"Nona Auryn yakin ingin digantikan oleh saya?". Tanya Rona sekali lagi. Gadis berambut pirang yang sudah mengenakan gaun mewah dan cantik itu mengangguk dengan sangat yakin.
"Please cuma untuk malam ini kok Rona, sumpah gue males banget datang ke pesta dansa itu. Dan gue gak mau dijodohin". Ujarnya seraya melepaskan gaun yang ia kenakan.
Auryn Stefani Putranto, gadis berusia tujuh belas tahun putri dari pasangan aktris ternama Sonia Larasati dan pengusaha sukses Juanda Putranto. Paling malas menjalani kehidupan mewahnya, ia lebih suka menjadi gadis biasa-biasa saja karena tidak mau menjadi sorotan. Toh mamanya si Sonia Larasati juga menyembunyikan status perkawinannya kok. Wanita itu mengaku lajang karena takut kariernya hancur. Juanda Putranto juga sibuk bisnis di Aussie, alhasil Auryn hanya tinggal bersama Bi Surti dan anaknya yang bernama Natasha Wirona.
Natasha Wirona enam belas tahun adik kelas Auryn, ia juga putri pembantu di rumahnya. Gadis manis yang memiliki segudang pengalaman buruk karena statusnya yang hanya sebagai anak pembantu. Kerap dibully hingga pindah-pindah sekolah dan kali ini ia akan pindah ke sekolah Auryn dengan status yang baru. Menyandang gelar putri Sonia Larasati dan Juanda Putranto, sungguh berat tapi ia menikmatinya. Berperan sebagai murid kaya raya adalah impiannya sejak dulu. Ia bertekad akan menjadi gadis kuat di sekolahnya nanti. Tidak akan ada yang berani membully nya, justru ialah yang menjadi tukang bully muahahahaha...
Auryn tidak mempermasalahkan niat buruk Rona yang hendak menyalahgunakan statusnya. Yang pasti Auryn tidak mau dijodohkan dengan putra sahabat Papanya, Arjuna William.
Arjuna William tujuh belas tahun, putra dari istri pertama Jonathan William. Pemuda nakal dengan segala tingkah anehnya itu kerap membuat Jonathan pusing tujuh keliling. Namun tetap saja Juna menjadi putra kebanggaan keluarga William. Putra yang akan menggantikan posisinya dengan menyandang gelar putra mahkota. Namun tidak semudah itu karena istri kedua Jonathan akan menghalalkan segala cara untuk merebut gelar itu untuk putranya; Victor Xavier William.
Victor Xavier William tujuh belas tahun, anak sambung Jonathan William juga pemuda yang disukai Auryn sejak kelas satu. Pemuda dingin yang selalu menuruti perintah Ibunya bahkan untuk berbuat jahat pada saudaranya sekalipun. Syarat utama agar bisa menyandang gelar putra mahkota adalah dengan mengambil hati putri tunggal keluarga Putranto. Namun sayang belum juga Victor ikut berperang, Jonathan sudah memutuskan jika Arjuna lah yang akan dijodohkan dengan putri tunggal keluarga Putranto. Tentu saja Victor tidak akan semudah itu menyerah, ia akan merebut gelar itu agar Ibunya tidak sedih.
Kembali pada dua gadis yang tengah sibuk berganti peran itu. Meski tidak yakin untuk datang ke pesta dansa, namun Rona menuruti keinginan anak majikannya itu. Kini Upik abu telah berubah menjadi seorang putri, bahkan Auryn pun terpana melihatnya.
"Lo cantik banget, sumpah. Sekarang tinggal pakai topengnya". Auryn buru-buru memasangkan topeng ke wajah Rona. Untung saja konsep pesta malam ini adalah pesta topeng sehingga tidak akan ada yang curiga jika bukan dirinyalah yang menghadiri pesta dansa itu.
"Nona, saya...".
"Nona Auryn, mobil sudah menunggu". Teriak Bi Surti dari luar kamar yang memotong perkataan Rona.
"Rona gue janji cuma buat malam ini kok, sekarang lo keluar ya. Inget jangan bersuara. Mama sama Papa akan datang ke pesta itu jam duabelas malam, sebelum mereka datang Lo harus udah pulang. Ngerti?". Peringat Auryn. Rona mengangguk patuh, gadis yang berperan sebagai Auryn itu berdiri dengan tidak percaya diri.
"Hei...". Auryn menyentuh bahu Rona.
"Lo sekarang adalah Natasha Wirona anak Sonia Larasati artis terkenal dan Juanda Putranto pengusaha sukses. Angkat kepala Lo! Gak ada alasan buat minder, strata lo tinggi ditempat itu". Berkat perkataan Auryn, Rona menjadi lebih percaya diri. Kapan lagi ia memiliki kesempatan untuk merasakan jadi orang kaya meski hanya sekejap? Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.
Sementara itu di sebuah hotel bintang lima, pesta megah telah digelar. Pesta ulang tahun putra kebanggaan Jonathan William itu dihadiri tak sembarang orang. Semuanya memiliki strata tinggi, yang tidak punya undangan VIP tidak boleh masuk ke tempat pesta. Dua istri Jonathan William pun sudah berdandan dengan cantiknya karena akan mendampingi suami mereka.
