"Yang gila bukan keluargaku, Kyo! Hanya saja aku disuruh untuk menjenguk seseorang yang pernah dikenal oleh kakakku!" Ayane langsung protes, tidak mau dibilang sebagai penguntit.
"Iya, iya, terserahlah!" Kyosuke mengakhiri percakapan dan mengalihkan wajah. Ia benar-benar malas membahas apa pun saat ini. Apalagi berdebat dengan perempuan yang baru dikenalnya itu. Lagipula, kepala Kyosuke masih terasa pusing saat ini. Belum lagi Kyosuke harus memikirkan cara untuk memperbaiki hubungannya dengan ibunya.
Ayane menyadari ada kesedihan di mata Kyosuke. Dan itu sangat mengganggunya. Ia tidak ingin ke depannya memiliki pacar yang selemah itu. Jadi, Ayane penasaran apa yang menyebabkan pemuda tampan itu kini terlihat sedih.
Tunggu! Apakah baru saja Ayane mengklaim untuk menjadikan Kyosuke sebagai pacar?
Ayane lalu menarik kursi untuk mendekat ke sisi ranjang Kyosuke. Ia duduk di kuris dengan tenang, sambil melipat kedua tangan di depan dada.