Mendung tak berarti hujan, dan pasti akan ada pelangi setelah hujan sama seperti perasaan Shea saat ini. Namun meskipun begitu Shea juga harus siap dengan sesuatu yang bisa saja terjadi.
Shea berdiri di depan cermin, melihat dirinya yang sudah mengenakan dress selutut yang berlengan pendek, dengan make-up yang tidak terlalu tebal rambut nya yang kini sudah sebatas bahu ia biarkan tergerai hanya bandana kecil yang menghiasi rambutnya tak lupa juga kalung berliontin kan bintang yang sudah menghiasi leher nya.
" cantik nya princess mommy " goda Shalu yang baru saja masuk kekamar nya
" gimana penampilan aku? "
" cantik.... " Shalu mengacungkan jempolnya
" mommy mau tau nggak aku bakalan ketemu siapa malam ini? " Shalu mengerutkan keningnya, lalu menggeleng
" YESAYA... " Jawab Shea dengan senyum penuh bahagia di raut wajahnya
Shalu tak bergeming, ada kegugupan yang terlihat dari sikap nya
" Yesaya? "
" iya mom..... dia udah pulang, tadi Janet yang bilang sama aku, dan dia juga akan datang ke party Janet... akhirnya sekian lama, Yesaya pulang juga " Shea kembali memandang wajahnya di cermin
" udah hampir jam tujuh, aku berangkat dulu ya mom... takut jalannya macet "
" kamu di antar pak Yanto aja yah sayang "
" ok mom "
****
" gue takut Dan.... " Janet masih berada di kamarnya " gue nyesel nggak ngasih tau Shea dari awal... " ucapnya lagi
" tapi mau gimana lagi, Shea harus tau semua nya sebelum terlalu jauh... " balas Daniel
" gimana kalo dia benci sama gue karena ikut nyembunyiin ini " mata Janet sudah berkaca-kaca, Daniel merangkul sang adik.
Semua teman-teman Janet sudah datang, bahkan teman lama semasa sekolah pun sudah datang termasuk Samudera, Ragil, Vino, Cheryl dan Nabila yang juga sudah datang.
" Janet.... happy birthday ya..... " ucap semua teman-temannya
" makasih banyak yah, kalian udah pada dateng, silakan dinikmati hidangan nya " ucap Janet pada semua tamu undangan nya.
Janet dan Daniel menghampiri Samudera dan yang lainnya yang sedang menikmati cemilan di gazebo dekat pinggir kolam.
" gimana? dia udah datang? " tanya Vino
" katanya lagi di jalan " jawab Daniel
" eh emang beneran Yesaya udah balik? " tanya Cheryl, Janet dan Daniel hanya saling pandang lalu mengangguk
" akhirnya.... dia balik juga " ucap Nabila
" tapi kok, kalian kayak nggak antusias gitu? " tanya Cheryl yang melihat raut wajah Janet dan yang lainnya tak berekspresi
" hai guys... "
Serentak Janet dan yang lainnya mengarahkan pandangan mereka pada laki-laki yang baru saja tiba, namun ia tak datang sendiri melainkan bersama seorang wanita yang berparas cantik, mereka terlihat sangat serasi
" wuih... Yesaya, how are you brother " ucap Ragil, Samudera dan Vino Secara bergantian, lalu mereka saling berpelukan melepaskan rindu mereka
" jahat banget Lo nggak ngabarin kita "
ucap Ragil sembari mengurai pelukannya
" iya... apa Lo udah lupa sama kita semua? " tanya Samudera, sedangkan Yesaya hanya tersenyum
" oh ya, katanya sekarang Lo udah jadi pimpinan baru Wijaya Group? " tanya Vino
" sebenarnya belom resmi sih, tapi nenek gue udah minta gue untuk belajar jadi pemimpin perusahaan "
" nenek Lo ikut kesini juga? " tanya Ragil
" iya... " jawabnya singkat
" wuih sekarang udah jadi pak bos " sambung Ragil, sekali lagi Yesaya hanya tersenyum
" Lo kapan nyampe sih, soalnya Daniel ngabarin gue baru kemaren " ujar Samudera
" gue balik, dua bulan yang lalu "
" udah lama dong... bearti Lo sengaja ya nggak ngasih tau kita... sahabat macam apa Lo " hardik Ragil dengan raut wajah yang dibuat nya sekesal mungkin, Daniel dan Janet hanya saling pandang
" oh iya, dia siapa? " tanya Cheryl
Mata mereka pun tertuju pada wanita cantik di samping Yesaya
" dia orang yang udah gue ceritain ke Daniel " jawab Yesaya datar, seperti ada yang ia sembunyikan dari teman-temannya tapi tidak dari Daniel dan Janet.
