"Baik Pak!"jawab Aska. Kemudian, mobil yang mereka kendarai terus melaju. Meninggalkan tempat itu karena mereka harus menuju kantor. Mobil terus melaju tetapi hati Aska belum bisa merasa tenang. Pemuda tampan itu semakin merasa khawatir kepada ibunya. Pemuda tampan itu semakin mencemaskan wanita tersebut. Hati Aska juga bertanya-tanya apakah yang terjadi kepada ibunya mengapa kamar itu terkunci dari luar. Ingin sekali Aska bertanya kepada harmadi yang duduk di bangku penumpang bagian belakang. Agar dia segera mengetahui keberadaan ibunya. Tetapi Aska harus menahan diri karena jika harmadi mengetahui bahwa yang berada di hadapannya saat ini adalah sang Putra maka tidak menutup kemungkinan armadi akan melakukan hal yang diluar pemikiran dari semua orang. Akhirnya Aska lebih memilih diam.