Jonathan William pengusaha sukses berdarah biru, memiliki dua istri. Istri pertama Ayu Kamaratih, ibu Arjuna. Kemudian istri kedua, Ariana Rosella. Mempunyai satu anak dari suami terdahulu Victor Xavier William. Dan dua anak kembar dari Jonathan William bernama Nakula dan Sadewa. Dua wanita cantik itu tak sudi untuk saling tatap. Tidak pernah rukun dan selalu bersaing agar terlihat paling unggul dimata Jonathan. Meski memiliki dua istri, namun Jonathan selalu berlaku adil. Meski Ariana tidak merasa begitu, ia juga punya anak dari lelaki itu namun tetap saja Arjuna yang menjadi anak kesayangan. Bahkan gelar putra mahkota pun akan diberikan pada pemuda itu. Oke baiklah, sepertinya Ayu selangkah lebih unggul daripada dirinya.
Si tokoh utama yang sedang ulang tahun justru masih mendekam di ruang ganti bersama teman-temannya. Ia tidak suka pesta, apalagi dengar-dengar ia akan dijodohkan. No! Juna tidak mau dijodohkan, kayak gak laku aja. Toh ia juga tidak tertarik dengan gelar putra mahkota itu. Ia tidak mau terjun di dunia bisnis, ia maunya jadi musisi.
"Bos, Lo mau apain gue. Weyyy!!". Teriak pemuda berkulit eksotis bernama Mario itu. Gimana gak teriak kalau tiba-tiba bajunya dibuka dan seperti mau digerayangi.
"Diem lo gak usah bacot! Lo gantiin gue dipesta ulang tahun. Gue gak suka keramaian". Kata Juna. Pemuda itu memaksa Mario untuk memakai setelan jas yang tadinya ia pakai.
"Gimana ceritanya Bos si Mario gantiin Lo dipesta ulang tahun. Dia kan bakal jadi badut sama gue". Komentar Jefri, si pemuda tampan tiada akhlak. Sebenarnya level kegantengan Jefri satu tingkat lebih tinggi daripada Juna sih. Tapi karena status sosial Juna lebih unggul, jadilah Juna terlihat lebih tampan berkali-kali lipat.
"Gue yang bakal jadi badutnya. Gue ogah dijodohin sama cewek yang gak gue kenal. Lo harus bikin cewek itu ilfil". Perintah Juna. Ia segera memakai kostum kodok yang tadinya menjadi pakaian Mario malam ini.
"Kalau ceweknya cakep gimana?". Tanya Mario. Juna berdecak malas.
"Buat Lo aja. Gue udah punya gebetan".
***
"Sudah sampai Nona". Rona menatap kearah luar dengan perasaan campur aduk. Seneng sih datang ketempat mewah begini tapi ia bingung harus bersikap bagaimana. Pak sopir membukakan pintu mobil, gadis turun dan menatap kakinya dengan mata melotot.
"Ya ampun, gue lupa belum ganti alas kaki". Batinnya sambil menepuk jidat. Mau minta tolong pak supir untuk mencarikan alas kaki yang lebih pantas, tapi teringat pesan Auryn untuk tidak mengeluarkan suara. Alhasil Rona berjalan sambil menarik-narik gaunnya kebawah agar alas kakinya tidak kelihatan. Bagaimana kalau ia membuat malu keluarga Putranto?
Alunan musik klasik langsung tertangkap indera pendengarannya begitu ia menampakkan kaki di ballroom hotel. Entah hanya perasaannya atau bukan, semua mata tertuju padanya. Rona lantas menunduk, astaga pasti mereka melihat alas kakinya yang tidak pantas. Begitulah pikirnya.
Juna yang kini berkostum kodok pun ikut menatap kearah Rona tanpa kedip. Astaga bidadari dari manakah yang nyasar dihari ulang tahunnya itu? Bidadarinya celingak-celinguk kebingungan, dengan sigap pemuda itu menghampirinya dan menawarkan bantuan.
"Butuh bantuan Nona?". Tanyanya dengan lembut.
"Ya ampun untung ada pangeran kodok. Aku haus, boleh minta minum gak?". Bisik Rona polos. Juna pun terkekeh melihat tingkah Rona. Gadis yang polos namun sukses membuat pemuda itu tertarik.
"Tentu saja. Apapun untuk tuan putri". Rona tersipu malu. Benar apa kata Auryn, jika kita berada di strata tertinggi banyak orang yang akan respek pada kita. Rona jadi semakin betah memainkan peran ini. Gadis itu mengikuti langkah pangeran kodok alias Juna menuju tempat minuman. Setelah dipersilahkan gadis itu langsung menegak cairan berwarna merah itu dengan kasar.
"Oek...". Tanpa sadar Rona bersendawa. Gadis itu langsung menutup mulutnya karena tidak enak pada Juna. Aduh jatuh sudah image nya sebagai putri ningrat.
