hitam dan berkacamata itu tidak ditemukan di mana pun.

Hingga suara bel masuk kelas berbunyi, Azka belum menemukan Keisha. Tanpa semangat ia berjalan menuju ruang kelasnya. Dia mengikuti pelajaran tanpa fokus dan konsentrasi karena pikirannya masih tertuju kepada teman sebangkunya yang belum juga hadir ke sekolah. Ketika semua orang sedang mengikuti pelajaran di kelas itu tiba-tiba akan mengangkat tangannya.

"Ada apa Aska?" tanya Bu guru.

"perut saya sakit Bu!" jawab Aska berpura-pura. Guru tersebut segera mendatangi Aska kemudian ia mencoba memeriksa keadaan siswanya.

"ikuti saya! Saya akan membawamu menuju ruangan UKS!" ucap guru tersebut membuat Aska hanya bisa melotot. Pemuda tampan itu mengira bahwa dirinya bisa bolos dari sekolah dengan alasan sakit. Tetapi ternyata rencananya sudah gagal total. Dia berjalan mengikuti langkah gurunya yang membawanya menuju ruangan UKS yang terdapat di sekolah.

"ada apa Bu?" seorang petugas UKS bertanya kepada guru tersebut.

"Salah satu murid saya sedang sakit, bisakah anda memeriksanya?" tanya guru kepada petugas UKS.

"Baik bu!" jawab petugas tersebut. Kemudian petugas itu memerintahkan kepada Aska untuk berbaring di ranjang yang terdapat di sana. Sementara guru yang mengantarkannya keruangan tersebut segera meninggalkan Aska dan melanjutkan pelajaran di kelas.

Kini Aska telah terjebak dalam rencananya sendiri. Terjebak karena tidak bisa keluar dari sekolah. Justru kini ia berada di dalam ruangan UKS yang kecil dan juga sempit tanpa bisa melakukan aktivitas apapun selain meneruskan sandiwara sakit nya. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan oleh pemuda tampan itu selain menunggu bel pulang berbunyi barulah ia bisa meninggalkan sekolah untuk menemui dan mencari keberadaan keysia.

Sementara, Keisha yang awalnya hendak melangkahkan kaki pergi ke sekolah tiba-tiba merubah niatnya. Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Aska. Dia tidak ingin menambah kesalahpahaman yang ada di dalam hatinya. Keisha berjalan saat melihat ada sebuah Panti asuhan yang berada di antara istana tempat dia bekerja dan juga sekolah. Dia melihat beberapa anak yang sedang bermain di sana. Tanpa berpikir panjang Keisha mulai mengikuti anak-anak tersebut dan bermain dengan mereka. Saat bermain dengan anak-anak pikiran Keisha merasa lebih tenang. Setelah puas bermain gadis berkulit hitam itu melangkahkan kakinya menuju sawah yang terbentang luas di belakang panti asuhan. Dia menghabiskan waktunya untuk duduk di sana. Hingga jam sekolah selesai barulah ia kembali pulang ke istana.

Secepat mungkin Gadis itu melangkahkan kakinya agar segera tiba di istana. Begitu tiba di sana Keisha segera melakukan tugas mencuci seluruh pakaian yang sudah dikumpulkan di ruangan belakang. Bu Siti kembali merasa heran dengan tindakan yang dilakukan oleh gadis itu. Keisha selalu menunjukkan hal yang berbeda setiap harinya. Terkadang ia bisa berubah menjadi anak yang ceria, namun dia juga belum bisa berubah menjadi anak yang pendiam dan juga terlihat menyedihkan. Tetapi bik Siti masih merasa heran saat melihat bekas luka dan juga darah yang ada di seluruh tubuh gadis itu. Wanita paruh baya itu bertanya-tanya di dalam hatinya, apakah yang terjadi hingga baju yang dikenakan oleh Keisha bisa berlumuran darah. Apakah Gadis itu sedang mengalami kesulitan atau penyiksaan dari orang lain. Semua pertanyaan terus memenuhi pikiran bik Siti, tetapi ia tidak tahu kepada siapa dirinya harus bertanya. Wanita paruh baya itu terus menyaksikan bagaimana keysia melakukan tugasnya dengan penuh semangat.

Bel tanda pelajaran di sekolah telah berakhir pun berbunyi. Akhirnya Aska bisa merasa lega karena dia bisa meninggalkan sekolah dan segera mencari keberadaan Keisha. Ditemani Pak Burhan, Aska pergi menuju pinggiran sungai tempat dimana Kesya selama ini sering menenangkan diri dan menyendiri. Tetapi Aska tidak menemukannya di sana. Setelah lelah mencari pemuda tampan itu kembali ke dalam mobil.

"Ada apa Tuan muda?" tanya Pak Burhan melihat kecemasan di wajah Aska.

"keisya tidak masuk sekolah hari ini? Apakah Bapak tahu dia ke mana?" tanya Aska kepada pria itu.

"tidak tahu tuan muda!" jawab Pak Burhan.

"mungkinkah Dia sudah kembali ke rumah? Tolong tanyakan kepada Bu Siti Pak?" perintah Aska. Kemudian Pak Burhan segera menghubungi istrinya yang berada di istana itu. Untuk menanyakan keberadaan keisya. Setelah mendapat jawaban dari wanita itu Pak Burhan segera mematikan ponselnya.

"Dia sudah berada di rumah tuan muda!" jawab Pak Burhan. Aska merasa heran, kemanakah Keisha pergi? Lalu kenapa iya sudah berada di rumahnya kembali.