Chereads / Cinderona / Chapter 3 - Misi Rona

Chapter 3 - Misi Rona

"Kak Juna, jujur sama Rona! Kak Juna ngerencanain sesuatu kan? Kak Juna mau ngapain Rona? Ayo bilang!". Rona melepaskan rangkulan Arjuna dari pundaknya, membuat langkah mereka terhenti. Bebi dan Jihan yang sedari tadi mengikuti dibelakang pun ikutan berhenti. Menjaga jarak karena tidak mau menggangu dua sejoli yang biasanya tak pernah akur itu.

"Maksud Lo apa sih Roni?". Tanya Arjuna kesal. Dimata Rona, Arjuna tuh minus terus. Ya meski Dimata Arjuna, Rona juga minus sih. Tapikan setiap orang punya sisi baik juga. Ya contohnya saja Arjuna, meski ia jengkel dengan kelakuan Rona namun masih ada rasa peduli walau hanya sedikit.

"Kak Juna gak mungkin baik kayak tadi kalau gak ngerencanain sesuatu buat jahilin Rona. Kak Juna mau jorokin Rona kan? Ayo buruan jorokin Rona". Kata Rona menantang. Sudah siap kalau seandainya Arjuna hendak mendorongnya sampai terjembab. Bukannya mendorong Rona seperti apa yang diminta gadis itu, Arjuna malah kembali merangkul Rona erat-erat hingga wajah keduanya terlampau dekat.

"Kak Juna mau ngapain?". Rona gugup karena memang tidak pernah sedekat ini dengan Arjuna. Gadis itu menjauhkan wajahnya tapi malah pipinya diapit agar terus menatap Arjuna.

"Coba Lo tatap gue tapi gak usah kedip-kedip kayak cacing kepanasan". Perintah Arjuna. Pemuda itu menatap Rona dengan seksama. Baru Arjuna sadari kalau mata Rona itu indah, mengingatkannya akan seseorang. Saking merasa terpesonanya, wajah Rona berubah ada topengnya. Tiba-tiba sosok Rona berubah menjadi sosok Cinderella-nya, Arjuna terbelalak. Mata, bibir, pipi, dagu kalau dilihat-lihat bentukannya sama dengan Cinderella-nya.

Rona-pun merasakan ada yang aneh dengan hatinya, rasa nyaman ini terlalu familiar. Meski pada saat itu Rona tidak melihat wajah pangeran kodoknya, tapi kok postur Arjuna agak mirip seperti pangeran kodok? Tiba-tiba Rona juga membelalak. Gimana kalau sebenarnya pangeran kodoknya itu Arjuna? Aduh amit-amit deh, Rona gak mau!

"Aaaaa!!!". Sadar akan kebodohan satu sama lain, Rona dan Arjuna langsung menjaga jarak. Arjuna mendumel dalam hati. Bisa-bisanya ia sempat mengira jika Rona adalah Cinderella-nya yang anggun. Rona juga demikian, gak lagi-lagi deh ngira Arjuna itu pangeran kodoknya yang selembut sutera. Aduh beda jauh keleussss...   

"Kenapa Kak Juna natap Rona kayak gitu. Serem tahu, muka Kak Juna kayak Valak!". Omel Rona yang salah tingkah sambil menangkup pipinya degan telapak tangan.

"Eung... Gue tuh... Eung...". Mata Arjuna bergerak hendak mencari-cari alasan untuk menjawab pertanyaan Rona. Masa sih ia mau ngaku kalau terpesona sama mata Rona, aduh bisa besar kepala gadis itu. Tanpa sengaja Arjuna menatap dua sobatnya, mereka memberikan kode untuk menembak Rona seperti dare yang tadi sudah disepakati. Arjuna melotot karena tidak mau, kan ia tadi minta waktu seminggu. Kalau mendadak begini mana mungkin Rona mau nerima. Victor pun masih menatap kearahnya dengan tajam sejak tadi. Arjuna mempertimbangkan dare itu, mumpung suasana ramai dan ada Victor juga. Siapa tahu Victor akan mundur dengan sendirinya kalau tahu ia dan Rona jadian meski hanya karena permainan truth or dare.

"Gue suka sama Lo".

"HAH!". Jelas saja Rona shock. Hari ini fix banget Arjuna aneh. Tiba-tiba nolongin, cemburu gak jelas, terus sekarang nyatain perasaan. Bebi dan Jihan saling melempar tatapan satu sama lain, gak mungkin sih setiba-tiba ini Arjuna suka sama Rona.