" Daniel belum cerita apa-apa sama kita " ucap Samudera
" hai semua.... gue Valentine " sapa wanita yang bernama Valentine dengan tersenyum sopan
" cantik... kayak bule " gumam Ragil
" Awwww " pekik Ragil karena mendapat pukulan dari Cheryl
" Ryl... Lo apaan sih sakit tau.. " ujar Ragil, sedangkan Cheryl acuh tak acuh
" ciye kayak nya ad aroma-aroma cemburu nih... " ejek Samudera dengan memainkan kedua alisnya
" diem Lo monyet!!! " ucap Cheryl dengan ketus, membuat mereka semua tertawa kecuali Daniel dan Janet.
" emmmmmm sorry toilet dimana ya? " tanya Valentine
" dari sini Lo belok ke kanan, toilet nya paling ujung " jawab Janet
" oh ok, Sayang aku ke toilet dulu ya " ucap Valentine pada Yesaya, lalu pergi menuju toilet yang di tunjukkan oleh Janet
Mata Cheryl dan Nabila terbelalak kaget saat mendengar kalimat awal yang keluar dari mulut wanita itu
" kita nggak salah dengar kan....? " tanya Cheryl
" cewek tadi manggil Lo sayang? " sambung Nabila
" jangan-jangan- " mata Ragil dan Samudera saling beradu seakan ingin berdansa
Yesaya hanya menundukkan kepalanya tak dapat menjawab pertanyaan dari mereka berdua, sedangkan Janet dan Daniel mengalihkan pandangan mereka kearah lain, Samudera dan Ragil hanya saling lirik begitu pun Vino, membuat keadaan terlihat canggung.
" Yes... sebenarnya Lo ada hubungan pa sih sama cewek tadi? " tanya Vino
" iya... kayak ada sesuatu gitu... " sambung Ragil, dengan wajah yang sedikit mengintimidasi
" Shea... " gumam Janet, saat melihat She
Pandangan mereka semua beralih pada wanita yang baru saja masuk dengan anggun, sembari melempar kan senyum pada mereka semua, tatapan mata Shea kini sudah tertuju pada laki-laki yang selama ini ia nanti, detak jantung nya sudah bersenandung ria di dalam raganya, begitu pun sebaliknya Yesaya yang menatap Shea dengan penuh cinta namun itu justru membuat jiwanya terasa perih karena ia tau bahwa kini sudah ada pembatas yang menjulang tinggi menghalangi raganya untuk menghampiri Shea.
Ingin sekali Yesaya berlari lalu memeluk wanita yang sangat ia cintai itu, mencurahkan segala kerinduan nya yang ia pendam, sampai Yesaya tak sadar, bahwa Shea sudah berdiri di hadapan nya.
" ehemmm ehemmm " deheman dari teman-temannya menyadarkan Yesaya dari lamunannya
" kamu cantik banget malam ini " puji Yesaya membuat wajah Shea merah merona lalu
" kamu apa kabar? " tanya Yesaya
" seperti yang kamu liat, aku sehat sesuai sama apa yang kamu inginkan " ucap Shea, Shea beralih memandang Janet yang hanya diam membisu.
Shea merasa bahwa ada yang di sembunyikan oleh teman-temannya, namun karena tak ingin merusak acara Janet ia berusaha agar tetap tenang.
" Janet..... happy birthday ya... " Shea memeluk Janet dengan erat, namun tak mendapat respon dari Janet, situasi ini sama sekali diluar ekspektasi nya.
