Chereads / Cinderona / Chapter 2 - Geng Gemes

Chapter 2 - Geng Gemes

Make up

Check!

Jaket denim

Check!

Sepatu Channel KW

Check!

Tas Channel KW

Check!

Hmm... Kurang apalagi ya?

"Ah... Kipas unyu dong!". Gumam Rona kemudian mengambil kipas unyu motif love-love diatas meja rias.

Rona mematut penampilannya sekali lagi di depan cermin full body. Ia berputar layaknya putri yang hendak menghadiri sebuah pesta.

"Ya ampun, kayaknya gue emang harusnya dilahirkan di keluarga ningrat deh. Tapi sayang lakon gue cuma sementara aja". Rona memanyunkan bibirnya. Hari ini adalah hari ke tigapuluh satu ia bersekolah di SMA Emerald, sekolah elit khusus keluarga ningrat. Meski baru saja melakoni peran sebagai putri keluarga Putranto, namun Rona sudah berhasil menjadi primadona sekolah. Loh katanya hanya menggantikan peran Auryn malam itu saja saat pesta ulangtahun Arjuna? Lha kok keterusan?

Jadi setelah pesta itu...

Flashback sebentar...

Rona langsung berlari ke dalam rumah saat pak sopir membukakan pintu. Gadis itu naik kelantai atas tepatnya di kamar Auryn. Auryn yang sedang asyik mengutak-atik laptopnya pun menatap kearah Rona yang tengah menutup pintu kamar. Gadis yang sudah mengenakan piyama tidur itu mendekati Rona dengan wajah penasaran.

"Gimana tadi pestanya? Lo ketemu Juna?". Tanya Auryn tidak sabar. Rona duduk diatas ranjang sambil menatap alas kakinya yang hilang sebelah.

"Nona, maaf. Sepertinya saya menghancurkan semuanya. Saya enggak ketemu Arjuna, malah ketemu pangeran kodok". Sahut Rona polos. Omong-omong Rona jadi tidak bisa melupakan pangeran kodoknya, kalau saja tadi Nyonya dan Tuan tidak keburu datang ke pesta, Rona pasti sudah mengecup bibir si pangeran kodok :3

"Hah! Pangeran kodok? Terus Papa sama Mama? Lo ketemu mereka?". Meski bingung namun Auryn tetap mendengarkan cerita Rona dengan seksama.

"Itu dia Non, saya kabur setelah melihat Nyonya dan Tuan. Gimana ini? Nanti Nona dimarahi Nyonya karena pergi dari pesta dengan tidak sopan". Rona justru mengkhawatirkan Auryn. Nyonya Sonia itu perfeksionis, tata krama dalam keluarga adalah nomor satu. Dan Rona sudah melakukan kesalahan besar di pesta. Bukannya takut dimarahi Mama-nya, Auryn malah terbahak.

"Justru tindakan Lo bagus! Gue kabur dengan gak sopan itu malah bikin image gue dimata keluarga Willian minus. Dan siapa tahu perjodohan itu bakal dibatalin. Lagian pesta itu gak penting, gue gak mau dijodohin sama Arjuna. Gue justru berharap dijodohinnya sama dia". Auryn menatap dengan sendu foto profil Instagram Victor. Jadi selama Rona pergi ke pesta, Auryn stalking Instagram Victor. Rona ikut menatap kearah layar laptop. Gadis itu menganga lebar.

"Subhanallah... Non, itu pacar Non Auryn?". Tanya Rona sambil menganga lebar, air liurnya sampai mau menetes begitu melihat wajah tampan nan rupawan Victor Xavier William.

"Mau-nya sih gitu. Tapi ya gak mungkin juga Victor mau sama gue". Melihat wajah sedih Auryn, Rona jadi iba. Entahlah, lama tinggal bersama meski dengan status berbeda namun Rona sudah menganggap Auryn seperti saudaranya. Kesedihan Auryn, kesedihannya juga.

"Andai saya bisa bantu Non Auryn, saya akan lakukan apapun". Ujar Rona sungguh-sungguh. Mendengar perkataan Rona, mata Auryn membelalak senang.

"Serius Lo mau bantuin gue? Apapun?".

"Eh?". Rona menggaruk tengkuknya tidak yakin.

"Emang ada yang bisa saya lakuin Non?". Lanjut Rona. Auryn mengangguk cepat, ada satu hal yang bisa dilakukan Rona.

