Chereads / Titip Rindu / Chapter 67 - Eps.28

Chapter 67 - Eps.28

Brian dan Shalu sudah berada di salah satu caffe ternama di ibukota, dengan suasana ruang privat yang terkesan romantis mereka pun sudah memesan makanan

" Bagaimana keadaan Shea pak? " tanya Shalu yang masih sedikit gugup

" saya sudah bilang jangan panggil saya pak lagi.... " jawab Brian

" maaf kan saya " Shalu tertunduk tak berkutik

" kabar Shea baik " Brian terlihat sangat santai

Waiter sudah membawakan makanan pesanan mereka dan meletakkan di atas meja, dan berlalu pergi

" jujur saya baru tahu kalau kamu anak ibu Aisyah, sebab saat saya kesana bersama Shea, kami tidak melihat kamu "

Shalu hanya tersenyum kecil sebelum ia menjawab

" waktu itu, saya lagi berada di luar panti " jawab Shalu yang masih terlihat gugup

" di makam Vee? " Shalu menatap lekat dua bola mata Brian

" saya hanya berkunjung " balas Shalu

" setiap Minggu? " pertanyaan Brian seperti mengintimidasi Shalu saat ini

" untuk apa? " lanjut Brian,

" dan apa yang kamu dapat? " Shalu tak dapat menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan oleh Brian, membuat nya kembali menundukkan pandangan nya

" maaf.... " ucap Shalu lirih

" untuk apa kamu meminta maaf? " tanya Brian lagi, sedangkan Shalu masih tetap bungkam

" saya sudah tau semua nya... seharusnya kamu tidak perlu melakukan semua itu untuk saya, karena itu akan menyakiti diri kamu sendiri... kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kekecewaan " ucap Brian dengan nada tegas

Shalu kembali memberanikan mengangkat wajahnya memandang wajah Brian yang kini ada di hadapannya, matanya sudah memerah bahkan mata indahnya sudah berkaca-kaca

" saya melakukan nya bukan untuk anda... saya melakukan nya atas nama cinta... " butiran air mata sudah jatuh di pipi Shalu

" dan sungguh saya sama sekali tidak pernah merasakan sakit... bahkan saya sudah lebih dulu tau bahwa saya hanya akan mendapatkan sebuah kekecewaan " ucapnya lagi

" cinta saya tidak pernah menuntun untuk memaksakan diri agar dapat memiliki, karena cinta yang saya tahu itu bagaimana bisa memberi dan menerima segala kenyataan "

Shalu menyeka air matanya yang akan kembali menetes

" kita hidup satu kali, matipun satu kali, tapi cinta bisa tumbuh berkali-kali... Tapi untuk pertama kalinya saya jatuh cinta, membuat saya hidup dan mati secara bersamaan " Brian tertegun mendengar ucapan Shalu yang tulus

" namun, karena cinta yang tumbuh berkali-kali membuat hidup dan mati tak berguna, karena kekuatan cinta mengalahkan segala nya... itulah kenapa saya terus mempertahankan rasa yang mungkin saja sedikit demi sedikit akan berubah kembali menjadi hampa "

Kedua bola mata Brian beradu dengan mata Shalu, bahkan ia bisa melihat dirinya di dalam mata Shalu... Shalu beranjak dari kursinya dan melangkah untuk meninggalkan Brian

" kenapa kamu mencintai saya begitu dalam "

Langkah kaki Shalu terhenti, bahkan belum sempat ia membuka pintu ruang privat itu, Shalu kembali menghadap kebelakang melihat Brian yang juga sudah berdiri, wajah Shalu nampak tersenyum sebelum ia menjawab

" dalam cinta yang saya miliki, tak ada alasan kenapa saya mencintai anda terlalu dalam... "

Airmatanya kembali menetes, Shalu berlalu pergi meninggalkan Brian yang masih berdiam diri sana.

Brian mengusap wajahnya dengan frustasi, karena sebenarnya bukan itu yang ingin ia katakan, tapi secara tidak langsung Brian merasa bahwa dia sudah menyakiti hati Shalu.

Shalu melangkah kan kakinya keluar dari caffe, ia terus berjalan tanpa menghiraukan kan pandangan orang-orang sekitar terhadap nya.

Dia terus berjalan dengan menangis bahkan sesekali ia mengusap wajah nya dengan kesal, Shalu merasa ia tak pernah merasakan rasa sesak di hatinya seperti yang dia rasakan saat ini, sampai ia tak sanggup lagi berjalan dan memilih duduk di halte, disana ia menangis sejadi-jadinya bahkan sampai mengutuk dirinya sendiri, untung saja ia hanya sendiri duduk di halte.

" seharusnya aku tidak bertemu dengan dia lagi... seharusnya aku tidak perlu mengatakan semua nya... " gumam Shalu dalam Isak tangisnya

Seseorang, menyentuh pundak Shalu dengan lembut dan sontak membuat Shalu terkejut lalu berdiri dari duduknya.

