Chereads / Titip Rindu / Chapter 82 - Eps.43

Chapter 82 - Eps.43

" gue masih nungguin jawaban dari Lo " Yesaya sudah berpangku tangan, menunggu jawaban dari wanita di hadapannya

" siapa yang sakit? " tanya nya lagi, wanita itu menghela nafas berat

" mungkin sudah saatnya dia tau " gumam wanita itu menunduk kan kepalanya tak sanggup melihat tatapan tajam dari Yesaya

" orang yang kamu cari selama ini ada disini "

" eh kalo ngomong yang jelas " Yesaya mulai tak sabar.

*****

" Ajeng kok belom dateng ya ma? " tanya Shalu

" mungkin sebentar lagi " jawab Anita

Tok Tok Tok!!!!

" itu pasti Ajeng " ucap Shalu sambil berjalan untuk membuka pintu

" Ajeng kok lama...? " tanya Shalu saat melihat Ajeng yang sudah berdiri di depan pintu

" maaf buk " Ajeng merasa gugup

" kamu kenapa? " Shalu merasa aneh dengan sikap Ajeng

Shalu menutup mulutnya saat melihat seorang pria berdiri di belakang Ajeng

* 20 menit yang lalu *

" Shea di sakit kak, dan sudah enam bulan dia dirawat disini... " Yesaya terduduk lemas

" Shea sakit Leukemia akut, dan sekarang Shea lagi menjalani kemoterapi untuk mencegah penyebaran sel-sel kanker... Shea ngelarang aku untuk ngasih tau kakak, karena Shea nggak mau kakak sakit hati kalo suatu saat di pergi untuk selamanya " Ajeng sudah tak mampu menahan air mata nya untuk tidak jatuh

" semenjak Shea di rawat disini, seluruh keluarga jarang pulang mereka lebih banyak menghabiskan waktu disini untuk menemani Shea "

" maaf, aku nggak bermaksud untuk menutupi semua ini... Karena Shea selalu ngelarang aku buat ngasih tau kak Yesaya dan yang lainnya "

" dimana kamar nya? " Yesaya kembali berdiri

" di ruang VVIP matahari no 2 kak, kalo kakak mau kesana kita bisa bareng... tapi aku harap kakak nggak berubah pikiran saat melihat fisik Shea sekarang " ujar Ajeng dengan sedikit ragu

" gue cinta dan sayang sama Shea bukan karena fisiknya " balas Yesaya dengan wajah dingin nya

" maaf kak "

*****

" sekali lagi maafkan saya buk " lirih Ajeng

" ini bukan salah Ajeng Tante... aku yang maksa Ajeng " bela Yesaya

" siapa yang datang Shalu " Brian menghampiri mereka di luar ruangan

Brian tak kalah terkejut nya dengan Shalu saat melihat Yesaya ada di hadapannya

" Yesaya " gumam Brian.

" aku mau ketemu Shea om " sorot mata Yesaya sudah sangat memohon, dan langsung mendapat kan izin dari Brian.

Brian melihat kekhawatiran dari raut wajah Shalu

" kita nggak bisa selamanya menyembunyikan ini dari Yesaya " Brian mengusap lembut pundak Shalu.

Yesaya masih terpaku melihat Shea yang masih terbaring lemah di atas ranjang, ia memberanikan diri untuk mendekati Shea untuk melihat nya lebih dekat sejenak ia melihat bingkai foto dirinya di atas nakas beserta gelang, kalung dan jepit yang pernah ia berikan untuk Shea

" kenapa kamu rahasiain semua ini dari aku... apa aku sama sekali nggak bearti buat kamu... kenapa kamu nggak mau ngebagi rasa sakit kamu sama aku She... " gumam Yesaya

" aku udah pernah janji sama kamu, kalau aku nggak akan pernah ninggalin kamu... dan pastikan kalau kamu akan jadi milik aku selamanya " batin Yesaya yang sangat merasa terpukul saat melihat keadaan Shea saat ini

" aku ngerasa kalau aku sama sekali nggak berguna karena nggak ada di samping kamu di saat-saat masa sulit kamu " ucap Yesaya

Melihat kesedihan Yesaya yang begitu mendalam, Brian menghampiri nya menepuk pundak nya untuk memberikan Yesaya keyakinan kalau Shea pasti akan sembuh

Perlahan Shea membuka matanya, dan orang pertama yang ia lihat adalah Yesaya

" kamu.... "

" ya aku..... "

Shea mengalihkan pandangannya pada keluarga nya, disana pun ia melihat Ajeng

" sebaiknya kamu pulang sekarang " pinta Shea yang membuat Yesaya semakin kecewa atas sikapnya

" apa aku udah nggak ada artinya lagi buat kamu? "

" Yes.... kamu liat sendiri keadaan aku sekarang, hubungan kita sudah berakhir "

" siapa yang bilang...? hubungan kita nggak pernah berakhir... dan nggak akan pernah berakhir, aku nggak perduli seperti apapun keadaan kamu sekarang " penuturan Yesaya membungkam Shea

" Yes... please tinggalin aku " mata Shea sudah berkaca-kaca

" aku nggak akan pernah ninggalin kamu " Yesaya menyeka air mata Shea dengan ibu jarinya.

" kamu jahat banget, menghilang begitu aja... apa kamu nggak kangen sama aku " gurau Yesaya yang berhasil membuat Shea tersenyum di sela Isak tangisnya

*******

Sejak kejadian beberapa hari lalu, Yesaya terus menghampiri Shea di rumah sakit namun ia belum menceritakan apapun pada teman-temannya. Seperti halnya sekarang, Yesaya sudah kembali berada di ruang rawat Shea menjaganya mengganti kan Brian dan Shalu yang berada di ruang dokter, sedangkan Anita dan Gunawan sedang berada di ruang tunggu.