"Tukeran perannya kita perpanjang aja. Lo pura-pura jadi Putri tunggal keluarga Putranto sampai perjodohan itu batal". Kata Auryn dengan senyum lebarnya. Rona membeku ditempat, mau sih tukeran peran tapi ia takut ketahuan kalau bohong lama-lama.

"Kalau ketahuan gimana Non? Saya takut bikin nama baik keluarga Putranto tercoreng".

"Lo tenang aja. Mama sama Papa kan jarang pulang ke rumah. Gue bakal ajak Bibi sama Pak sopir buat sekongkol. Lo gak usah mikirin apapun, cukup siapin diri buat berperan sebagai gue". Auryn menepuk-nepuk pundak Rona berusaha meyakinkan gadis itu agar tidak takut. Kemudian Auryn kembali mengutak-atik laptopnya.

"Biar Lo gak kaget nantinya. Ini Arjuna, yang bakal dijodohin sama gue. Dia itu saudara tiri Victor". Rona kembali membelalak begitu menatap foto Arjuna. Gila, tak kalah tampan dari Victor. Kok yang begini ditolak sih sama Auryn?

"Non Auryn sehat kan? Yang begini Non tolak?". Rona geleng-geleng kepala. Mau disuruh jadi calon tunangan beneran juga Rona gak bakal nolak.

"Jangan liat seseorang dari tampang doang. Rona saran gue, Lo hati-hati deh kalau pergi keluar rumah. Gue khawatir Lo bakal diculik". Auryn merasa Rona terlalu polos dan lemah. Pantas saja di sekolah lama sering di bully. Gadis itu tidak pernah sadar jika dimanfaatkan, termasuk oleh Auryn. Hatinya terlalu putih, bersih. Lebih sering memikirkan kebahagiaan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

"Emang dia kenapa Non? Nakal ya makannya Non gak mau dijodohin sama dia?". Tebak Rona. Dari penampilannya sih Rona bisa menilai kalau Arjuna tipe cowok badung kalau di sekolah.

"Itu salah satunya. Meski ganteng tapi kelakuannya kayak syaiton, playboy. Hhh... Beda banget sama Victor. Victor itu ganteng, pinter, rapi, sempurna banget deh". Ujar Auryn sambil membayangkan pujaan hatinya. Auryn selama ini menyukai Victor dalam diam, meski sekelas namun mereka tidak pernah bertegur sapa. Victor itu dingin, kayak kulkas. Kapan ya Auryn bisa melelehkannya?

"Kalau dari apa yang Non ceritain sih? Saya juga mau sama Victor". Celetuk Rona polos. Auryn langsung memberikan tatapan membunuh pada Rona.

"Eitttt... Jangan coba-coba nikung ya!".

"Eh! Enggak Non, saya gak mungkin ngambil punya Non Auryn". Rona langsung menggeleng karena dituduh mau nikung. Duh gak tahu diri banget kalau seandainya Rona nikung beneran. Keluarga Putranto sudah baik sekali pada Bi Surti dan Rona, masa sih dengan gak tahu dirinya Rona mau ngambil gebetan Auryn.

"Hehe. Gue cuma bercanda Rona, gue tahu kok Lo gak mungkin gitu". Kata Auryn. Auryn sudah hidup dengan Rona sejak masih kecil. Mereka tumbuh bersama dan diasuh oleh Bi Surti. Bi Surti selalu berpesan pada Rona untuk mengalah pada Auryn. Ibaratnya Rona harus rela memotong tangannya untuk Auryn jika itu diperlukan. Untuk itulah Auryn yakin dan percaya jika Rona tidak mungkin menyakitinya.

"Auryn sayang, Mama mau bicara". Rona dan Auryn membulatkan mata begitu mendengar suara teriakan dari Sonia. Gawat kalau sampai Sonia melihat Rona memakai gaun yang dirancang khusus untuknya. Kedua gadis itu panik bukan main, pokoknya Sonia tidak boleh masuk ke dalam kamar Auryn.

"Oke... Calm down. Lo diem, biar gue yang urus". Kata Auryn menenangkan. Rona manggut-manggut setuju, gadis itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Auryn! Mama masuk ya?".