Laki-laki yang berada di hadapannya dengan lembut menghapus air matanya dengan lembut

" maafkan saya sudah melukai hati kamu " ucapnya dengan tulus

" saya hanya ingin tau semuanya langsung dari kamu " ucapnya lagi

" maukah kamu memaafkan saya? "

Brian menundukkan kepalanya di hadapan Shalu, dia sangat menyesal sudah melontarkan pertanyaan yang menyakiti hati Shalu saat ini

" saya tidak pernah tau tentang cinta, apa kamu mau mengajarkan saya tentang cinta? "

langkah kakinya mundur kebelakang Brian membentang kan kedua tangannya di hadapan Shalu

" tolong, hapus semua kerinduan saya dan hilangkan rasa sakitnya sebuah kehilangan dari hidup saya... " ucap Brian, bahkan kini butiran air mata sudah menetes dipipi nya

" tolong berikan saya kehidupan dengan cinta yang kamu miliki " ucap Brian sekali lagi

Shalu terdiam menatap wajah Brian dengan penuh cinta, perasaan nya sekarang bercampur aduk, seketika rasa sakit nya berubah menjadi sukacita

" please... " wajah Brian terlihat sangat memohon pada Shalu.

Dengan sekejap kini Shalu berada di pelukan Brian, menangis sesenggukan di dalam dekapan Brian dan sesekali Brian melambung kan ciuman nya di puncak kepala Shalu

" thank you for loving me so deeply " bisik Brian sambil membelai lembut rambut Shalu, ia perlahan melepaskan pelukannya nya dari Shalu menatap lekat wajahnya

" will you marry me, and be the mother of Shea " ucap Brian dengan sungguh-sungguh

" mungkin ini terlalu cepat, tapi aku tidak mau memberimu luka lebih lama lagi... " ucapnya lagi mengecup kening Shalu dengan lembut

" apa Shea akan menerima ku? " tanya Shalu yang sedikit merasa ragu, Brian pun sedikit berfikir sebelum menjawab

" aku akan coba berbicara dengan Shea nanti " Brian kembali memeluk Shalu dengan erat, bahkan mereka berdua tidak memperdulikan orang-orang yang berlalu lalang di jalan

***

Hembusan angin menyapu wajah cantik Shea, duduk di ayunan halaman belakang rumah nya melihat angsa peliharaan Anita sedang berenang di danau buatan milik keluarga nya, terasa damai dan tenang.

" Shea..... " Shea melihat Ajeng yang datang menghampiri nya dengan membawa makanan ringan untuknya

" aku ganggu ya " ucap Ajeng sambil duduk di kursi samping ayunan

" nggak kok... " jawabnya dengan santai lalu kembali memandang ketiga angsa di danau

" Lo liat deh anak angsa putih itu... " tunjuk Shea, Ajeng pun mengikuti arah pandang Shea

" bahagia bukan? dia di dampingi oleh orang tuanya, berenang bersama, berjalan bersama, dan makan bersama " ucap Shea

" jangan kamu samain sama kehidupan manusia... " balas Ajeng dengan tersenyum

" ya nggak lah... gue cuma rasa iri sama kehidupan mereka " ucap Shea di tengah tawanya

" oh ya, kamu nggak ikut acar kak Kinan? " tanya Ajeng

" nggak " jawabnya singkat " lagian, yang di undang kan cuma anak kelas XII " sambungnya

" emang kak Yesaya nggak ngajak kamu? "

" awalnya dia ngajak gue, tapi gue tolak males buat ikutan " jawab Shea sambil menikmati makanannya

" ya udah, aku masuk kedalam dulu ya mau bantuin bik Ani masak untuk makan malam " Ajeng beranjak meninggalkan Shea

Brian sudah kembali kerumah bersama Shalu yang kini berdiri di sampingnya.

" Bik.... Shea mana? " tanya Brian pada bik Ani yang sibuk di dapur

" eh tuan.... sudah pulang " balas bik Ani, kemudian tersenyum saat melihat Shalu

" anu tuan, non Shalu lagi di halaman belakang... " sambung nya

" kamu tunggu sini dulu ya, aku liat Shea dulu di belakang " ucap Brian sambil beranjak menuju halaman belakang

" lagi ngapain bik? " Shalu terlihat sangat ramah dan di sambut baik oleh bik Ani

" mau masak untuk makan malam Nyonya " Jawab bik Ani dengan baik

" boleh aku bantuin? " tawar Shalu

" aduh, jangan repot-repot nyonya saya jadi nggak enak "

" jangan sungkan bik, di rumah aku juga sering masak untuk anak-anak panti "

Bik Ani tersenyum dengan ramah, tak lama Ajeng pun muncul untuk membantu mereka, Anita yang baru saja keluar dari kamarnya melihat Shalu sedang memasak dengan bik Ani, pemandangan yang sangat langkah dimatanya.

" eh.... ada tamu " sapa Anita yang langsung datang menghampiri mereka

" selamat sore buk..... " Shalu tersipu malu saat melihat Anita

" sudah lama datang nya? "

" baru aja kok buk "

" bik Ani, tolong di lanjutkan ya... saya mau ngajak Shalu ngobrol " ucap Anita dan langsung menarik tangan Shalu dengan lembut.