Chereads / Titip Rindu / Chapter 134 - Eps.95

Chapter 134 - Eps.95

Menyendiri.....

Itulah yang saat ini Shea lakukan, dirinya kembali seperti Shea yang dulu yang pendiam, tak banyak bicara, bersikap dingin dan acuh pada orang-orang sekitar nya.

" sampai kapan Shea akan seperti ini " batin Shalu yang memandang Shea tengah duduk di ayunan dari kejauhan.

Sentuhan lembut di pundaknya, menyadarkan semua lamunan Shea. Ia sedikit mendongak pada laki-laki paruh baya yang berdiri di samping nya.

" Papi boleh duduk disini? " Shea tak bergeming pandangan nya kembali lurus pada danau buatan di hadapannya

" kata mommy, kamu nggak ikut sarapan bersama yang lainnya? " Brian kembali mencoba untuk memecahkan keheningan

" hmm " hanya gumaman itu saja yang didengar oleh Brian.

Brian menghela nafas lelah, ia sudah kehabisan cara agar putri sulungnya kembali seperti semula.

" kamu mau kemana? " tanya Brian saat menyadari bahwa Shea sudah beranjak dari duduknya.

" kamar " jawab Shea singkat, kemudian berlalu pergi dirinya pun hanya melewati Shalu tanpa menyapanya lagi.

" papi tau bagaimana sakitnya hati kamu sekarang nak... tapi rasa sakit kamu tidak sebanding dengan apa yang dirasakan Alvarez saat ini... " batin Brian sambil menatap punggung Shea yang menghilang di balik pintu kaca, Brian kembali mengingat pertemuan nya dengan Alvarez beberapa waktu lalu setelah Alvarez mengakhiri hubungannya dengan Shea

flashback On

" aku minta maaf Om, karena aku nggak bisa melanjutkan hubungan ku bersama Shea " lirih Alvarez, Brian menatap dingin pada laki-laki itu

" semua ini salah ku, yang terlalu percaya diri untuk menjadi kan Shea sebagai pendamping hidup ku, padahal sudah jelas hidup ku ti- " Alvarez tak melanjutkan ucapannya setelah melihat tatapan tajam dari sang ayah

" ALVAREZ!!!!! " bentak Haidar, Alvarez hanya tersenyum getir, tidak menghiraukan bentakan dari sang ayah

" sudah berulang kali papa katakan, jangan pernah mengatakan ucapan itu " ujar Haidar dengan dingin

" apa kamu mempermainkan perasaan Shea? " tanya Brian dengan penekanan

" lebih tepatnya, aku menghancurkan tembok cinta Shea yang sudah susah payah dia bangun om " pandangan Alvarez menerawang

Brian sudah mengepalkan tangannya, menatap Alvarez dengan penuh amarah

" aku nggak mau menghancurkan harapan Shea dengan masuk kedalam dunia ku terlalu dalam, Shea berhak bahagia bersama laki-laki yang lebih baik dan lebih sempurna dariku "

" setelah kamu memberikan cinta yang tinggi pada Shea, kamu menghempaskan nya kembali dan membuat nya hancur berkeping-keping " ujar Brian dengan penuh penekanan di setiap suku katanya, namun lagi-lagi Alvarez hanya tersenyum getir

" aku yang lebih hancur Om, saat aku harus kembali melepaskan cinta Shea yang sudah memenuhi dunia ku "

" apa maksud kamu Alvarez? "

" kardiomiopati... dan sekarang sudah masuk kedalam tahap gagal jantung " Alvarez mengatakan nya tanpa merasa ada beban sama sekali,

" hidup ku tidak akan lama lagi Om... hanya tinggal menunggu waktu " jawab Alvarez dengan santai namun bisa terlihat jelas kepedihan di sorot matanya, Haidar hanya mampu memejamkan matanya saat mendengar penuturan putra semata wayangnya.

Tubuh Brian menegang, ia sama sekali belum memercayai apa yang ia dengar saat ini, Alvarez menunjukkan hasil laboratorium pada Brian dan dengan tangan yang sedikit bergetar laki-laki paruh baya itu menerima hasil pemeriksaan medis Alvarez

" aku sudah mencari pendonor jantung yang cocok untuk ku, tapi sampai sekarang hasil nya tetap nihil... " setitik air mata menetes pada wajah laki-laki itu.