"Jangan Ma! Auryn lagi ganti baju. Lima menit lagi Auryn turun kebawah, Mama tunggu aja di ruang tengah". Teriak Auryn dengan tenang sebelum Sonia membuka pintu kamarnya. Sonia yang merasa ada yang aneh dengan putrinya pun bertatapan dengan suaminya. Tadi Pak sopir cerita kalau tingkah Auryn di mobil nampak berbeda. Jonathan William juga bilang kalau Auryn tidak menyapa mereka dan malah kejar-kejaran dengan orang berkostum kodok sampai membuat tamu undangan heboh. Tidak biasanya Auryn begitu.

"Oke. Mama tunggu ya sayang".

"Iya, Ma".

"Fiuhhh...". Rona dan Auryn menghela nafas lega setelah mendengar suara langkah kaki menjauh.

Lima menit seperti yang ia katakan, Auryn menghampiri Papa dan Mama-nya yang sudah menunggu di ruang tengah.

"Sayang, ada yang ingin Mama dan Papa tanyakan. Kamu beneran pergi ke pesta ulangtahun Arjuna?". Tanya Sonia lembut.

"Dateng dong Ma, kan Pak sopir yang nganterin". Sahut Auryn nampak tenang.

"Kamu gak bohong kan? Kamu gak nyuruh Rona buat gantiin kamu ke pesta karena gak mau dijodohin?". Jantung Auryn berdetak kencang mendengar perkataan Papanya. Aduh kok Papanya kayak cenayang sih?

"Papa apaan sih? Kenapa bawa-bawa Rona?". Tegur Sonia.

"Loh Ma, di FTV yang Papa tonton pasti ada adegan kayak gitu. Gak mau dijodohin terus nyuruh orang lain buat tukeran peran". Sonia menghembuskan nafas malas mendengar perkataan suaminya. Ini lho si Juanda Putranto pengusaha sukses yang punya perusahaan di Aussie tontonannya FTV.

"Please deh Pa, ini real life bukan FTV. Mana mungkin Auryn punya pikiran kayak gitu? Iya kan sayang?". Tanya Sonia lembut.

"Eh? Iya dong Ma. Auryn tuh tadi cuma lagi gak enak badan aja makannya bertingkah aneh". Kata Auryn kemudian berakting lesu. Sonia tentu saja panik melihat putri cantiknya yang katanya sakit.

"Astaga sayang, ya udah kamu istirahat aja. Nanti Mama suruh Bi Surti buat panggil dokter ke rumah". Kata Sonia heboh.

"Auryn gak apa-apa kok Ma, tadi cuma diare dikit. Ini masih ada yang mau diomongin apa enggak Ma, Pa? Kalau enggak Auryn pamit mau istirahat". Tanya Auryn sambil menatap Papa dan Mama-nya bergantian. Ya Tuhan, maafkan Auryn yang bohong sama orangtua. Semoga gak sakit beneran. Kalau sakit nanti gak bisa ketemu Victor.

"Sebenarnya ada hal penting yang harus Papa sampaikan, tapi...".

"Sampaikan aja Pa, gak apa-apa". Potong Auryn cepat-cepat. Auryn berharap hal penting yang hendak Papanya sampaikan adalah perjodohan yang dibatalkan karena tindakan sembrono-nya di pesta ulangtahun Arjuna.

"Gini sayang, tadi Papa bicara sama Om Jonathan. Dia tetap mau melanjutkan perjodohan ini meski tindakan kamu dipesta agak memalukan...". Sesampainya di hotel tempat berlangsungnya pesta, Sonia dan Juanda langsung menyapa Jonathan. Jonathan menanyakan dimana putri mereka, lelaki itu belum tahu nama dan wajah putri Sonia. Sonia menyebutkan gaun yang dikenakan Auryn beserta topengnya karena memang ia yang memilihkan. Begitu ciri-cirinya disebutkan, mereka bertiga langsung menatap kearah gadis yang tengah dikejar-kejar orang berkostum kodok. Juanda dan Sonia langsung meminta maaf karena tindakan putri mereka. Untung saja Jonathan tidak mempermasalahkannya, meski sedikit malu pada para tamu.

"Dilanjutin ya Pa?". Ujar Auryn lesu.

"Hih... Kirain dibatalin". Lanjutnya didalam hati.

"Untung aja gak dibatalin. Bahkan Om Jonathan sudah menyiapkan istana yang akan kamu huni kalau sudah menikah sama Arjuna".