"Iya gue suka sama Lo. Dan didepan semua murid SMA Emerald, gue bakal nembak Lo. Lo mau kan Rona jadi pacar gue?". Arjuna menatap Victor dengan tatapan mengejek seakan menunjukan jika ia bisa mendapatkan apa yang ia mau dengan mudah. Sebenarnya Arjuna bukanlah tipe orang yang suka bersaing, tapi sejak Victor mengusik dan berusaha mengambil apa yang seharusnya menjadi hak-nya, Arjuna mulai tertantang. Kalau soal bisnis dan tahta, silahkan Victor merebutnya. Tapi kalau di sekolah, Arjuna yang harus unggul. Mereka berdua bersaing untuk mendapatkan gelar bintang kelas setiap semester, juga bersaing untuk menjadi kapten basket.

Rona bukanlah gadis bodoh yang semudah itu percaya pada Arjuna. Dari awal mereka bertemu saja hubungannya sudah tidak baik. Arjuna itu selalu berusaha membuatnya menderita dan tidak betah tinggal di istana agar perjodohan mereka batal. Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba pemuda itu menembaknya? Hah! Memang benar firasat Rona, ada yang tidak beres.

"Kak Arjuna gak lagi kena dare kan?". Tebak Rona tepat sasaran. Gadis itu bersedekap dada sambil menatap Arjuna menyelidik. Arjuna yang ke-gap semudah itu pun mendadak panik.

"Ya ampun gue udah setulus ini lho, masa...".

"Sttttt....". Rona meletakan telunjuknya di bibir Arjuna.

"Dijidat Kakak tuh ada tulisan gedhe banget, dapet dare buat nembak Rona. Dan pasti ini cuma disuruh Kak Mario sama Kak Jeffri. Maaf ya Kak Juna, Rona gak sebodoh yang Kak Juna kira. Gak usah bawa-bawa kata tulus Kak, kalau Kakak gak tahu apa itu arti ketulusan". Nasehat Rona sok bijak. Sebenarnya Rona bukanlah orang yang suka menebar kata-kata mutiara seperti barusan. Semua itu hanyalah untuk membangun image-nya didepan murid-murid. Biar kelihatan keren dan pinter, udah gitu aja. Toh Rona juga gak tahu apa itu arti ketulusan hehe. Arjuna pun kicep, malu karena ditolak Rona didepan orang banyak. Lebih malu lagi saat ditertawakan oleh Victor. Shit!

"Girls! Yuk cabut". Bebi dan Jihan langsung berlari kecil ke arah Rona. Mereka sudah hendak pergi namun Arjuna mencekal lengan Rona.

"Lo boleh nolak gue, tapi Lo harus janji buat gak deket-deket sama Victor". Ancam Arjuna.

"Emang apa urusan Kak Juna? Suka-suka Rona dong mau deket sama siapa aja. Kenapa Kak Juna ngatur?". Rona berusaha melepaskan cekalan Arjuna ditangannya. Arjuna tidak suka dibantah, maka ia mengeratkan cekalannya dan berbisik di telinga Rona.

"Lo gak usah kepedean dengan ngerasa kalau Victor suka sama Lo itu tulus. Dia deketin Lo cuma karena mau rebut posisi gue. Gue emang gak tahu arti ketulusan, tapi gue bisa bedain mana yang tulus dan mana yang enggak!". Bisikan Arjuna membuat Rona terdiam. Kenapa malah jadi rumit begini, berarti seharusnya ia dan Auryn tidak perlu bertukar posisi. Dengan Auryn tetap menjadi calon tunangan Arjuna, Victor dengan sendirinya akan mendatangi gadis itu. Sepertinya mereka sudah salah langkah.

"Thanks Kak infonya. Tapi Kak Juna gak perlu repot-repot mikirin nasib Rona. Toh sedari awal Kakak gak peduli kan sama Rona. Meski Kak Juna tulus sekalipun, Rona gak bakal mau jadi pacar Kak Juna. Wleee...". Rona menyentak tangan Arjuna kemudian menjulurkan lidahnya. Arjuna mengumpat di dalam hati. Benar apa kata gadis itu, sedari awal mereka memang tidak saling peduli. Tapi tetap saja Arjuna tidak bisa untuk tidak peduli. Intinya Arjuna tidak mau kejahatan yang menang.