"Aduh maaf. Aku gak sopan ya". Ucap Rona sambil minta maaf berkali-kali. Bukannya ilfil, Juna justru tertawa. Pemuda itu terhibur dengan sikap apa adanya yang dimiliki Rona. Biasanya yang ia temui adalah sosok putri anggun dengan segala ke-jaim-annya. Juna muak dengan gadis semacam itu, mereka hanya mengikuti skenario yang dibuat oleh orangtua.
"Mau dansa?". Tawar pemuda itu sambil mengulurkan tangannya.
"Aku gak bisa dansa. Gak usah". Tolak Rona. Gadis itu mengibaskan tangannya.
"Gak apa-apa, aku juga gak bisa. Kita belajar sama-sama". Bujuk Juna. Karena pangeran kodok sudah baik, Rona jadi tidak bisa menolak. Alhasil gadis itu menyambut tangan Juna dan pasrah saat diajak ke tengah ballroom.
Tangan Juna merangkul pinggang Rona, sementara tangan yang satu lagi menggenggam tangan gadis itu. Rona tertawa karena beberapa kali salah gerakan, gadis itu juga menginjak kaki Juna bahkan sampai mengaduh.
"Aduh maaf, haha". Kata Rona. Juna tidak mempermasalahkannya. Ia justru terpana melihat senyuman Rona. Lama-lama Rona bisa mengikuti gerakan Juna. Kini keduanya berdansa dengan sangat luwes hingga menjadi pusat perhatian.
"Lihatin deh. Si bos katanya gak suka pesta, tapi dansa juga sama cewek". Bisik Mario ditelinga Jefri.
"Lo diem aja gak usah ngomong. Kalau ketahuan bisa berabe". Tegur Jefri. Victor yang sedari tadi memperhatikan sosok yang katanya Juna itu memang sudah curiga. Bahkan dari perawakannya saja ia sudah tahu kalau orang yang ada didepannya saat ini bukanlah Juna. Pemuda itu tersenyum miring kearah orang berkostum kodok.
"Kebiasaan". Gumamnya sambil lalu. Victor sudah tidak heran dengan kelakuan Juna. Pemuda itu memang kerap membohongi Jonathan dengan segala ide konyolnya.
"Kamu itu siapa? Jujur aku jatuh cinta pada pandangan pertama". Kata Juna jujur sambil menatap mata indah bertabur bintang milik Rona. Rona sontak membulatkan matanya, baru datang sekali ke pesta sudah mendapatkan pengakuan cinta?
"A-aku...".
"Pak Juanda Putranto dan istrinya sudah datang!". Seru salah satu tamu yang membuat Rona sontak menatap kearah jam besar.
Teng! Teng! Teng!
Jam berdenting duabelas kali, menandakan ia harus segera pergi dari pesta itu.
"Maaf, aku harus pergi". Rona melepaskan rangkulan dileher Juna dan berlari begitu saja.
"Hei!". Teriak Juna. Pemuda itu tidak rela ditinggalkan sosok gadis yang membuatnya penasaran. Untuk itulah ia mengejar gadis itu hingga keluar hotel.
Sonia yang malam ini datang kepesta dengan gaun spektakuler itu mengamit lengan suaminya. Ia tidak takut statusnya terbongkar karena mengenakan topeng. Ia sempat menatap kearah gadis yang berlari melewatinya. Wanita itu seperti tidak asing dengan gaun yang dikenakan.
"Aw!!". Sonia mengaduh karena ditabrak orang berkostum kodok.
"Maafkan saya". Ujar Juna sopan kemudian kembali mengejar Rona.
"Mama gak apa-apa?" Tanya Juanda. Sonia menggeleng sambil terus menatap seorang gadis bergaun tidak asing dan orang berkostum kodok yang sedang saling kejar itu.
"Kayak ada yang familiar gitu. Tapi apa ya? Auryn dimana ya?". Gumam Sonia entah pada siapa.
"Ayo kita masuk dulu". Ajak Juanda.
"Aw!". Kaki Rona terkilir saat menuruni anak tangga. Gadis itu gelisah sekali karena tadi tak sengaja berpapasan dengan Nyonya dan Tuan besar. Belum lagi si pangeran kodok yang terus mengejarnya. Dengan susah payah, gadis itu berlari kearah mobil dan bergegas masuk. Ia tidak menyadari jika satu alas kakinya tertinggal diundakan tangga.
"Jalan Pak!". Perintah gadis itu yang langsung dilaksanakan meski pak sopir agak heran dengan suara nona mudanya yang berubah.
Juna menatap mobil bidadarinya dengan hampa. Ia merasa telah kehilangan belahan jiwanya yang baru saja ia temukan. Halah lebay!
Pemuda itu menunduk dan tanpa sengaja melihat sandal kelinci tanpa pasangan. Ia ambil sandal itu dan menatapnya lamat-lamat.
"Ini pasti sandal punyanya bidadari. Gue harus cari pemilik pasangan sandal ini. Bidadari gue, ah ralat Cinderella gue harus ketemu". Kata Juna dengan penuh tekad.
Begitulah awal mula kisah Cinderona dimulai...
--CindeRona--