"Hah?!". Auryn shock. Fix! Ini perjodohannya bukan kaleng-kaleng. Seniat itu sampai sudah disiapkan istana segala. Tapi Auryn gak suka sama Arjuna!

"Dan menurut Papa, agar kamu bisa dekat dengan keluarga Arjuna. Papa memutuskan kamu, Rona, Pak supir, dan Bi Surti tinggal di istana itu. Istananya bersebelahan dengan istana Om Jonathan, nanti Bi Surti bisa bantu-bantu disana juga". Jelas Juanda lagi. Benar-benar perjodohan dua keluarga ningrat ini akan terlaksana, semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Masa depan yang cerah jelas sudah di depan mata, namun Auryn enggan memilih masa depan itu.

"Tapi Pa...". Awalnya Auryn hendak menolak, namun sejenak ia mengingat sesuatu. Victor kan saudara tiri Arjuna, pemuda itu juga tinggal disana. Jadi dia bisa ketemu Victor setiap hari dong? Bisa ketemu gak cuma disekolah aja.

"Oke Pa, Auryn nurut perintah Papa aja". Sahut Auryn dengan ceria.

"Ya udahlah sebodo amat, toh Rona juga yang bakal gantiin peran gue". Batin Auryn santai.

Dan setelah kesepakatan itu, mereka semua pindah ke istana yang disiapkan Jonathan. Auryn juga meminta Bi Surti dan Pak sopir untuk tutup mulut soal pergantian peran ini. Hingga pada akhirnya keluarga Jonathan tahunya Rona adalah anak Juanda Putranto dan Auryn anak Bi Surti. Tak hanya itu saja, Rona pun kini tahu kalau perkataan Auryn waktu itu benar adanya. Arjuna William itu kelakuan emang kayak syaiton!

Kembali ke masa kini...

Rona berpose imut beberapa kali di depan cermin. Tadinya ia masih beradaptasi dengan status barunya ini, namun sekarang ia sudah terbiasa. Auryn sih sudah jelas bahagia sekali melakoni peran sebagai anak pembantu, apapun itu akan ia lakukan yang penting bisa berinteraksi dengan Victor. Tapi yang membuat Rona kaget adalah, ternyata Arjuna menyukai Auryn. Pemuda itu tidak tahu kalau Auryn yang seharusnya dijodohkan dengannya. Arjuna tahunya Auryn anak Bi Surti, meski anak Bi Surti sekalipun ia tetap suka. Ohhh... Soo sweet...

Sudah cukup mengagumi diri sendirinya, Rona berlari dengan riang turun ke lantai bawah. Suasana sepi karena Auryn dan Bi Surti sedang beres-beres di istana sebelah. Kata Auryn, Rona harus menunjukan kesan sejelek mungkin pada keluarga Jonathan. Makannya meski diundang sekalipun, Rona tidak pernah menginjakkan kaki di istana Jonathan. Lagian malas juga jika harus bertemu Arjuna. Pemuda itu selalu menjahilinya, katanya kalau mau jadi jodoh Arjuna harus dites mentalnya. Kurang ajar memang!

"Yuhuuuu... Mobil mewah gue". Seru Rona. Fasilitas yang seharusnya digunakan oleh Auryn sekarang menjadi milik Rona sepenuhnya. Bahkan mobil mini Cooper warna merah darah ini dengan bebas bisa ia kendarai. Gadis cantik berambut sebahu itu masuk ke dalam mobil dan melajukannya keluar dari pekarangan.

***

"Eh... Ada si kamseupay tuh. Kerjain yuk". Kata Bebi salah satu teman se-geng Rona. Rona sudah punya geng dong di sekolah baru, namanya Geng Gemes. Di sekolah baru hanya dua orang ini yang bisa Rona percaya; Bebi si gadis sedikit tomboy tapi manis, jabatan bodyguard Rona. Jihan si gadis kalem dan pintar, jabatan contekan berjalan Rona. Enaknya jadi Rona yang punya segalanya, bisa memanfaatkan orang semau dia. Tapi Rona gak sejahat itu kok, ia berteman dengan tulus. Bebi dan Jihan duluan yang menawarkan diri untuk jadi antek-anteknya, katanya begini; Princess Rona, jadikan kami anak buahmu. Karena Rona anak yang baik, maka ia menerimanya dengan senang hati.

"Hihihi...". Rona cekikikan dan segera menyamai laju sepeda orang didepannya.