" maaf " ucap Shea

" aku udah maafin kamu " Yesaya mengelus pipi Shea yang terlihat sangat tirus

" anak-anak pada hawatir semua sama kamu, karena kamu ngilang nggak ada kabar "

" aku nggak mau liat kalian sedih... oh ya apa kabar Janet? " Shea teringat pada sahabat nya satu itu yang selalu membuat nya kesal dengan tingkah bar-bar nya itu

" sejak kamu nggak ada di sekolah, dia jadi sedikit lebih pendiam "

" ada gunanya juga aku ngilang kan? " Shea nampak tersenyum

" oh ya... kamu akan melanjutkan kuliah dimana? " Yesaya sedikit ragu untuk menjawab pertanyaan Shea

" Canada " jawab nya singkat, membuat Shea menunduk kan pandangan

" jangan sedih " Yesaya merengkuh tubuh Shea yang sudah semakin kurus saja kedalam pelukannya, lalu menyeka rambut Shea menggunakan jari-jarinya

Bola mata Yesaya terbelalak melihat gumpalan rambut Shea yang menyangkut di sela-sela jarinya, tentu saja ia dapat melihat dengan jelas rambut Shea yang juga ikut menipis padahal Shea sangat mencintai rambut panjangnya, Yesaya merenggangkan pelukannya pada Shea

" kamu kenapa? " Shea menoleh kearah Yesaya yang berada di sampingnya, lalu beralih pada rambut yang ada di tangan Yesaya

" rontok lagi " gumam Shea dengan senyum kecut dari wajah pucat nya

" kayaknya lama-lama aku bakalan botak deh " ucap Shea sambil memaksakan untuk tertawa

" kamu nggak sendirian ada aku... " Yesaya mengecup dahi Shea dengan penuh kasih sayang

*****

" bagaimana hasil nya dok? " tanya Brian

" hasilnya cocok, tulang sumsum anda cocok dengan Shea... kita akan segera menjadwalkan untuk operasi transplantasi tulang sumsum " jawab Abimana " dan kita juga akan terus memantau metabolisme Shea sampai tubuh nya benar-benar siap " sambung nya

Brian dan Shalu terus mengucapkan syukur, dengan anugrah yang di berikan oleh Tuhan dan sudah memberikan Shea kehidupan lagi, setelah keluar dari ruangan Abimana,

Mereka berdua langsung menghampiri Anita dan Gunawan tentang hasil pemeriksaan nya, bahkan Anita dan Gunawan pun tak kalah bersyukur nya.

Dari balik pintu, mereka berempat dapat melihat Yesaya sedang menyuapi Shea makan siangnya, tak lama kemudian mereka mendengar suara keributan di koridor membuat Yesaya ikut keluar melihat apa yang terjadi

" kalian.....? " Yesaya tak percaya bahwa teman-temannya berada disini, bahkan raut wajah Ajeng sudah terlihat sangat ketakutan ia bisa menebak kali teman-temannya pasti memaksa dan mengancam Ajeng

" selamat siang Om, Tante, Oma, Opa " sapa mereka

" maafin kita yang datang di waktu yang nggak tepat " ucap Ragil

" tapi kita bener-bener mau ketemu sama Shea... kita udah kangen banget sama Shea " ucap Janet

Membuat Brian, Shalu bahkan kedua orangtuanya tersenyum, lalu mempersilahkan mereka semua masuk dan tanpa aba-aba Janet langsung berlari terlebih dahulu di bandingkan yang lainnya

" Shea... " pekik Janet langsung memeluk Shea yang sedang duduk di kursi roda nya

" gue kangen sama Lo " untuk pertama kali nya Janet menangis

" kenapa Lo nggak ngasih tau gue kalo Lo sakit... Lo ngilang tanpa ada kabar " Janet mengurai pelukannya

" Janet Lo apaan sih, ini rumah sakit bukan hutan " seka Daniel, namun Janet tak menggubris perkataannya

" bener banget... udah kayak Tarzan Lo " sambung Ragil

" diem Lo cunguk " balas Janet

" Shea... seharusnya Lo kasih tau kita kalo Lo sakit " ucap Cheryl

" bener banget " sambung Nabila

" semenjak Lo ngilang, Yesaya uring-uring tau nggak... bahkan kita semua jadi lampiasan amarah nya " ujar Samudera yang dibuat nya sangat dramatis

" bener tu " sambung Vino

" berisik Lo pada... " ucap Yesaya, sedangkan Shea hanya senyum-senyum saja melihat tingkah mereka

" ya ampun She... rambut Lo kenapa? " celetuk Cheryl tanpa sadar membuat pandangan Meraka semua ke rambut Shea

" ini efek kemoterapi, kenapa gue jelek ya " ucap Shea dengan tersenyum tulus

" Cheryl... mulut Lo kok lemes banget sih " bisik Ragil

" sorry... gue refleks aja Gil " Cheryl merasa bersalah

" udah, gue nggak apa-apa kok " Yesaya menghampiri Shea

" Dimata aku, kamu selalu cantik " Yesaya sedikit membungkuk kan tubuhnya agar sejajar dengan Shea

" wuihhhh " goda teman-temannya

" ehemmm " deheman itu membuat Yesaya menjadi salah tingkah, karena ia tahu siapa yang berdehem itu.