Aku mencium bau-bau yang tak sedap. Ayah, seperti sedang memancing keributan. Iya kali bahas soal beginian dihadapan kedua abangku. Bukan karena apa-apa, tetapi bahas soal uang pasti akan terlihat sensitif bagi semua orang, terutama untuk saudara kandung sendiri.
"Eh .... enggak usah, Yah! Beneran aku bayar sendiri aja, Yah." tolakku secara halus.
"Sudah enggak usah bantah apa kata, Ayah."
Oke! Baiklah kalau Ayah, sudah bertitah seperti ini. Aku hanya bisa terdiam, tak bisa melawan apa kata Ayah. Bahaya kalau aku lawan, akan terjadi gempa dalam rumah besar ini.
"Baik, Yah!"
Kalau biasanya aku akan lawan dengan candaan tetapi untuk sekarang aku hanya bisa terdiam tanpa banyak kata.
Ayah memundurkan kursi "Sebentar lagi kita kumpul di ruang santai. Ada yang mau Ayah bicarakan sama kalian."
"Baik, Yah."
***