Tak bisa membayangkan bagaimana kalau Ibu bertemu dengan Tante Mirna, pasti ingin mencakar wajahnya satu sama lain. Entah kenapa aku merasa ada aura panas di ruangan yang sangat luas ini. Aku, bersikap tenang sebab sudah ada bala bantuan yang sigap menolongku kapan saja.
"Selamat datang di konveksi yang sangat kecil ini, Bu. Perkenalkan nama saya Mirna, Bu,"
"Bisa aja merendahnya nih, Bu. Nama saya Widya, Bu," jeda Ibu, "Mamahnya Nak Hendri ya?"
"Iya, Bu," Tante Mirna mempersilakan kami semua untuk duduk.
Sementara ini apa yang aku khawatirkan belum terjadi, semoga saja tidak ada yang membahas soal masa laluku yang sangat kelam. Masa lalu yang sudah aku kubur sedalam-dalamnya dan tak ingin aku buka kembali satu persen pun.
"Sebelum membahas ke intinya, boleh basa basi sebentar, Bu?" tanya Ibu.
"Eum …. boleh dong, Bu! Mari kita bahas yang ringan dulu ya, Bu,"