"Girls! Ayo buruan cabut! Panas nih". Rengek Rona sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan kipas unyu.

"Oke Princess". Sahut Bebi dan Jihan kompak.

"One... Two... three... Bhay!". Geng Gemes mengibaskan rambut kearah Arjuna kemudian melengos pergi. Mario dan Jeffri pun langsung menghampiri Bos mereka yang baru saja ditolak Princess Rona.

"Bos, gue gak nyangka Rona bakal nolak Lo". Komentar Jeffri.

"Ya kalau gue sih udah bisa nebak. Princess Rona gituloh, ya pastinya punya selera unik. Gue rasa dia udah bosen sama cowok modelan kayak si Bos. Seleranya itu udah pasti yang item manis kayak gue gini". Kata Mario narsis sambil menyugar rambutnya kebelakang. Arjuna dan Jeffri langsung menatap Mario dengan tatapan membunuh.

"Eh? Enggak ding hehe". Mario cengengesan karena takut dengan Arjuna.

"Gue rasa Rona cuma jual mahal aja, iya bener tuh jual mahal". Lanjutnya tergagap.

"Gue masih punya waktu enam hari. Gue pasti bakal jadian sama Rona". Kata Arjuna dengan sangat yakin, ia tidak terima ditertawakan Victor seperti tadi. Cuma Rona doang masa gak bisa ditakhlukin. Arjuna kemudian pergi begitu saja.

"Jeff, Lo ngerasa gak sih kalau Bos tuh plin-plan gitu akhir-akhir ini". Kata Mario setelah Arjuna pergi.

"Plin-plan? Maksud Lo?".

"Kadang-kadang kesel sama Rona, najisin dia. Nah baru tadi kan dia bilang amit-amit sama si Roni...". Mario menirukan gaya bicara Arjuna.

"Eh kita kan cuma nyuruh si bos nembak Rona buat dare doang, lha dia malah seniat itu mau jadian sama Rona. Sebenarnya hati Si Bos itu buat Rona apa Auryn?". Lanjut Mario yang sungguh heran dengan pendirian Arjuna. Katanya gak sudi sama Rona, tapi peduli. Gak ribut sehari aja sama Rona kayak ada yang kurang gitu.

"Ralat hatinya itu buat Rona, Auryn, Silvi, Joice, Iren, Wenda, Ayu...".

"Udah stop Jeff, kalau Lo lanjutin bisa sampai Maghrib. Baru inget gue kalau si Bos degem-nya banyak. Udah pasti si Rona cuma buat iseng aja, ini kan si Bos lagi kosong". Potong Mario cepat-cepat. Mereka menduga jika target pacar Arjuna yang ke duabelas adalah Rona. Benar apa kata Rona tadi, Arjuna mah mana tahu arti ketulusan.

***

"Kocak banget gak sih Kak Juna, nembak Rona setiba-tiba itu ya jelas ditolak lah. Gue udah bisa nebak kalau Kak Juna cuma mau ngerjain aja". Komentar Jihan. Geng Gemes sedang on the way kelas. Rona yang mendengarnya hanya cekikikan.

"Ya jelas lah, mana mungkin Princess Rona yang tajir melintir begini jatuh ke pelukan buaya darat kek Kak Juna. Ya gak Ron?". Tambah Bebi. Rona tertawa hambar mendengarnya. Tajir melintir ya? Hmmm... Kalau mereka tahu Rona si anak pembantu nolak Arjuna William pasti bakal dikatain gak tahu diri, sok kecantikan, dan sok-sok yang lainnya. Tapi emang sih Rona juga sebenarnya merasa udah gak tahu diri karena nolak Arjuna tadi.

"Iya dong! Aduh buaya darat kek Kak Juna tuh udah kebaca modusnya. Gue bahkan bisa dapet cowok yang lebih dari dia". Sahut Rona remeh, pura-pura meremehkan lebih tepatnya. Bebi dan Jihan bersorak heboh, merasa bangga bisa menjadi anak buah Rona.