Pim... Pim...

Karena kaget, pengendara sepeda itu hampir jatuh. Rona tertawa, gadis itu membuka kaca mobil dan berteriak.

"Hai miskin! Mau kemana nih?". Ejeknya yang membuat si pengendara itu melengos kearah lain.

"Sombong banget sih miskin! Berani Lo cuekin princess Rona?". Teriak Rona lagi. Gadis itu tidak akan berhenti mengejek sampai orang itu melihat kearahnya.

"Sombong banget sih Lo kamseupay!". Tambah Jihan sambil melempar kulit pisang ke arah gadis teman sekolah mereka yang bernama Jelly. Jelly adalah orang yang dulu membully Rona di sekolah lama. Gadis itu dulu anak orang kaya tapi jatuh miskin karena Papanya korupsi. Ia bisa bersekolah di SMA Emerald karena beasiswa. Sejak tahu Jelly satu sekolah dengannya, lagi. Rona bertekad akan balas dendam. Ia akan membuat Jelly merasakan penderitaannya dulu. Rona tidak akan membully kalau tidak ada pemicunya. Senggol bacok kalau sama Rona.

Gubrak!!

Jelly jatuh setelah dilempari kulit pisang.

"Hahahaha. Yah... Kasihan banget si kamseupay jatuh. Sakit ya? Nih duit buat Lo berobat". Ejek Rona kemudian melemparkan uang lima puluh ribu kearah Jelly. Percayalah dulu Jelly juga melakukan hal yang sama pada Rona. Setelah puas melihat Jelly yang menderita, Rona kembali melajukan mobilnya. Jelly menatap mobil Rona yang menjauh dengan kesal. Gadis itu heran bagaimana mungkin Rona yang notabene anak pembantu tiba-tiba bisa menyandang nama Putranto dibelakang namanya? Apa Rona diadopsi? Begitulah pikir Jelly.

Sementara itu di parkiran sekolah, Arjuna melamun sambil menatap sandal kelinci milik Cinderella-nya. Sebulan sudah ia berusaha mencari pujaan hatinya itu, namun sayang hasilnya nihil. Seluruh siswi di SMA Emerald sudah mencoba memakai sandal itu, barangkali ada yang cocok ukurannya tapi sayang tidak ada. Eh belum semua sih yang mencoba, satu gadis yang belum yaitu Rona. Kata Arjuna mana mungkin cewek tengil kayak Rona adalah Cinderella-nya? Mustahil! Lagian Cinderella-nya Arjuna tuh rambutnya panjang, bagus. Gak kayak Rona yang rambutnya bondol. Padahal Rona memang baru saja potong rambut. Katanya Rona mau buang sial.

"Botolnya ngarah ke Lo Bos! Truth or Dare?!". Teriak Mario dan Jefri serempak. Arjuna yang sedang melamun pun kaget.

"Eh? Gue?!". Kata Arjuna seperti orang bodoh membuat dua sobatnya berdecak malas.

"Sebulan sudah si Bos natap tuh sendal kelinci, sampai gak sadar kalau sendal itu bau salep Kalpanax". Celoteh Mario yang jelas membuat Arjuna marah.

"Sembarangan Lo! Ini sendal punyanya Cinderella gue. Kaki lo tuh bau salep Kalpanax!". Oceh Arjuna balik. Padahal sandal kelinci itu Arjuna sayang-sayang seperti anak sendiri. Mana ada bau salep Kalpanax, orang setiap hari ia disemprot pakai parfum mahal.

"Lagian nih Bos, Cinderella Lo tuh bukan anak sini. Udah berapa kaki coba yang pakai sendal itu? Gak ada hasilnya kan? Mendingan Lo move on deh". Saran Jefri.

"Gue setuju. Mending Lo mulai buka hati buat princess Rona. Lo udah dijodohin sama primadona sekolah macam Rona, Bos. Duh... Kalau gue sih langsung sikat aja". Kata Mario gemas sendiri. Pemuda itu memang genit dengan gadis-gadis cantik, apalagi kalau sama Rona. Duh... Pokoknya Mario fans nomor satu princess Rona.

"Gigi Lo gue sikat! Lo manggil cewek tengil itu Princess Rona? Hah...". Ejek Arjuna.

