Aku mempersiapkan barang – barangku untuk berangkat ke sekolah setelah melewati libur musim dingin yang penuh kecemasan, aku keluar dari kamarku dengan ranselku siap untuk berangkat sekolah, namun suara berita yang sedang terpampang di layar TV menghentikan langkahku dan aku menoleh ke arah TV cepat dengan ekspresi kaget 'UJIAN MASUK UNIVERSITAS DILAKSANAKAN 2 MINGGU LAGI' aku semakin erat menggengam tali ranselku cemas akan perpisahan kami yang semakin dekat. Aku memalingkan mataku cepat dan semakin mempercepat langkahku menuju Halte Bus. Aku berlari ke depan pohon sakura dan mendongak cepat, mataku melebar melihat Yi Ahn yang bersandar santai di balkon sambil bergurau santai dengan teman – temannya. Aku mengigit bibir bawahku ragu sejenak dan membuka mulutku hendak meluapkan isi pikiranku namun suaraku tertahan, aku tidak bisa mengatakan apapun. Tiba – tiba Yi Ahn menoleh kecil dan tersenyum membalikkan badannya, melihatku berdiri diam menatapnya dari bawah pohon sakura yang gersang itu senyumnya melebar dan ia mnurunakan sikunya bersandar santai di balkon. Aku tidak mengerti apa yang terjadi saat itu, namun saat melihat senyumnya tertuju padaku, perasaanku pun berubah. Aku tidak mengungkapkan isi hatiku yang sebenarnya, aku menahan perasaanku. Seburuk apapun perasaanku, saat aku melihat senyumnya yang cerah itu, aku tidak bisa menghentikan diriku untuk tersenyum dan yakin bahwa segalanya akan baik – baik saja.
000
HARI KELULUSAN
Bunga – bunga telah bermekaran indah dan angin sejuk musim semi berhembus menyegarkan kota. Aku menghembsukan nafas panjang dan menyenderkan kepalaku ke jenela bus yang ku naiki pagi itu. Yi Ahn sangat senang bahwa ia lulus hari ini, namun entah kenapa kata – kata itu membuat suasana hatiku semakin kacau, aku membuka ponselku membaca kembali pesan yang ia kirimkan padaku tadi malam
"besok aku lulus Eun –ah, aku sangat senang."
Aku menghembuskan nafas besar dari mulutku tidak tahu bagaimana aku bisa menghadapi hari ini, aku menurunkan ponselku dan kembali menatap kosong keluar jendela. Aku berjalan dengan bahu tentunduk lesu hingga akhirnya aku sampai di depan sekolah, aku sedikit mendongakkan kepalaku menatap gedung sekolah yang biasanya membuatku tersenyum lebar. Namun kali ini tidak, melihat gedung sekolah ini membuatku ingin menangis. Aku memaksakan kakiku terus berjalan masuk ke dalam sekolah dan kakiku pun kembali terhenti pada pohon sakura yang kini telah kembali mengugurkan bunga indahnya. Aku mengeluarkan tanganku dan berusaha mengangkap kelopak kecil yang berguguran tertiup angin itu, sampai satu kelopak mendarat sendirinya tepat di tengah telapak tanganku. Melihat kelopak itu membuatku teringat akan kata – kata melankolis Hye In
"jika ada guguran kelopak bunga yang jatuh di tanganmu dengan sendirinya, maka cintamu akan bersemi dengan indah, seindah musim semi yang kau jalani."
Senyum pahit tersungging di bibirku "geojimal(1)" bantahku tidak percaya. Bibirku pun bergetar pelan dan air mata mulai menetes dari ujung mataku. Aku memejamkan mataku membuat air mata mengair semakin deras menuruni pipiku, aku menghembuskan nafas besar dari mulutku sambil menundukkan kepalaku dalam. Aku menurukan tanganku membuat kelopak bunga yang mendarat di telapakku itu terbang terbawa angin, lalu mengusap air mata yang membasahi pipiku. Aku berusaha menenangkan diriku lalu mengangkat kepalaku kembali menatap kosong pohon sakura di hadapanku sejenak dan kembali melangkahkan kakiku menuju ke kelas.