"Omong-omong ada yang pakai tas baru nih. Woah... Lo gercep amat Ron bisa dapet tas Channel limited edition ini. Gila, gue aja mesti pre-order dulu". Bebi heboh sendiri melihat Rona pakai tas bermerk limited edition, ya padahal sih itu tas Channel KW wkwk. Kemarin jalan-jalan sama Bi Surti ke tanah Abang terus beli tas sama sepatu KW. Rona cuma cengengesan, sebenarnya takut kalau ketahuan pakai barang KW. Tapi selama ini tidak ada orang yang mengetahui kepalsuannya itu. Rona yang diketahui anak pengusaha kaya raya mana mungkin pakai barang KW? Begitulah pikir murid-murid sehingga tidak ada yang menyelidiki gadis itu lebih lanjut.

"Biasalah bokap gue kan suka kasih surprice. Kemarin tuh gak cuma kirim tas ini, tapi sama sepatu juga dong". Pamer Rona.

"Gila... Gila... Gak ada deh yang ngalahin tajirnya Rona. Eh, Ji nyokap Lo kan kolektor tas branded juga. Udah dapet belum tas model ini?". Tanya Bebi pada Jihan yang sejak tadi memperhatikan tas Rona.

"Eh? Kayaknya sih belum. Setahu gue tas model itu belum launching deh, keren banget Rona udah bisa dapet duluan". Rona menggaruk rambutnya karena gelisah. Bebi juga jadi ikut mikir, bisa-bisanya Rona dapet tas yang bahkan belum launching.

"Apa sih yang gak bisa Rona dapetin hahaha". Ujar Rona sambil tertawa garing. Bebi dan Jihan ikutan tertawa, benar juga. Rona kan punya segalanya.

"Bener juga hahaha. Omong-omong udah sebulan kita temenan. Tapi kita gak pernah Lo ajak main kerumah Ron. Traktir kek sekali-kali". Kata Bebi. Rona tertawa canggung, aduh duit darimana kalau mau nraktir? Tadi aja uang sakunya malah ia lempar kearah Jelly. Gegayaan padahal itu uang satu-satunya.

"Gampang itu mah, asal ngabarin aja kalau mau main". Sahut Rona asal.

"Asyik... Berarti ntar kita ditraktir dong". Rona menyumpah serapahi Bebi dalam hati. Bebi kan anak orang tajir juga tapi sukanya gratisan. Rona sampai pusing memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab.

"Aduh. Gimana ya, gue gak ada duit cash. Terlalu banyak sih duit gue".

"Ntar bisa ambil dulu di ATM, kan...".

"Duh... Beb! Lo peka dikit dong, Rona tuh baru aja jatuh terus ditembak Kak Juna. Dia pasti masih kaget dan kesel. Dia masih kepikiran, Lo gimana sih jadi temen". Tegur Jihan yang melihat gurat tak nyaman dari wajah Rona.

"Ya maaf, gue kan cuma ngajak nongki doang. Itu juga biar Rona gak penat". Kata Bebi membela diri.

"Aduh... Iya nih gue tuh baru aja jatuh. Sorry gue gak bisa nongki deh kayaknya. Sakit banget lutut gue". Aduh Rona berpura-pura kesakitan. Ya memang sih lututnya memar, tapi gak sakit kok. Bebi dan Jihan pun langsung mengecek lutut Rona.

"Ya ampun Ron, lutut Lo memar. Mending kita ke UKS sekarang". Rona mengangguk, ia dipapah Bebi dan Jihan menuju UKS.

Akhirnya Rona punya alasan buat bolos. Ia tiduran di UKS dengan nyamannya. Duhh enaknya bolos pelajaran Matematika, jadi gak pusing deh. Tapi sendirian di UKS malah membuat Rona kepikiran kata-kata Arjuna tadi. Jadi selama ini Victor mendekatinya karena motif tertentu? Kalau seandainya ia dan Auryn tidak bertukar posisi, berarti yang akan didekati Victor adalah Auryn? Padahal Auryn menyukai Victor dengan tulus, tapi Victor malah sebaliknya.

"Rona?".

"Eh? Non Auryn". Rona buru-buru mengubah posisinya menjadi duduk saat melihat kedatangan Auryn.

"Lo gak apa-apa?". Tanya gadis itu karena cemas dengan keadaan Rona yang sempat jatuh tadi.

"Saya gak apa-apa Non, Non gak perlu khawatir". Ujar Rona menenangkan.

"Hahhh... Syukurlah. Gue kira Lo luka". Rona menggelengkan kepala. Sebelum lanjut ngobrol, Auryn menatap kesekitar, memastikan jika tidak ada orang lain di UKS. Oke, aman.