" kalian semua kenapa sih? apa ada yang nggak aku tau? " tanya Shea dengan menatap satu persatu dari mereka namun tak ada satupun yang menjawab pertanyaannya
Tak lama kemudian, Valentine pun kembali menghampiri Yesaya lalu menggandeng lengan Yesaya dengan romantis tanpa menghiraukan pandangan teman-teman Yesaya
" aduh... mampus " batin Ragil
" eh ini siapa sayang? aku baru liat, apa dia temen kamu juga? " tanya Valentine pada Yesaya,
" sayang? " gumam Shea dengan raut wajah yang tak ramah, matanya lekat menatap kedua bola mata Yesaya
" dia Shea " mata Yesaya tak berkedip memandang wajah Shea
" hai, gue Valentine calon tunangan Yesaya " ucap Valentine sembari mengulurkan tangannya pada Shea.
Shea hampir saja terjatuh, jika Daniel tak cepat menopang tubuh Shea, air mata Shea sudah mengalir di pipi mulusnya, kenyataan apa ini, kenapa ia harus mendapatkan jawaban yang sangat menyakitkan ini.
" She- "
Plakk!!!!!!
Belum sempat Yesaya menyelesaikan perkataannya, sebuah tamparan sudah mendarat di pipinya membuat semua orang terkejut, bahkan Nabila dan Cheryl membekap mulut mereka masing-masing
" hey what have you done???? " tanya Valentine dengan terkejut
Janet mencoba mendekati Shea, namun Shea mengacungkan jari nya agar Janet tak mendekatinya
" She.... "
" STOP!!!!!! " ucap Shea dengan dingin
tatapan mata Shea sudah di penuhi dengan amarah bercampur kebencian kearah Yesaya
" wait a minute, what is this actually? " tanya Valentine lagi, Namun tak di hiraukan oleh Shea
" apa ini, janji yang udah kamu kasih ke aku?dan apa ini jawaban dari menghilangnya kamu selama bertahun-tahun tanpa kabar? apa ini yang kamu sebut cinta? apa ini yang kamu sebut akan jemput dan bawa aku setelah kamu pulang? " tanya Shea dengan lantang pada Yesaya
" kamu pergi saat aku lagi terpuruk, dan kamu kasih aku seribu janji-janji manis, ngasih aku banyak harapan " seketika tangis Shea pecah
" but it's all bullshit " Shea menghapus air mata yang jatuh kepipinya sekali lagi dengan kasar
" seharusnya aku sadar saat Janet minta aku buat ngelupain kamu " sorot mata Shea sudah di penuhi kebencian saat ia menatap laki-laki di hadapannya tapi hati Shea tak menampik bahwa dirinya masih mencintainya
" terimakasih untuk semuanya, terimakasih untuk setiap mimpi yang kamu kasih untuk aku dan terimakasih udah buat aku nunggu lama hanya untuk terima sakit ini" ucap Shea, lalu pergi meninggalkan acara Janet dengan penuh luka.
" Shea... " panggil Janet, namun di halangi oleh Daniel
" biarin Shea sendiri dulu, ini nggak mudah buat dia " ucap Daniel
Janet memandang Yesaya dan Valentine secara bergantian, lalu pandangannya berhenti pada wajah tampan Yesaya
" Lo liatkan? apa ini janji yang udah Lo kasih buat Shea?? setiap hari Shea nunggu Lo... setiap hari dia berdoa supaya Yesaya nya cepet balik dan menunaikan semua janji yang dia buat!!!!!! " ucap Janet dengan sarkas
" bertahun-tahun Lo ngilang tanpa kabar, dengan setia dia nungguin Lo tanpa ngeluh!!!! dan terkadang dia nangis sendiri, saat dia ngerasa takut kalo Lo udah lupa sama dia, tapi sekali lagi karena hatinya tulus buat Lo, dia buang jauh-jauh rasa takut nya!!! " ucap Janet lagi
" Yes... sebenarnya ada hubungan apa kamu sama cewek yang namanya Shea tadi? " tanya Valentine
" Lo mau tau? " tanya Janet dengan menaikkan satu alisnya
" Shea adalah orang yang di cintai Yesaya!!! " jawab Janet dengan lantang, Valentine terdiam. Kemudian Janet meninggalkan acara nya tanpa menghiraukan mereka semua.