Sekolah menjadi ramai karena kedatangan para orang tua yang sudah siap menyambut anak – anaknya yang lulus hari itu dengan karangan bunga indah dan senyum cerah di wajahnya. Ponselku bergetar kecil, membuatku bergerak cepat dan melihat pemberitahuan pesan masuk yang tertera di layar ponselku, melihat dari siapa pesan itu, aku pun langsung mengalihkan pandanganku dari ponsel dan berdiri cepat menemui si pengirim pesan itu. Aku berlari keluar keluar kelas secepat yang aku bisa dan langkahku pun terhenti di depan pohon sakura, mataku tertuju pada pria yang berdiri mendongak menatap pohon yang menjulang tinggi di hadapannya dengan map kelulusan dan karangan bunga mawar putih di tangannya. Aku menghembuskan nafas besar berusaha mengendalikan diriku sejenak dan mengambil langkah berani mendekati Yi Ahn, aku terhenti di sampingnya dan ikut mendongak menatap guguran bunga yang jatuh di sekeliling kami sambil melipat tanganku kaku ke belakang. Yi Ahn tersenyum kecil
"tidakkah seharusnya kau mengucapkan selamat padaku?" timpalnya bergurau
"hmm" gumamku, aku menoleh menatapnya lurus "chukhahae(2)..." ucapku setengah hati.
Yi Ahn tersenyum lebar lalu menoleh balik menatapku lurus ia mengangkat tangannya yang bebas mengusap rambutku lalu menunduk mendekatkan wajahnya ke depan wajahku lurus, ia menurunkan tangannya dari kepalaku perlahan menuju ke pundakku dan menarikku mendekat ke arahnya. Dagu Yi Ahn terasa menempel di bahuku dan suara nafas besar yang di hembuskannya terdengar jelas di telingaku
"tidak bisakah kau masuk ke universitas yang sama denganku?" tanyanya meminta.
Aku menggerakkan tanganku perlahan ke punggungnya "apa itu permintaan?" tanyaku berusaha bergurau. Yi Ahn terasa mengangguk kecil dan menarikku semakin dekat ke arahnya, aku melingkarkan kedua tanganku ke pinggangnya namun otakku terus berputar apa yang harus aku katakan padanya kali ini. Aku menghembuskan nafas panjang sambil memejamkan mataku
"baiklah" jawabku pelan,
kepala Yi Ahn terasa bergerak kecil "benarkah?" tanyanya penuh harap
"hmm" gumamku sambil menggangguk dan menghembuskan nafas kecil.
Yi Ahn melepaskan pelukkanya cepat dan menatap mataku lurus, senyumnya yang menpuh harap merekah lebar di bibirnya
"berjanjilah, kau akan masuk ke Universitas SONGHWA bersamaku!" mintanya antusias sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
Aku melihat jari yang tersodor di hadapanku ragu, aku tidak bisa berbuat apa – apa pada situasi ini, aku pun mengangguk dengan senyum canggung dan melingkan jari kelingkingku pada jari kelingkingnya terpaksa. Tawa terdengar keluar dari mulut Yi Ahn, ia kembali memelukku erat penuh dengan kebahagiaan. Namun, kebahagiaan baginya merupakan tukutan yang ku berikan pada diriku sendiri. Otakku terus berputar bagaimana caranya aku bisa masuk ke Universitas SONGHWA dengan nilaiku yang tidak bagus ini. Aku benar – benar membawa kesialan pada diriku sendiri.
000
"NE..! UNIVERSITAS SONGHWA??"
Teriak semua teman – temanku bersamaan saat aku menceritakan kepada mereka aku ingin masuk ke Universitas SONGHWA. Yoo Jin langsung mencondongkan badannya ke arahku dan meraba keingku cepat
"hey, Yoo So Eun apa kau sakit?" tanyanya heran.
Aku menggembungkan pipiku sambil memasang ekspresi kesal mendengar pertanyaan Yoo Jin barusan, teman – temanku yang lain hanya tertawa kecil meremehkan pengumuman mengejutkanku itu. Woo Hee menopangkan dagunya santai ke atas meja sambil menujukku dengan sumpit di tangannya
"kami tidak akan percaya dengan keinginanmu yang aneh dan tiba – tiba ini, kami mengenalmu So Eun –ah" timpalnya santai disambung dengan anggukan setuju teman – temanku lainnya.
Aku menghembuskan nafas besar dari mulutku sambil menunduk lesu, Tae Hyung menoleh curiga dan membuka mulut pedasnya yang semakin menimbulkan kecurigaan "sekarang katakan pada kami, kenapa tiba – tiba kau bercita – cita masuk Univeritas SONGHWA?" tanyanya dengan tatapan curiga. Mendengar pertanyaan bagus Tae Hyung, semua teman – temanku saling melihat satu sama lain setuju dan menoleh menatapku dengan tatapan curiga yang sama menunggu jawabanku. Aku berdeham kecil memutar mataku canggung lalu berdiri mengangkat nampan makan ku berjalan cepat meninggalkan meja tanpa menjawab apapun.
***
(1)Bohong.
(2)Selamat.