"Aku akan pergi ayah! Tunggulah Aku akan kembali lagi!" Pamit Keisha kepada sang ayah. Kemudian melangkahkan kakinya, meninggalkan rumah yang terus memberikannya kepedihan. Meski berat karena ia harus meninggalkan ayahnya di sana tetapi dia terus berjalan. Dia melewati jalan setapak yang ada di pinggiran sungai. Kemudian dia duduk di sebuah kursi, tempat yang sering ia duduki selama ini.
Tubuh gadis Malang itu masih sakit, karena siksaan yang diberikan oleh ibu tirinya. Tubuh gadis Malang itu masih berdarah. Ia menyembunyikan wajahnya di antara lutut dan tangan lalu kembali menangis. Meski ia ingin melakukan banyak hal tetapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa diam dan menyaksikan semuanya dengan kepedihan.
"ada cewek?" segerombolan preman jalanan melewati jalan yang ada di pinggir sungai lalu mereka menemukan Keisha sedang bersedih di sana. Salah seorang dari mereka mendekati gadis Malang itu.
"Kenapa kamu bersedih saya?" godanya membuat keysia sangat ketakutan. Gadis itu berusaha mundur dan menghindari jangkauan tangan dari preman tersebut. Namun teman preman justru datang dari arah belakang.
"Jangan takut sayang, kami akan menemanimu dan menghiburmu! Hahaha," mereka tertawa bersamaan. Kini Kesya tidak bisa bergerak karena sudah dikelilingi oleh beberapa orang preman yang hendak melukai dirinya. Keisha berpikir Apakah ia harus melompat ke sungai untuk bisa melarikan diri dari preman tersebut. Berulang kali Kesya melirik sungai yang ada di sebelahnya.
"katakan kepada kami, kenapa kamu bersedih?" seseorang malah lebih berani mendekati wajah Kesya. Gadis belia itu menepis tangan dari preman tersebut hingga membuat preman tersebut menjadi marah. Dia seketika memegang tangan Keisha.
"berani sekali kamu melawanku! Sebenarnya kamu itu tidak cantik, tetapi tidak apalah sebagai penghibur teman-temanku!" pria itu melepaskan genggamannya. Tanda bahwa dia menyerahkan Kesya kepada teman-temannya yang lain. Segera preman lain yang berada di sana mendekati Keisha. Mereka terus mendekat hingga Gadis itu berniat untuk lompat ke dalam sungai untuk menghindari kejahatan dari mereka. Kemudian tiba-tiba terdengar suara kuda yang berlari kencang juga menyeringai dengan tajam. Suara itu menghentikan semua gerakan yang dilakukan oleh para preman. Semua orang menatap ke arah jalan dan menunggu sesuatu yang datang.
"Kesya?" terdengar suara yang tidak asing bagi Kesya, kemudian dari kejauhan wanita itu melihat sesosok pria tampan yang sangat ia kenal. Pemuda tampan yang datang menyelamatkan dirinya dengan menunggangi kuda putih. Tanpa berpikir berlari menghindari kerumunan preman kemudian Aska menarik tangan Keisha dan membawanya duduk di atas kuda bersama dengan dirinya. Semua berlalu begitu cepat hingga beberapa preman yang berdiri di sana tidak sempat berpikir tentang apa yang terjadi. Tetapi mereka sudah kehilangan mangsa mereka karena keysia sudah berlalu bersama kuda putih Hercules dan juga penunggangnya yaitu Aska.
Keisha duduk di belakang tubuh Azka sambil memegangi pakaian yang dikenakan oleh pemuda tampan itu. Kuda terus berlari meninggalkan gerombolan para preman yang mulai mengejar mereka. Tetapi Hercules tidak berhenti dia terus berlari kencang hingga para preman tidak sanggup lagi mengejar dirinya. Barulah Hercules mencoba mengurangi kecepatannya.