" aku nggak mau buat Shea menjadi seorang janda di usia muda... " Alvarez sedikit tersenyum, Haidar langsung memeluk Alvarez

" kamu pasti sembuh nak.... " ujar Haidar, ia menahan agar air matanya tidak jatuh, sedang kan Brian diam tak bergeming menatap lekat wajah Alvarez.

flashback Off

" maaf kan Papi yang kembali ikut menyimpan semua kebenaran dari kamu Shea " batin Brian

Shea merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, menatap langit-langit kamar, pandangan nya jauh menerawang. Senyum, suara Alvarez serta binar cinta dimata laki-laki itu terus berlalu-lalang di pikiran nya.

" kenapa kamu menghancurkan semua rasa cinta yang sudah aku bangun dengan susah payah Rez " gumam Shea, air matanya kembali menetes membasahi pelupuk mata, Shea berbaring di atas ranjang dengan memeluk kedua lututnya.

********

" Shea benar-benar hancur " ucap Janet pada laki-laki yang duduk berseberangan dengan dirinya

" dan ini semua karena sahabat Lo " ucap Janet lagi dengan penuh penekanan.

" apa Lo fikir, Alvarez nggak hancur??? bahkan mungkin saat ini dia yang paling lebih hancur... " balas laki-laki itu

" apa? lebih hancur Lo bilang? " Janet tersenyum sinis

" seharusnya sahabat Lo itu, nggak perlu bawa Shea terbang ke langit kalo pada akhirnya dia bakalan di jatuhin " perumpamaan Janet membuat lawan bicara merasa tertohok.

" mungkin juga saat ini sahabat Lo itu sedang berkutat dengan pekerjaan nya!!! " tambah Janet.

Laki-laki itu menatap tajam pada Janet yang masih bersikap santai dan tak menghiraukan tatapan itu.

" Gilang!!!!!!!! "

merasa namanya dipanggil, Gilang langsung mencari kearah sumber suara, ia melihat James berlari tunggang langgang menghampiri nya.

" ada apa? " tanya Gilang, James masih berusaha mengatur nafasnya sebelum menjawab pertanyaan sahabat nya itu

" Alvarez.... " James baru berhasil menyebutkan nama itu di sela nafas nya yang masih terengah-engah

" ada apa dengan Alvarez " raut wajah Gilang sudah di selimuti dengan kecemasan

" Alvarez pingsan.... dan sekarang di bawa kerumah sakit!! Pak Haidar sudah coba ngehubungin Lo tapi ponsel Lo nggak aktif "

" Shittttttttt!!! " Gilang geram sendiri karena dia lupa bahwa ponsel nya sudah kehabisan daya

" wait... wait... wait... tunggu bentar " serkah Janet saat James akan membawa Gilang pergi, ia menatap kedua laki-laki itu secara bergantian

" sebenarnya ada apaan sih? "

" Lo ikut gue, supaya Lo tahu apa sebenarnya yang terjadi!!! " tanpa menunggu jawaban Janet lagi, Gilang langsung menarik tangan Janet untuk mengikuti langkah nya.

Haidar sudah berdiri di depan ruangan ICU, ia hanya mampu melihat putra semata wayangnya yang selalu ia banggakan hanya dari balik kaca pembatas ruangan.

" dia pasti sadar " tepukan di pundaknya, membuat Haidar dengan cepat menghapus air matanya yang akan tumpah.

" Om, gimana sama keadaan Alvarez? " tanya Gilang yang baru saja tiba diiringi oleh James dan Janet.

Bola mata Janet terbelalak, saat melihat Alvarez yang terbaring di atas ranjang kecil dengan begitu banyak alat bantu kehidupan yang menempel pada tubuh laki-laki itu, lalu ia beralih menatap satu persatu pada keempat laki-laki yang sekarang berada di hadapannya, dan ada satu laki-laki yang juga berhasil membuat nya semakin terkejut.

" om Brian... " batin Janet

" Alvarez koma " ucap Haidar yang menatap lurus pada putranya. Gilang terduduk lemah mendengar jawaban laki-laki paruh baya itu.

" kardiomiopati, dan Alvarez sudah masuk kedalam tahap parah, yaitu gagal jantung " ucap Gilang pada Janet

Saat ini, Gilang dan Janet tengah duduk di taman rumah sakit, sedang kan James dan Brian menemani Haidar menuggu Alvarez di depan ruangan ICU.

" apa karena ini, Alvarez mengakhiri hubungan nya sama Shea? " Gilang mengangguk lemah saat pertanyaan itu terlontar dari Janet

" Alvarez punya impian besar untuk sembuh dan itu semua karena Shea... tapi semuanya sirna, karena sampe saat ini Alvarez belum menemukan pendonor jantung yang cocok... dan itu berhasil buat Alvarez putus asa " balas Gilang.

