Malam yang selalu ditunggu oleh semua orang, termasuk aku. Seharian bukan karena capek bersih-bersih kamar melainkan karena aku enggak sabar ingin segera mendengar cerita cinta dari Bang Dito. Aku mencoba mengintip ke luar sepertinya belum ada tanda-tanda Bang Ali mau keluar. Oke, aku akan putuskan untuk kembali lagi ke kamar.
"Dik, ngapain sih celinggukan kagak jelas begitu, Mas, jadi pusing nih lihatnya." Mas Fandi memijat pelipisnya.
Aku tersenyum singkat, "Hehehe, maafin aku ya, Mas. Kamu tahu sendiri 'kan aku lagi ngintip Bang Ali, tapi kok belum keluar juga ya?"
Haduh! Aku jadi curiga nih kalau ternyata Bang Ali, sengaja menghindar. Kalau sampai iya, maka aku akan masuk ke dalam kamarnya lalu aku seret buat keluar. Enak aja main melanggar janji.
"Iya sudah terserah kamu aja," Mas Fandi melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
"Makasih ya Mas suami,"
"Iya sama-sama Sayang. Sudah ah, Mas, mau lanjut kerja dulu,"