Gadis belia yang kini duduk di belakang Aska merasa canggung dengan kedekatan antara dirinya dan juga pria tampan di hadapannya. Dia ibarat Putri khayalan yang selama ini selalu melintas dalam pikirannya saat diselamatkan oleh pangeran berkuda putih. Ada rasa bahagia dan juga rasa cemas yang bersatu di dalam hatinya. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasa. Ini adalah kali pertama kisah berada di punggung kuda. Selama ini semuanya hanya ada di dalam benak dan pemikirannya sendiri. Tapi semua helmnya kini telah menjadi nyata. Aska ibarat pangeran tampan telah menyelamatkan dirinya dari gerombolan preman jahat yang ingin menyakiti nya.
Setelah merasa semua aman Hercules berhenti. Tapi Kesya tidak tahu bagaimana caranya Ia turun dari kuda yang sangat tinggi.
"Bisakah kamu turun?" suara dari pemuda tampan itu semakin mempesona ditelinga Kesya. Dia berusaha menahan getaran di dalam hatinya. Dia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri Apakah semua ini adalah cinta.
"Kesya, bisakah kamu turun?" Aska mengulangi pertanyaannya saat tidak mendengar jawaban dari temannya itu.
"tidak?" jawab keisha dengan wajah penuh ketakutan Ia baru menyadari bahwa dirinya terlalu tinggi berada di atas tanah. Tubuh Hercules yang sangat tinggi dan besar membuat penunggangnya juga memiliki jarak yang cukup jauh dari tanah hal ini membuat Kesya menjadi ketakutan karena Gadis itu adalah wanita yang phobia dengan ketinggian.
"Baiklah! Kamu tunggu sebentar aku akan turun terlebih dahulu!" ucap Aska menenangkan Keisha. Kemudian Kesya mencoba melepaskan genggaman tangan pada pakaian yang dikenakan oleh Aska. Iya mulai memegangi punggung kuda karena Aska akan segera turun dari sana. Namun saat Aska turun tiba-tiba Kesya menjadi lebih ketakutan mendapati dirinya berada di atas kuda sendirian. Tanpa ia sadari kedua tangannya yang berada di punggung kuda menyakiti kuda tersebut hingga Hercules kembali berlari.
"Kesya?" Aska terkejut melihat Hercules kembali berlari. Aska bahkan terseret karena dia masih memegangi tali yang mengikat kuda tersebut. Aska mulai terluka di beberapa tempat namun Hercules tidak juga berhenti.
"tolong tenangkan dia Kesya!" ucap Hercules sambil terus mempertahankan diri. Keisha merasa tidak tega melihat Aska yang terseret oleh kudanya sendiri akibat ulahnya. Dengan mengumpulkan sekuat tenaga ia menutup kedua matanya kemudian perlahan ia mendekati kepala kuda lalu memeluk kepala Hercules. Kesya membelai Hercules dengan lembut.
"tenang ya! Tenang!" ucap Kesya.
"Hercules! Namanya adalah Hercules!" Aska menahan kesakitan akibat terbentur dengan beberapa kayu. Tetapi dia masih mempertahankan diri agar dia bisa menyelamatkan Keisha. Karena Aska berpikir jika dia melepaskan genggamannya dari tali tersebut maka Hercules bisa kehilangan kendali dan bisa melukai teman sebangkunya. Dan Aska tidak ingin hal buruk terjadi kepada Keisha.
"Hercules, tolong maafkan aku!" keisha kembali membujuk Hercules. Mencoba menenangkan kuda yang sedang berlari. Gadis itu memeluk tubuh Hercules dan menutup matanya karena ia tak sangat takut dengan ketinggian. Dengan menutup mata Keisha tidak akan melihat apapun.
Saat Kesya membuka sedikit matanya ia melihat Dihadapan mereka ini terdapat sebuah batu besar. Hercules harus bisa tenang sebelum mereka mencapai batu tersebut karena jika tidak maka hal itu pasti akan sangat berbahaya bagi Aska. Gadis itu sangat ketakutan, kemudian ia berusaha mendekatkan hatinya dengan Hercules dan meminta agar kuda putih itu mau mendengarkan dirinya. Detik-detik kuda tiba di batu besar tersebut Hercules mulai mau mendengarkan keisha dan ia pun menghentikan langkah kakinya. Setelah Hercules benar-benar berhenti barulah Aska melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan tubuhnya terkulai lemah di tanah.