"Omong-omong soal sparing basket antara Juna sama Victor...".

"Meski Kak Victor menang, saya gak akan mau deket-deket sama dia kok Non". Kata Rona cepat-cepat karena tidak mau Auryn salah paham.

"Rona, kayaknya kita harus ubah strategi. Kayaknya Victor suka sama Lo". Kata Auryn serius. Rona langsung menggeleng tegas.

"Enggak Non. Kata Kak Juna, Kak Victor deketin saya bukan karena suka beneran. Kak Victor cuma mau rebut tahta yang bakal diturunkan ke Kak Juna". Jelas Rona persis seperti apa yang dikatakan Arjuna tadi.

"Hah? Ngerebut tahta? Aduh harusnya kita gak tukeran peran. Sekarang lo malah direbutin gitu". Auryn mendadak pusing.

"Non mau kita berhenti tukeran peran biar Kak Victor deketin Non Auryn?". Tawar Rona. Gak apa-apa kok kalau tukeran perannya selesai, toh Rona sudah cukup puas merasakan jadi orang kaya meski hanya sebulan. Paling nanti dibully lagi seperti yang lalu-lalu karena ia anak pembantu :(

"Enggak! Ini udah terlanjur. Lagian gue gak mau Victor suka sama gue cuma karena ada maunya. Gue bakal dapetin dia dengan cara gue sendiri. Jadi Rona, misi Lo bikin Juna jatuh cinta". Putus Auryn.

"Tapi Non, saya aja barusan nolak Kak Juna. Aduh... Gak ada cara lain apa Non?". Rengek Rona. Aduh malu banget kalau tiba-tiba ia ngejar-ngejar Arjuna padahal tadi nolak pas ditembak. Terlebih Rona gak sudi banget pacaran sama cowok nyebelin kayak Arjuna.

"Please Ron. Juna tuh ngehalangin jalan gue buat deketin Victor. Kalau dia jatuh cinta sama Lo kan secara otomatis dia gak bakal deketin gue lagi. Terus Victor juga bakal jauhin Lo, ya... Ya...". Mohon Auryn. Dan seperti biasanya, Rona tidak bisa menolak permintaan Auryn.

"Baik Non, saya akan berusaha". Putus Rona kemudian. Auryn sudah baik dengan memberikan kesempatan pada Rona untuk merasakan jadi orang kaya. Bahkan semua fasilitas diberikan secara cuma-cuma pada Rona, sudah sepantasnya Rona membalas budi.

"Yes! Makasih banyak Rona. Gue seneng banget". Seru Auryn ceria. Gadis itu memeluk Rona erat-erat saking senangnya.

"Oh ya, kalau mau minta uang gak usah sungkan. Lo harus nunjukin kalau Lo anak orang tajir beneran biar gak pada curiga". Auryn menyerahkan sebuah kartu ATM yang ditatap bingung oleh Rona.

"Ini apa Non". Auryn menarik tangan Rona kemudian meletakan kartu ATM itu ditelapak tangannya.

"Ini kartu ATM buat Lo. Lo bisa pakai ini sepuasnya". Kata Auryn. Tadi Auryn tak sengaja mendengar obrolan Rona dan dua temannya. Gadis itu kasihan melihat Rona yang nampak bingung saat Bebi minta ditraktir. Rona mengalami masa-masa sulit demi membantunya, maka Auryn akan lebih memperhatikan kebutuhan Rona mulai saat ini.

"Non, tapi ini terlalu berlebihan. Saya gak perlu". Tolak Rona karena tidak mau dianggap ngelunjak.

"Udah terima aja. Toh Lo kan bantuin gue juga, ini udah jadi kewajiban gue". Mata Rona berkaca-kaca. Ya ampun baik banget Auryn, loyal banget sampai ia dikasih kartu ATM.

"Ya ampun Non, saya sampai bingung mau balas kebaikan Non dengan cara apa lagi".

"Santai aja. Yang penting Lo harus bikin Juna jatuh cinta sama Lo. Paling enggak Lo bikin dia move on dari gue. Oke?". Perintah Auryn.

"Siap Non. Saya akan berusaha demi Non". Sahut Rona sambil hormat. Jadi sekarang misi Rona cuma satu, bikin Arjuna jatuh cinta.

--CindeRona--