"Kelakuan kayak preman gitu gak pantes dipanggil princess. Dia itu pantesnya ganti kelamin terus namanya jadi Roni". Lanjut Arjuna sedikit jengkel. Lagian bisa-bisanya cewek bar-bar macam Rona dipuja-puja satu sekolah. Arjuna yang sudah sebulan tinggal tak jauh dari rumah Rona pun tahu betul bagaimana kelakuan gadis itu.

"Jangan ngomong kayak gitu Bos. Gak boleh terlalu benci sama orang, nanti suka lho". Tambah Mario. Arjuna langsung bergumam amit-amit. Kalau gak dapat Cinderella-nya, mending balik ngejar Auryn daripada sama Roni.

"Gak usah bahas si Roni lagi, gue pilih truth!".

"Gak bisa! Kita memutuskan Lo pilih dare". Kata Jefri seenaknya yang disetujui Mario.

"Lah? Ya gak bisa gitu dong! Gue pilih truth, gak mau tahu". Jelas saja Arjuna tak terima dicurangi begini. Ini kan bukan permainan dare or dare, tapi truth or dare.

"Gak seru lah Bos. Kita kan udah tahu semua rahasia Lo. Mulai dari motif sempak Lo, ukuran belalai Lo, isi folder rahasia di laptop Lo. Hmppttt...". Arjuna buru-buru membekap mulut Jefri yang asal nyerocos tanpa melihat situasi sekitar.

"Lo sengaja mau buka kartu gue ya!". Omel Arjuna. Pojokan tempat parkir itu markas murid-murid badung buat bolos atau ngerokok. Sekarang mereka tidak hanya bertiga, ada beberapa anak badung dari kelas lain juga. Kalau ada yang mendengar pembicaraan barusan, mau ditaruh mana muka Arjuna?

"Anjing! Bau banget tangan Lo!". Umpat Jefri setelah berhasil melepaskan bekapan tangan Arjuna dari mulutnya.

"Barusan gue habis garuk-garuk pantat". Sahut Arjuna sambil nyengir.

"Aku bergetar di sentuh dia, mataku terbang sampai ke langit. Tubuhnya pun indah ku pandangi, putih mulus dan seksi...". Secara kebetulan Geng Gemes turun dari mobil saat lagu ST-12 yang berjudul Putri Iklan dinyanyikan oleh murid-murid badung yang nongkrong di parkiran. Rona kan as always selalu tampil cantik meski dari atas sampai bawah barang KW. Tapi yang namanya orang cantik mau pakai apapun tetap saja terlihat mempesona.

"Tak jauh seperti sang bidadari, kan ku peluk dia sampai mati...

Rambutnya pun indah bagai putri, mirip iklan di TV...". Jefri dan Mario menganga lebar seperti murid-murid yang lain begitu melihat Rona yang berjalan dengan centil melewati mereka.

"Selamat pagi kaum kamseupay, muach". Sapa Rona sambil mengedipkan matanya.

"Uwaaahhhh...". Lemah jantung para lelaki. Kalau Rona yang menghina kok rela-rela aja ya? Arjuna sampai heran melihat tingkah teman-temannya.

"Bos, dare buat Lo tembak Rona didepan murid-murid. Kalau Lo berhasil bikin primadona sekolah sekelas Rona klepek-klepek, gue rela bayarin Lo ke warnet selama seminggu". Ujar Mario tanpa mengalihkan tatapannya dari sosok Rona. Sebenarnya Arjuna sih gak butuh dibayarin ke warnet, ia masih mampu kalau perlu warnetnya dibeli sekalian. Tapi bukan Arjuna namanya kalau menolak tantangan. Terlebih ia bersaing dengan rivalnya, Victor.

"Kasih gue waktu seminggu, gue bakal bikin Rona klepek-klepek". Arjuna tersenyum miring kemudian berjalan kearah Rona yang nyungsep gara-gara banyak gaya tanpa pikir panjang.

"Uwahhhhhh... Ini jalan kurang ajar banget bikin Princess Rona nyungsep!". Omel para lelaki sambil menginjak-injak jalan yang bersalah karena membuat Rona jatuh. Bukannya nolongin Rona, malah marahin jalan. Bebi dan Jihan juga sama saja, bukannya nolongin malah cuma teriak OMG, OMG aja.