" Shea hanya kehilangan cinta, tapi Alvarez kehilangan dunia nya, dan dunia Alvarez adalah Shea... Alvarez bertahan hanya semata demi Shea, tapi semuanya hancur hingga tak tersisa... asal Lo tau, Alvarez sering pergi itu bukan hanya semata-mata karena kerjaan, tapi juga mencari pendonor jantung yang cocok untuk jiwanya, Lukas datang ke Indonesia itu juga untuk membantu merawat Alvarez mangkanya Lukas di tempat kan di rumah sakit milik keluarga Alvarez. Awalnya hanya Lukas yang tahu tentang penyakit nya, karena Alvarez nggak mau dikasihani... Dan sekarang Lo liat sendiri keadaan nya " Gilang menatap lurus ke depan.

" Shea harus tau tentang semua ini " gumam Janet

" percuma.... karena Shea udah menutup semua pintu hatinya... bahkan dia sama sekali nggak mau lagi denger nama Alvarez " balas Gilang

" maksud Lo? " Janet sedikit terkejut

" gue udah beberapa kali coba untuk ngomong sama Shea, tapi dia nggak mau denger bahkan gue sengaja ngajak Shea untuk ketemu tapi ajakan gue di tolak mentah-mentah sama dia " Gilang menyugar rambut nya kebelakang

" Om Brian... kita bisa minta bantuan om Brian, karena cuma Om Brian yang bisa ngeluluhin keras nya hati Shea " usul Janet, Gilang sedikit berfikir lalu kemudian mengangguk pertanda setuju akan usulan gadis itu

" gue nggak bisa ngebayangin gimana perasaan Shea pas ngeliat keadaan Alvarez sekarang " ucap Janet

********

Di belahan kota lain, Shea baru saja mendarat kan tubuhnya di atas bangku di salah satu caffe, dan saat ini ia sedang menunggu seseorang.

" hai... " seorang wanita hamil menghampiri Shea dan langsung duduk di seberang nya, Shea sedikit memberikan senyum pada wanita itu.

" udah lama? " tanya wanita itu

" baru Lima menit " jawab Shea

" maaf kalo gue ganggu waktu Lo... "

" to the point " pinta Shea tanpa ingin berbasa-basi lagi

" sebelum gue minta maaf karena gue pernah nampar Lo di depan umum karena kecemburuan gue, dan gue mau ngucapin terima kasih banyak sama Lo karena Lo udah pernah bantuin gue waktu itu dari laki-laki brengsek itu... "

" apa yang Lo mau dari gue? " tanya Shea dengan dingin

" gue cuma mau minta maaf sama Lo atas semua kesalahan gue selama ini "

Shea menatap wanita yang duduk di depannya, ia mencoba untuk mencari kebohongan dari sorot mata wanita itu, namun tidak dia temukan. Wanita itu benar-benar menunjukkan rasa penyesalan dan rasa bersalah nya.

" Valentine.... nggak ada yang harus di maafkan, karena nggak semua nya salah Lo " balas Shea

" gue udah tau semua nya " sambung Shea, tubuh Valentine menegang

" apa dia juga udah tahu tentang kehamilan gue " batin Valentine

" semuanya? " tanya Valentine dengan sedikit gugup

" iya... semuanya tanpa terkecuali " jawab Shea dengan santai

" tapi Lo nggak perlu khawatir karena gue nggak akan ngebocorin semua rahasia Lo, termasuk anak yang ada di dalam kandungan Lo " ucap Shea lagi

DEG!!!!!!

Jantung Valentine seakan ingin melompat keluar dari tempatnya, dengan susah payah Valentine menelan saliva nya

" g-gue... "

" Val.... gue tau, semua ini bukan semata-mata kesalahan Lo.... terkadang keadaan selalu mempermainkan kisah kita " ujar Shea dengan tatapan menerawang.

Tanpa aba-aba, Valentine langsung memeluk Shea dan seketika itu juga tangis Valentine pecah.

" maaf... maafin gue Shea..... gue udah ngehancurin hubungan Lo, hanya demi keegoisan gue... " gumam Valentine di sela-sela pelukannya, Shea hanya tersenyum kecil namun tatapan matanya kosong

" gue udah merusak kisah Lo bersama Yesaya, gue udah buat Lo terluka "

" jangan menyalahkan diri sendiri... karena semua sudah diatur " balas Shea sembari mengurai pelukannya.