"Ketika jalan lebih berharga ketimbang gue. Katanya gue Princess disekolah ini, omong kosong!". Dumel Rona. Dan disaat itulah sebuah tangan terulur kearahnya. Rona mendongak, sosok tampan Victor tersenyum lembut kearahnya. Entah Rona yang terlalu percaya diri atau bukan, tindakan Victor padanya itu agak berlebihan. Seperti seorang cowok yang mau PDKT. Tapi masa sih Victor menyukainya?

Ingin sekali Rona meraih tangan itu, namun satu tangan lagi terulur kearahnya. Rona menganga lebar.

"Lah Kak Juna kesambet apaan deh. Gak mungkin dia tiba-tiba baik gini, hmmm pasti cuma mau ngerjain aja. Habis ini pasti gue bakal dijorokin". Batin Rona sambil memicingkan mata ke arah Arjuna. Arjuna menaikan alisnya bingung, karena Rona terlalu lama mikir maka pemuda itu hendak meraih tangan Rona. Rona langsung menjauhkan tangannya, ia berniat menyambut tangan Victor namun kerah belakang jaket denim-nya langsung ditarik Arjuna. Seorang Princess Rona ditolong dengan tidak elitnya.

"Gak ada yang pantas menyentuh tangan Lo, selain calon tunangan lo kan?". Kata Arjuna sambil menekan kata calon tunangan agar Victor sadar diri kalau Rona ditakdirkan hanya untuknya. Tidak ada alasan yang jelas kenapa Arjuna sengaja membuat Victor cemburu. Padahal Arjuna berkali-kali bilang kalau ia tidak menyukai Rona. Hanya saja ia tidak suka seorang gadis dimanfaatkan oleh ibu dan anak yang gila harta. Arjuna tidak bodoh untuk tidak mengetahui motif Victor mendekati Rona. Jelas saja karena ingin merebut tahta yang akan diturunkan padanya.

Arjuna dan Victor melempar tatapan tajam satu sama lain. Dimata murid-murid yang tidak tahu permasalahan sebenarnya, pasti mengira Rona jadi rebutan dua Casanova sekolah itu. Rona jadi semakin besar kepala, ya ampun ia kan bukan peran utama disini tapi malah direbutin. Sementara pemeran utama yang sebenarnya tengah menatap kearah Rona dengan khawatir.

"Ya ampun udah dong kakel ganteng, jangan rebutin Rona. Ini bisa dibicarakan baik-baik". Bisik Rona begitu percaya diri. Arjuna dan Victor beralih menatap Rona, kode agar gadis itu tidak berisik.

"Upsss...". Rona menutup mulutnya rapat-rapat. Gadis itu tak sengaja melihat sosok Auryn dari kejauhan. Gawat kalau Auryn sampai salah paham, ia tidak mau gadis itu sedih karena Victor perhatian padanya. Alhasil Rona terpaksa bergelanyut manja dilengan Arjuna.

"Masih usaha juga deketin dia?". Desis Arjuna.

"Kenapa? Bukannya Lo gak suka sama dia?". Tanya Victor balik. Arjuna lantas menatap Rona yang ada disebelahnya. Gadis yang ditatap justru berkedip dengan imut seperti biasanya.

"Ya jelas lah gue gak suka, modelan kayak oncom begini. Tapi gue gak tega kalau dia terlibat dalam urusan keluarga kita. Rona gak tahu apa-apa". Batin Arjuna. Urusan persaingan dalam keluarga hanya antara ia dan Victor. Tidak perlu menarik Rona dan menjadikan gadis itu senjata.

"Gue gak suka sama dia tapi bukan berarti Lo bisa seenaknya deketin dia. Kalau Lo gak terima, gimana kalau kita sparing basket buat nentuin siapa yang pantas nyentuh tangan dia?". Tantang Arjuna. Sekali saja ia hendak melibatkan Rona. Ia janji akan menang sehingga Victor tidak mendekati Rona lagi.

"Oke, gue terima tantangan Lo. Kalau gue menang, Lo gak berhak ngelarang gue buat deketin Rona". Sahut Victor tanpa takut.

"Oke, deal! Gue pastiin Lo gak bakal bisa deketin Rona". Arjuna tersenyum remeh kearah Victor. Pemuda itu berlalu sambil merangkul pundak Rona. Rona yang dirangkul hanya bisa menganga tak percaya, kok Arjuna jadi perhatian? Ngelarang Victor mendekatinya? Masa iya cemburu. Hmmm... Tidak mungkin. Sepertinya ada yang tidak beres.

***